Wednesday, December 30, 2009

Greeting

Merry Christmas 2009

and

Happy New Year 2010


God bless us all.

Tuesday, November 10, 2009

Respon Manusia

Baru saja membaca salah satu berita di koran online berbahasa Indonesia. Berita tersebut mengenai seorang anak yang memiliki penyakit yang aneh. Bayi perempuan tersebut tidak boleh menangis. Jika menangis dia akan menjadi pucat dan biru. Bola matanya akan bergerak kebelakang dan ia menjadi kejang. Sesak dan membatu, tidak bisa bernafas. Dalam beberapa waktu, sang bayi mungil dapat meninggal seketika.

Yang menarik adalah respon dari para komentator pada artikel tersebut. Maklum, koran online tersebut membuka kesempatan untuk para pembaca mem-feed back artikel tersebut. Beberapa komentarnya adalah sbb.:

"Gua baru dengar ada penyakit seperti itu..."

"Kasihan sekali..."

"Penyakit jaman sekarang makin aneh-aneh.."

"Kalau di Indonesia itu namanya kesurupan, panggil aja Paranormal..."

"Cepat sembuh yah sayang, dunia ingin mendengar tawa mungilmu..."

(Saya sangat suka dengan respon yang terakhir).

Tentu saja itu menjadi hak kita untuk merespon apa yang ada dihati dan kepala kita, kemudian kita mengadukan jari-jari kita ke Keyboard, dan menuliskan apa yang menjadi isi kepala dan hati kita.

Yang menjadi masalah adalah mengapa yang di hati kita bisa berbeda-beda? Dari manakah asalnya pikiran-pikiran itu? Dari manakah asalnya perasaan-perasaan itu?

Saya berteori bahwa hal tersebut sangat bergantung pada perjalanan kehidupan orang tersebut. Semisal, hanya semisal, orang yang merespon dengan respon terakhir di atas adalah seorang Ibu. Dia telah mengalami; kurang lebih; pengalaman yang sama dengan anaknya, dan dia berhasil melaluinya. Tak ayal, ada nada optimisme pada komentarnya.

Yang lain mungkin jalan kehidupannya tidak bersinggungan dengan anggota keluarga yang sakit keras. Sehingga Ia memilih komentar yang netral dan tidak menyinggung siapapun.

Manusiawi, sebenarnya topik itu yang ingin diangkat di tulisan kali ini. Mungkin sang orang tua tidak bisa membaca komentar-komentar yang kita layangkan di artikel tersebut, kebetulan artikelnya berbahasa Indonesia, sementara kejadian riilnya ada di dunia barat. Tetapi setidaknya ada dukungan. Suatu doa singkat kepada Yang Maha Kuasa, dan dukungan kemanusiaan; hati nurani; bagi pembaca yang lain, yang mungkin mengalami hal yang sama.

Manusiawi, kemanusiaan, saling peduli, saling kasih, nampaknya hal tersebut menjadi masalah sangat besar di jaman serba canggih seperti sekarang ini. Manusia dapat dengan mudah memilih meninggalkan manusia lainnya dan bergaul dengan mesin-mesinnya. Tentu saja, karena mesin tidak bisa mengkritisi kita, mesin tidak bisa bergesekan dengan kita, mesin tidak bisa menyakiti hati kita, dsb. Namun coba bayangkan, suatu kehidupan tanpa kasih mesra sesama, tanpa saling membantu, tanpa tangis, tanpa pelukan. Suatu kehidupan hambar yang melaju datar di garis benang kehidupan. Apa benar itu yang kita mau??

Tuesday, September 22, 2009

Foto Profile

Gua sering memperhatikan foto-foto profil orang di tiap account situs jejaring yang aku ikuti. Semisal Facebook, Friendster, dan juga avatar di Yahoo Messenger atau tempat lain. Bermacam ragam ditampilkan. Ada yang foto narsis, the best spot mereka, perjalanan mereka ke luar negeri, foto dengan binatang peliharaan, foto dengan keluarga, dan lain sebagainya.


Yang menjadi sorotanku adalah ketika foto profil yang digunakan adalah gambar dari si pemilik account dengan satu atau orang yang dia sayangi atau kasihi. Terutama yang hanya satu orang. Untuk sepasang suami istri mungkin hal ini adalah hal yang lumrah, walaupun sebenarnya banyak juga pasangan yang tidak memasang foto mereka berdua. Namun untuk mereka yang masih dalam tahap menjajaki, ataupun mereka yang berfoto bersama sahabatnya,
menurut saya itu adalah hal yang sangat luar biasa. Aku salut kepada mereka.
Saya sendiri tidak bisa seperti itu.

(Btw, koq ini kata ganti orang pertama berubah-ubah mulai dari Gua, Aku sampai Saya yah. Bukti ketidakkonsistenan diriku nih).

Sebenarnya banyak beberapa koleksi fotoku bersama orang-orang terkasih. Ada hasrat juga sebenarnya untuk memasang foto-foto tersebut di foto profilku di Facebook, di Friendster ataupun tempat lainnya. Saat memasang itu aku seperti mendeklarasikan bahwa:
Ini lho orang yang ku kasihi. Yang dekat denganku. Yang berarti dalam hidupku dan mengisi kehidupanku.
Sebenarnya sih wajar saja yah, Tuhan menempatkan orang-orang tertentu di dalam kehidupan setiap orang. Dan memang sistemnya seperti itu. Tidak mungkin Tuhan menempatkan semua orang di dalam kehidupan seseorang. Pasti Ia akan memilih orang-orang tertentu yang akan dimasukkan dalam kehidupan orang tersebut, untuk membantu dia, untuk menjaga dia, untuk bersama dia melalui fase demi fase kehidupan. Dan aku percaya akan hal tersebut.
Namun itulah kelemahanku.
Aku tidak ingin orang tersebut tahu bahwa aku membutuhkan dia. Aku terlalu gengsi. "Emang siapa pula yang butuh loe? Gak ada loe juga gua sanggup koq bersenang-senang."

Atau pun juga keterbatasanku adalah aku tidak ingin orang lain tahu bahwa aku dekat dengan seseorang. Takut diledek-ledekin atau apalah. Takut dicap apalah oleh orang-orang lain. Takut distempel bahwa "oh.. mereka dekat, jadi jangan diganggu gugat."

Hal lain, aku takut kalau saat aku memasang foto profilku dengan teman dekat yang satu, teman dekat yang lain merasa kurang dihargai. "Oh.. ternyata selama ini gua cuma nomor dua di mata Sahat." Atau, "Oh.. ternyata dia sudah punya yang baru yah." Aku takut menimbulkan kecemburuan. Akh, begitu banyak pertimbangan dan ketakutanku.
"Sekarang coba semuanya diputar balik."
Bagaimana jikalau suatu waktu ternyata seseorang memasang fotoku bersama dia di foto profil account situs jejaring atau avatar-nya? Apa responku?
Hmm... sejujurnya, jikalau aku mengenal orang tersebut dan mengasihi dia, tentu aku akan menjadi sangat tersanjung. Aku akan berterima kasih kepadanya. Aku merasa spesial.
Tetapi kalau tidak kenal. Aku malah bertanya-tanya. Oh.. selama ini ternyata dia menghargaiku yah. Ehmm.. wow! Great! Tapi mungkin berhenti di situ saja. Aku biasanya malas untuk mengenal orang lebih dalam. Tapi biar bagaimanapun aku tetap tersanjung. Itu berarti hidupku berarti untuk orang lain. Wow! Great!

So, sebenarnya adalah hal yang baik yah memasang foto profil saat kita bersama dengan orang-orang terkasih dan tersayang. Hanya saja aku takut hal itu membuat sesuatu yang kontroversial. Mungkin bisa dengan mengganti foto profil kita sebulan dengan yang satu, sebulan lagi dengan yang lain, sebulan lagi dengan pacar, sebulan lagi dengan sahabat, sebulan dengan keluarga, sebulan dengan binatang peliharaan, sebulan sendirian, dsb. Biar adil. Tetapi nampaknya agak sulit hal tersebut saya lakukan, karena saya agak malas mengganti foto profil. Biasanya itu bisa terpajang selama 6 bulan atau bahkan sampai ditutup account tersebut.

(Ribet amat sih 'hat!! Foto profil aja mesti dipikirin segitunya)

Friday, September 18, 2009

Aurat

Tadi siang tiba-tiba gua memikirkan sesuatu yang belum pernah gua pikirkan sebelumnya.

Kenapa mesti ada Aurat? Kenapa mesti dibeda-bedakan bagian-bagian tubuh manusia? Kupikirkan itu semua sama.
Siapa yah yang pertama kali menciptakan istilah itu? Kemaluan. Dan untuk apa?
Hmm.. kenapa juga itu mesti pada bagian-bagian itu? Kenapa tidak pada hidung? Atau pada jari misalnya, atau pada jempol, atau manapun? Kenapa juga letaknya tidak pada organ dalam?
Karena menurut saya, itu sangat menentukan perkembangan fesyen manusia sampai saat ini. Jadi teringat. Ketika manusia pertama kali jatuh ke dalam dosa, setelah memakan buah terlarang, manusia itu kemudian bersembuntyi di semak-semak.

...bersembunyilah manusia itu dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman. Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya:
"Dimanakah engkau?" Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa ngkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi."

Menurut Firman TUHAN yang tertulis dalam Alkitab, sebelumnya kedua manusia itu telanjang tetapi mereka tidak merasa malu. Setelah kemudian mereka memakan buah pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat, mata mereka terbuka, mereka merasa malu, mereka menyemat daun ara dan membuat cawat. Setelah itu terjadi percakapan antara TUHAN Allah dengan Adam dan Hawa. Akhirnya, TUHAN Allah sendiri yang berinisiatif membuatkan pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya pada mereka.

Aha.. ternyata itu dia pentingnya Aurat!! Sehingga TUHAN Allah bisa mempraktekan konsep pengorbanan itu kepada manusia. TUHAN Allah mengambil pakaian pertama manusia dari kulit binatang. Entah dari binatang apa. Bisa Rusa, bisa juga Kijang, bisa juga Harimau, atau yang lain. Tetapi yang pasti Rusa itu, atau Kijang itu, atau Harimau itu, atau binatang apapun yang lain itu, tidak tahu menahu tentang dosa manusia. Binatang itu tidak tahu apa-apa. Bisa jadi binatang itu sedang berlarian ke sana ke mari ketika Manusia itu berbuat dosa. Mungkin juga binatang itu sedang bersantai-santai sambil meminum air dipinggir sungai di Taman Eden. Tetapi yang pasti saat itu tidak ada jalan pemikiran binatang itu sedang memikirkan apa yang sedang dilakukan kedua Manusia itu. Tetapi ternyata darahnya tertumpah untuk menutupi dosa manusia. Suatu konsep pengorbanan. Konsep Juruselamat. Konsep Keselamatan.

Hmm.. aku yakin itulah pentingnya Aurat. Aku yakin, tidak penting sebelah mana aurat itu, tetapi yang penting adalah dibutuhkan pengorbanan untuk menutupi Aurat itu sendiri. Aku percaya Aurat bukan masalah bagian tubuh manusia. Atau apapun yang bermanifestasi di tubuh manusia, tetapi aku yakin Aurat berbicara mengenai suatu perasaan malu dan takut ketika manusia berbuat dosa. Itulah Aurat. Maka selanjutnya Aurat disebut juga Kemaluan. Aku berpikir bahwa simbolisasi pada tubuh manusia yang Tuhan berikan dalam bentuk fisik (yang merupakan bagian kemaluan manusia) itu, hanyalah suatu tanda peringatan, bahwa manusia telah jatuh ke dalam dosa. Suatu dosa yang memulai segala penderitaan manusia. Suatu simbol yang mengingatkan bahwa manusia adalah lemah, tidak tahan godaan.

Maka seharusnya setiap kita mengingat kata Aurat, kita kaum manusia takut dan malu bahwa kita pernah sekali mengecewakan TUHAN Allah Pencipta kita. Dan Ia menyelamatkan kita dari kemaluan dengan menumpahkan darah binatang menutupi Aurat itu. Konsep pengorbanan pertama kali yang dilakukan TUHAN untuk manusia. Dan indahnya lagi, TUHAN Allah sendiri yang mengenakannya kepada manusia. Aku yakin TUHAN Allah begitu mengasihi manusia. Sehingga segala milikNya di Taman Eden adalah juga milik manusia. Bahkan ketika manusia diusir dari Taman Eden, TUHAN Allah tetap memberkatinya. Wow... Amazing.

Ada satu lagi yang menarik. Pertama jatuh dalam dosa, apa yang manusia buat. Ia menyemat daun dan membuat cawat. Sangat bodoh. Tidak menyelesaikan masalah. Ketika TUHAN Allah sendiri yang membuat pakaian, manusia itu dapat bergerak dengan leluasa seperti semula.

Hmm.. pemikiran yang aneh. Makin dipikirin, makin berkembang. Emang gua gini kali ya orangnya. Hehehe.

Wednesday, September 02, 2009

Gempa, Jakarta 2 September 2009, 7,3 Skala Richter

Ah.. tidak mungkin. Mana mungkin gedung ini rubuh karena gempa. Pikirku dalam hati. Tetapi aku pun memilih ikut berdoa saat itu. Aku memanggil nama Tuhanku sambil menuruni tangga-tangga Menara BDN, Thamrin, Jakarta. Berlari menuruni tangga bersama dengan seluruh pengunjung dan pekerja gedung tersebut.

Pukul 14:55 siang memang aku sedang berada di gedung itu. Tepatnya di lantai 26, lantai teratas gedung tersebut. Aku berada di sana sejak pukul 9-an, kebetulan memang ada pekerjaan kantor yang harus aku kerjakan di sana. Tidak ada tanda-tanda gempa sebelumnya. Tidak ada peringatan ataupun yang lainnya.

Saat itu aku sedang berdiri dari kursiku. Hmm.. aku tidak dapat mengingat kenapa aku berdiri. Kalau tidak salah aku hendak ke kamar kecil. Pada saat itulah goncangan itu terasa begitu kuat. Aku terhuyung-huyung ke sana ke mari. Dan sesaat kemudian aku sadar bahwa itu adalah gempa. Langsung teringat di benakku cerita seorang teman, Ade Rizky yang sehari-harinya memang Ia bekerja di lantai 26 gedung BDN tersebut. Ia pernah bercerita bahwa pada suatu saat terasa gempa di BDN, Ia tidak bisa berkata apa-apa. Gelas-gelas bergemeretak dan Ia hanya bisa berdoa. Kalaupun memang sudah waktunya, ya berarti itu adalah waktunya. Mengingat hal itu, tidak percaya kalau aku bisa merasakannya sendiri.

Saat itu aku bimbang antara tetap berada di tempat dan menunggu gempa usai, atau aku memilih ikut berhamburan keluar dan menyelamatkan diri. Sejujurnya, aku tidak bisa berpikir jernih dalam keadaan tersebut. Kemudian aku mendengar suara beberapa orang wanita berteriak-teriak memanggil nama Tuhannya. Aku kemudian mengambil 2 unit ponsel-ku dan kemudian aku berlari ke luar. Saat itu rasionalismeku tidak berjalan. Aku hanya mengikuti orang banyak.

Aku keluar berhamburan ke tangga bersama orang-orang banyak dan mulai menuruni anak tangga. Sambil terhuyung-huyung kami berusaha menuruni anak-anak tangga. Sampai dengan lantai 23 gempa belum berhenti. Semua orang makin panik. Kemudian aku mendengar beberapa orang nyebut. Dalam pikiranku, ah mana mungkin gedung ini runtuh. Masak sih gedung ini runtuh karena gempa. Bagaimana juga yah kalau gedung ini runtuh karena gempa? Dan dalam kondisi seperti itu aku berkata dalam hatiku:

"Ya Tuhan..."

Sampai dengan lantai 19 gempa belum juga berhenti. Beberapa sudah merasa kecapaian dan mengurangi kecepatan turunnya. Kami masih terhuyung-huyung. Sambil terhuyung-huyung, samar aku mendengar beberapa percakapan:

"Mbak ke pos Satpam aja yah, di luar. Ajak Ade sama Murni ke sana! Jangan di dalam rumah, bahaya!!". Seorang Ibu nampaknya menelpon pembantunya di rumah karena Ia mencemaskan anak-anaknya. Ia memerintahkan mereka untuk keluar rumah.

"Kamu di mana? Aku udah di tangga nih". Nampaknya sepasang kekasih, atau mungkin suami-istri sedang saling mencari dan menanyakan kabar. Aku yakin mereka bekerja di gedung yang sama.

"Oi.. ngerasain gempa gak loe!! Gua lagi di tangga turun nih." Seorang pria nampaknya menelpon sahabatnya di pihak sebelah sana. Pria ini menuruni tangga dengan lebih gontai. Sudah di lantai 12A dan gempa tidak lagi terasa.

Kemudian aku melihat seorang wanita sedang hamil tua berusaha menuruni tangga. Satu demi satu, sangat perlahan. Hmm.. ingin rasanya menolong, tapi entah apa yang bisa aku lakukan. Tidak tahu, saat itu aku memilih berlalu.

Kemudian aku terinspirasi, sambil menuruni tangga, aku meng-sms orang-orang terkasihku. Beberapa sms aku kirimkan ke sahabat-sahabatku yang berdomisili di Jakarta, sedikit menceritakan kisahku sambil tersirat menanyakan keadaan mereka. Begitu aku sudah berada di luar gedung aku menelpon keluargaku di rumah, dan meminta mereka menyalakan televisi. Aku memberikan peringatan kepada mereka, kalau-kalau akan ada bahaya Tsunami. Kebetulan yang mengangkat telepon adalah ibuku:

"Nyalain tivi ma'. Cek ada peringatan Tsunami gak. Kalau ada, biar langsung naik Taksi pergi ke arah Selatan Jakarta."

Beberapa saat kemudian aku menerima telpon dari rekanku yang mengabari bahwa pusat gempa berada di sebelah selatan pulau Jawa. Hmmm.. sedikit aku bernafas lega karena Jakarta Utara akan aman dari potensi Tsunami.

Saat di bawah dan di luar. Aku memandang ke atas gedung untuk memeriksa apakah gedung baik-baik saja. Kemudian aku mulai bertemu dengan rekan-rekanku yang lain dan kami mulai lagi bersenda gurau.

Hmm... pengalaman yang unik hari ini. Mengingatkan aku untuk selalu mengingat orang-orang terkasih dan memastikan mereka baik-baik saja.

Sunday, August 16, 2009

Blog-ku kalah dengan Facebook-ku

Blog-ku kalah nih dengan Facebook-ku. Udah beberapa lama ini aku udah gak pernah lagi update blog. Soalnya beberapa waktu terakhir ini malah lebih sering mengunjungi Facebook dari pada blog ini. Alhasil, blog ini dibiarkan terlantar deh.

Padahal sih sebenarnya Blog itu jauh lebih berguna dari pada Facebook. Dengan kita aktif sebagai Blogger, kita dipaksa untuk menulis. Jadi ingat wawancara dengan para Professor waktu dikampus dulu: "Anak muda zaman sekarang ini malas menulis. Buah pikirannya tidak dituangkan dalam bentuk tulisan." Padahal yah menurut beliau itu menulis banyak sekali manfaatnya. Selain kita bisa belajar sendiri dari tulisan kita tersebut, tulisan juga membuat suatu rekaman lintas generasi, terutama untuk generasi berikutnya.

Tapi yah bagaimana, saya ini kan penulis haus comment. Sementara itu Facebook menyajikan suatu fitur yang membuat tulisan saya gampang sekali di-comment-in, bahkan hanya tulisan singkat sedikitpun yang berupa status, bisa mendapat 100 comment sekaligus dalam waktu hanya beberapa saat. Agak berbeda dengan tawaran blogspot yang terkesan lambat untuk meninggalkan suatu comment saja. Hmmh...

Tapi biar bagaimanapun, nampaknya saya akan berusaha untuk lebih banyak menulis. Karena, dalam hati kecil saya merasa menulis buah pikiran akan lebih banyak manfaatnya dari pada sekedar membaca status dan upload foto di Facebook sana.

Monday, June 29, 2009

Rare to Write

It's been a very long time since I write in this blog. Let see, what are the updates:

1. I'm still me, with more laziness
2. I stuck in the same chapter of life
3. I... , don't know else what to write. Don't really like to write anymore, nor playing music, even my love to singing is decreasing.
4. I can not recognize my self anymore. Seems I'm at one particular phase.

God, please help me through this phase.

Sunday, June 14, 2009

ITB Choir Pre-Competition Concert 2009 Jakarta

Aku:

Waduh macet banget nih Jakarta. Ancur banget, udah jam setengah delapan kurang 5 menit masih di lampu merah Gatsu. Mana lampu merahnya lama banget lagi.


Togar: Gua taksir kita akan sampai setengah delapan pas deh pokoknya.
Rombongan di Mobil: ^@%&^(*(*&(#^&@().. Gubrak!!!
Rikka: Dari tadi juga loe ngomong gitu 'gar, tapi kita gak nyampe-nyampe tuh.

Hahahaha.. gua bisa juga tertawa kecil dalam hati bareng teman-teman di mobil. Tapi sih dalam hati sedikit stress juga gara-gara trafik Jakarta. Yakin deh pasti bakal ketinggalan 3 lagu. Hmm.. untung beberapa teman-teman yang lain udah pada di sana, jadi gak semua terlambat. Maklum, nonton konser kali ini, gua bawa pasukan Koor NHKBP Tanjung Priok Timur turut serta. Belajar dari ITB Choir yang sudah mapan terdahulu.

Begitu masuk gua langsung disuguhi pemutaran film dalam konser itu. Itu pun ternyata gua baru sadar, ternyata masih ada beberapa anggota pasukan yang berada di luar. Maak... langsung serta-merta gua turun lagi dari barisan atas, terus ke pintu utama. Langsung deh jemput anggota pasukan yang ternyata udah clingak-clinguk kayak anak ayam kehilangan induk. Begitu kami masuk, ternyata udah mulai lagu Fair Phyllis. Gua nonton berdiri pas di tengah-tengah podium pintu masuk. Gak tau gua yang salah, atau emang Choir-nya yang belum tune in yah sama konser, sehingga menurut gua pembawaan lagu itu biasa banget. Yang nyanyi kebetulan juga kelompok kecilnya, dan yang pasti gua gak menikmati banget lagu itu.

Begitu, udah kelar lagu kedua itu, gua langsung ngajak anggota pasukan naik ke barisan paling atas. Maklum, cuman sanggup membeli tiket reguler. Hmm.. kalau di lihat-lihat sih emang tiket reguler tuh udah abis. Yang VIP juga penuh. VVIP yang kosong. Tempatnya enak. Dinginnya passss. Kayak nonton bioskop rasanya. Hehehe.

Udah gua duga,
setelah mendaratkan seluruh anggota pasukan ke bangkunya masing-masing, gua berusaha tune-in dalam konser, Abendlied pasti bakal kurang Romantik. Tapi memang gak separah tahun lalu sih. Hmm.. sebenarnya suasana Romantik itu udah sedikit terbangun sih dengan musik yang diciptakan, tetapi koq suaranya tipis banget yah. Suaranya terlalu Asia untuk menyanyikan lagu-lagu Romantic. Teknik dan suasana yang dibangun sama dengan lagu sebelumnya. Padahal sebelumnya kan lagu jaman Renaisance. Gak ngerti deh... emang ilmu choir gua aja kali yah yang belum terlalu dalem.


Lagu-lagu berikutnya ITB Choir benar-benar luar biasa. Menurut gua choir ini telah berhasil menciptakan suatu pertunjukan yang bermutu kepada para penonton. Rangkaian lagu Hope, faith, life, love, Un sonet per tu, Waternight, Jokpiniana No.1 dan Karimata Nu Kuicha, membuktikan bahwa ITB Choir telah sangat berkembang. Beberapa catatan yang saya buat:

* Interpretasi musik dari Choir ini meningkat drastis. Disinyalir karena Choir ini akhirnya membuka wawasan dari Choirs lain yang juga menyanyikan lagu yang sama. Coba dengar Waternight ITB Choir tahun ini, dengan yang dibawakan 2 tahun lalu. Sangat teramat berbeda. Musik yang diciptakan lebih dapet!! Hahaha. Wacana Choir ini juga nampaknya sudah berubah. Tidak lagi berkisar mengenai teknik vokal tetapi interpretasi musik yang diciptakan.

* Kualitas tidak pernah berbohong. Jika pada lagu pertama sampai dengan lagu ke-4 teman-teman saya banyak ngobrol selama lagu, mungkin karena bosan, mulai dari lagu ke-5 ini, Hope, faith, life, love, mereka duduk terdiam, menganga. Mendengar disonan-disonan dengan overtune yang sempurna, tidak bisa tidak, orang yang bahkan tidak menyukai Paduan Suara sekalipun akan terdiam. Bahkan, ketika puncak lagu: truth.. truth.. truth.. truth.. truth.. truth.. teman-teman saya itu sentak bertepuk tangan kecil. Waah.. memang sadisss, apa yang ITB Choir tampilkan lewat lagu itu (konser lagi... konser lagi... konser lagi... ). Maak, overtune yang diciptakan, gak ada lawannya. Teramat berbeda memang menonton live concert dengan mendengarkan mp3. Aku bahkan sampai turun sedikit dari kursiku, sangking gugupnya ketika mereka masuk bagian Joy! Aku menanti-nanti bagian yang menurutku teramat riskan untuk salah. Ternyata mereka tidak salah. Rasa khawatirku itu kemudian berubah menjadi rasa puas mendengarkan overtune yang begitu banyak di sekitarku saat itu.


* Un Sonet per tu
, lagu ini memang indah sekali diciptakan. Musik yang ditampilkan bersahut-sahutan sepanjang lagu, dan musik grandioso sebagai puncak lagu memang sangat indah dikomposisikan. Tapi teramat susah dinyanyikan. Kami sebagai penikmat lagu memang enak mendengarnya, tetapi para penyanyi dirijen bersusah keras, dengan hati-hati memunculkan mana yang harus menjadi lead vocal dan accompaniment dalam setiap bagian. Wow... musiknya jelas terdengar. Memang hanya choir tingkat dunia yang bisa menampilkan ini. Yang aku sedikit tidak puas adalah tempo awal lagu yang menurutku terlalu cepat. Hmm.. bingung menimbang-nimbang apakah sang dirijen sengaja mempercepat lagu agar waktu saat di Festival nanti tidak melebihi waktu yang ditentukan panitia, atau memang lagu itu dikomposisikan seperti itu. Hmm.. kenikmatan itu tidak menjadi maksimal ketika mendengar lagu di awal agak terlalu cepat. Pun aku memperhatikan kalau puncak lagu agak kurang lambat sedikit. Hmm.. lagi-lagi aku kurang mengerti apa memang itu yang diminta lagu tersebut, atau hanya karena glosarry musikku saja yang masih terlampau sedikit. Puncak lagu pun aku merasakan kurang full. Penyanyi seperti menahan diri. Tidak semua keluar. Takut juga sih, kalau terlalu memaksa nanti overtune itu hilang.

* Jokpiniana No. 1: Sempurna!!! Yang perlu disoroti di sini adalah suara Sopran. Khusus lagu ini suara Sopran menjadi sangat luar biasa. Pada lagu-lagu lainnya, menurut hemat saya, kualitas sopran sangat kurang. Terlalu kecil dan seperti tercekik di leher. Nampaknya Sopran tidak menyisakan sedikit porsi untuk resonansi dada ikut bergetar di setiap nada. Coba dengarkan Sopran di nada rendah (misalnya lagu Un Sonet), pasti kualitasnya turun luar biasa. Namun khusus lagu ini, suara sopran menjadi sangat indah. Walaupun nada tinggi, namun blending dengan golongan suara lain pas. Dan juga suara yang dihasilkan: Padat, ringing, nyaring, berisi, sehingga tidak mengganggu. Hmm.. andai saja sepanjang konser Sopran seperti ini, pasti akan menjadi lain ceritanya.

* Karimata Nu Kuicha yang ku dengar sangat berbeda dengan tahun lalu. Kali ini musik yang diinginkan komposer sudah jadi dan berhasil dengan apik ditampilkan kepada penonton.

Sesi I aku simpulkan luar biasa (kecuali Water, yang bahkan tidak perlu ku komentari. Belum jadi.). ITB Choir tidak lagi menjadi Choir yang sedang belajar, tetapi berkembang menjadi
entertainer di setiap lagu yang dibawakan. Aku menangkap aura percaya diri yang luar biasa dalam diri mereka, entah dari mana itu berasal. Aku tidak pernah melihat itu sebelumnya, bahkan tidak pada diriku sendiri.

Sesi II nampaknya teman-temanku lebih bisa menikmati. Lagu-lagu yang dibawakan lebih ringan dan menghibur. Tentu saja tidak buatku. Ketika lagu
Sin-sin Sibatu Manikam dinyanyikan, tentu saja warga asli Batak disekitarku itu ikut bernyanyi. Hehe. Serasa di kampung halaman katanya. Beberapa catatan yang saya buat di sesi II adalah sbb.:

* Karena penyanyi jalan ke penonton,
Blending suara terpecah. Dan suara asli masing-masing penyanyi pun terdengar. Hahaha... terdengar deh kualitas aslinya.

* Bengawan solo sangat mantab dinyanyikan.

* Luk-luk lumbu, suara Sopran kembali mengecil dan seperti tercekik. Kali ini malah lebih parah. Terlalu kecil seperti tidak terdengar. Aku memang melihat barisan Sopran tidak lagi diduduki Soprano-Soprano kelas berat seperti sebelumnya. Kebanyakan adalah Soprano-Soprano baru yang berdiri di sana. Aku menjadi sangat cemas dengan Sopran.

* Lagu Soleram dan Bubuy Bulan dengan mulus dinyanyikan. Dan keindahan lagu sangat terasa. Sekali lagi,
Blending paduan suara ini maaakk.. polll banget. Gak ada matinya. Yang menarik pada lagu Bubuy Bulan bagian solo, ada bagian lonceng yang bergemerincing lebih kuat sesuai dengan aba-aba sang dirijen. Hehe... boleh juga nih manuver-nya. Suara solis Sopran sangat kecil. Nampaknya Ia sangat kecapekan. Aku pernah mendengar yang lebih bagus dari itu.

* Wor adalah lagu baru buatku. Suara solo Tenor di bagian awal sangat memukau. Cukup efektif menarik perhatian penonton. Yang menjadi catatan saya adalah, koreografi lagu ini sederhana tetapi sangat efektif. Gerakannya tidak susah tetapi sangat mendukung lagu. Luar biasa.

* Janger. Udah biasa. Tapi tetep bagus. Aku juga pernah berada di situ. Di tengah lagi. Hehehe.


Yang membuat saya terheran-heran malahan muncul pada bagian
encore.
Amor De Mi Alma.
Dinyanyikan oleh kelompok kecil saja, sementara yang lain sedang berganti kostum mempersiapkan lagu untuk yang lain. Sejenak aku menatap pada pahlawan-pahlawan ITB Choir yang ada didepanku, kelompok Rayoeth yang dengan setia mengikuti dan turut mengembangkan ITB Choir. Nampaknya mereka sangat menikmati lagu tersebut. Kualitas yang ditampilkan pun hebat. Tidak seperti tahun lalu yang dinyanyikan oleh kelompok besar tetapi seperti sedang bernyanyi Pop. Hmm... aku bisa mengerti sih kepusingan mereka dengan dana keberangkatan yang sangat minim, bahkan katanya mereka getir kalau malahan tidak jadi berangkat tahun ini. Hmmh.. setidaknya aku bisa melihat mereka menikmati lagu tersebut, menyanyikan bait demi bait dengan begitu indah. Nampaknya mereka melupakan sejenak kepusingan mereka akan pembayaran-pembayaran yang menanti di depan mata. Yang penting menikmati lagu dulu. Hehehe. Semangat!!

Kemudian Choir ini menampilkan kembali lagu Wor tetapi dengan menambah efek hujan dan guntur di awal dan akhir lagu. Aku pernah bercerita hal tersebut ke teman-temanku Koor NHKBP. Kali ini mereka melihatnya sendiri
live. Hahaha... puas rasanya bisa membuktikan pada mereka bahwa suatu Choir dapat menciptakan musik apa saja. Mulai dari gendang dangdut, sampai bunyi hujan dan guntur. Pasukan Koor NHKBP Tanjung Priok Timur seperti terheran-heran melihat pertunjukan Choir di depan mereka.

Yang sangat aneh lagi, aneh dalam arti positif, adalah ketika ITB Choir menyanyikan lagu Tanah Air. Saya ingat, seorang komentator pernah mengomentari ITB Choir 3 tahun lalu, ketika ITB Choir menampilkan lagu Tanah Air dengan seadanya di akhir konser. Walaupun itu akhir konser, tetapi bukan berarti tidak dipelajari, begitu kira-kira yang bisa disimpulkan dari komentar tersebut. Kali ini, nampaknya ITB Choir tidak ingin mengulang kesalahan yang sama. Bahkan pada saat lagu Tanah Air pun kualitas mereka tetap mereka jaga. Luar biasa!! Benar-benar Choir yang mau belajar dari kesalahannya.

Catatan umum saya:

* Suara Alto, Tenor dan Bass sudah sangat menyatu. Sayang hal ini belum diikuti sepenuhnya oleh Sopran. Teknik Sopran juga masih seperti tercekik di leher. Hmm.. semoga dalam waktu yang ada ITB Choir mampu memperbaiki dirinya menjadi lebih baik. Sempurna.

* Saya kerap melihat-lihat juara Grand Prix Europe Choir seperti Madz, APZ Tomsic, Vasna Children Choir, Utah Singers, dan yang terbaru Coro Universitario de Mendoza (maak.. keren banget), dll. Rata-rata mereka memiliki warna yang khas dan percaya diri luar biasa akan apa yang mereka tampilkan. Kedua hal penting tersebut menurut saya telah melekat dalam diri ITB Choir. Tetapi ITB Choir harus lebih belajar lagi menampilkan sesuatu yang wah keluar dari dalam hati mereka.

* Selamat kepada ITB Choir karena telah berhasil menampilkan sesuatu pertunjukan yang memukau sepanjang konser. Terus semangat dan harumkan nama bangsa di kancah Internasional. Kami akan menjadi teramat bangga, ketika ITB Choir ternyata berhasil membawa pulang piala Grand Prix Europe Choir, pertama kali, atas nama Indonesia, seperti yang dicita-citakan.

-Sahat Hutajulu

Tuesday, May 19, 2009

Hurt More

To open my window, and see those tall trees
It hurts me more...

To search those bit by bits memories
It hurts me more...

And, to think of that deep dark ocean
It hurts me even more...

Come! Hey you hurts...
I'll face you, in His beautiful love...

Thursday, May 07, 2009

WSK01


Wualah... Site ini bener-bener deh. Banyak intrik banget. Selain prosesnya yang menemui berbagai kendala, kondisi fisik site ini juga ngga banget.

Masa mau masuk ke site-nya aja mesti nyebrangin jembatan sempit selebar 20 cm sepanjang hampir 1,5 meter. Dan jaraknya bo dari tanah, mayan joget kalau jatuh.

Udah gitu site-nya Spooky abis, plus, pake pernah terkunci di dalam lagi gua seorang diri. Jam 11 malam. Sampai mesti lompat segala. Maklumlah site-nya masih dalam pembangunan. Belum ada Satpam tetap, cuma tukang-tukang dan mandor-mandor. Hahaha. Pengalaman juga nih.

Sunday, May 03, 2009

Ibadah di Sukabumi


Gereja Sidang Kristus. Jalan Gereja no.1 Sukabumi.

Puji Tuhan hari minggu sore kemarin diizinkan Tuhan ibadah di luar kota. Kalau biasanya bercokol di HKBP Tg. Priok Timur, kali ini beroleh kesempatan ibadah di tempat lain. Yang datang tidak terlalu banyak, paling sekitaran 30 orang. Pelayanan di sana pun sederhana. Tetapi suasananya sangat kekeluargaan. Atmosfir pelayanan di sini sangat baik, rasanya tidak ada maksud tersembunyi, semuanya pure untuk melayani. Terberkati pokoknya.

Walaupun ada sedikit pemandangan aneh yang gua lihat. Koq orang-orang yang datang manula semua yah? Udah berasa di Eropa gua. Yang ibadah orang tua semua, orang mudanya pada nggak ada.

Wednesday, April 29, 2009

Kerja Bareng Rince


Akhirnya..
Setelah sekian lama, akhirnya ketemu juga kerja bareng Rince. Secara kita juga berdiri di 2 perusahaan yang berbeda, ya terang aja gak pernah ketemu.

Nah, dengar-dengar dari teman, yang satu tim dengan gua, Ericsson MGW Engineer juga, sering bersinggungan kerja dengan NSN BSC Engineer, yang tidak lain tidak bukan adalah Rince. Semenjak itulah gua wondering, koq gua gak pernah ketemu si Rince.

Padahal yah, gua sama Rince sama-sama asyik orangnya dan sedikit narsis berlebih. Hahaha.

Nah, suatu pagi masuklah telpon ke HP gua dan muncullah nama berikut di monitor:

Calling

Rina_el

Langsung ketawa-ketiwi. Eh, gak taunya die mau nyamperin gua ke Sukabumi. Wuih, gua spontan langsung memikirkan bahan-bahan gosip terbaru yang perlu dikorek.

Haha, benar aja. Sepanjang hari, selain stress, ketawa-ketiwi terus, gosip mode ON, dan cerita sana-sini banyak banget.

Pokoknya satu kesimpulan deh sama kami berdua. Narsis berlebih. Hahaha.

Wednesday, April 22, 2009

Mangirdang


Sabtu lalu di rumah ada acara namanya Mangirdang, Bahasa Batak. Gua sendiri gak ngerti artinya apa. Tapi gampangnya: acara tersebut adalah suatu acara syukuran atas akan lahirnya seorang anak di sebuah keluarga baru. Semacam Nuju Bulanan kali yah. Tapi kalau ini tidak terikat dengan 7 bulannya. Hanya saja biasanya dilakukan pada waktu mendekati lahiran.

Pada acara ini, pihak keluarga wanita "hula-hula" akan diundang dan akan membawa "deke" atau ikan. Pihak keluarga pria selaku yang dikunjungi akan menyediakan makanan.

Acaranya sendiri tidak terlalu kompleks. Hanya ada:
1. Kata pembukaan
2. Suapan
3. Tabur Beras
4. Doa bersama
5. Makan bersama
6. "Mandok Hata" atau kesan pesan dari pihak keluarga kepada keluarga baru tersebut.
7. Selesai

Hmm. Asyik.. sebentar lagi punya keponakan dari Abang.

Btw, kalo dipikir-pikir, budaya suku-suku di Indonesia gak beda jauh yah? Cuma berbeda nama doang. Contain-nya sih banyakan sama.

Tuesday, April 21, 2009

Sukabumi


Janda..

Itulah satu kata yang dilontarkan hampir seluruh rekan, ketika gua bilang gua mau tugas ke kota Sukabumi.

Gua sih suka kotanya. Secara temperatur gak terlalu panas dan gak terlalu dingin. Adem lah.

Suatu malam, jalan-jalan deh gua dengan rekan untuk membuktikan kebenaran itu. Naik sedikit ke Salabintana ke suatu tempat hiburan malam. Ada sekitar 1 ha lahan dengan 10 kedai yang menyediakan berbagai minuman keras.
Gua taksir sih ini juga merupakan salah satu tempat yang dimaksud oleh rekan-rekan gua itu.

Di atas foto salah seorang pengunjung yang berhasil gua tangkep. Reseh bener rasanya kalo gua nanya-nanya, jadi cuman ngambil-ngambil gambar doang.

Fenomenal memang. Tapi gua sendiri sih gak berani nge-judge kehidupan seseorang. Pasti ada latar belakangnya lah para pelaku memilih jalan itu. Pasti ada prosesnya. Dan yah, gua berharap juga akan ada proses menuju ke arah yang lebih baik nantinya.


Perkebunan Teh Puncak


Oke banget tempatnya. Ada water sport-nya joget (juga). Enak buat jalan-jalan. Ada wisata jalan setapak juga. Naik kuda, dsb. Bagus deh untuk orang perkotaan yang udah sumpek sama namanya pekerjaan, udara kotor, maupun gedung bertingkat.

Btw, foto di atas model-nya gaya-gaya banget. Polanya tak beraturan tapi keren. Padahal gak di sengaja lho, tapi koq keren yah. Hehe.

Sunday, April 19, 2009

Mario dan Pesawat


Kemaren ngajak Mario ke Bandara. Pasalnya Opung Boru-nya mau pergi ke Medan.

Begitu lihat pesawat, sentak dia langsung lompat-lompat. Senang banget rasanya bisa lihat pesawat langsung.

Kalau gua pikir-pikir yah, perasaan gua waktu kecil juga kayak gitu, senang banget kalau lihat pesawat. Setelah itu diomong-omongin ke teman-teman, dengan sedikit gaya menyombongkan diri.

Kalau sekarang, boro-boro, lihat pesawat malah malas. Artinya perjalanan jauh. Hmmh.. masa kecil memang menyenangkan. Semuanya simple.

Thursday, April 16, 2009

Karaoke PMK 01


Rencananya sih pengen buat paduan suara. Eh, ternyata malah pada karaoke. Mudah-mudahan bisa pada ngumpul-ngumpul terus sampai tua. Hahaha.

Ex


Jalan-jalan ke ex

Sukabumi di Malam Hari


Ternyata lumayan rame

Wednesday, April 01, 2009

Cinta vs Benci

Gua sering banget mendengar, bahwa lawan kata Cinta bukanlah Benci. Melainkan Perbedaan. Sebenarnya gua belum terlalu mengerti sih apa makna tulisan-tulisan tersebut. Tapi akhirnya gua mengerti. Cinta dan Benci itu sama-sama memiliki hubungan yang dekat.

Misalnya gua Cinta dengan seseorang berarti gua berhubungan dengan orang tersebut. Sementara kalo gua benci kepada seseorang, ternyata sama, gua juga berhubungan dengan orang tersebut, walaupun mungkin hanya satu arah.

Sementara kalo perbedaan, artinya gua gak sejalan sama orang tersebut. Gua gak berhubungan dengan orang tersebut. Gua sama sekali berbeda dengan orang tersebut dan gak ada rasa apapun hasil dari relasi gua dengan orang tersebut.

Jadi gua berteori, nampaknya untuk melupakan seseorang tuh bukan dengan membencinya, melainkan melepaskannya dari relasi kita. Kayaknya begitu caranya.

Monday, March 30, 2009

Akhirnya Ketemu Juga

Udah lama pengen ketemu sama yang satu ini, akhirnya baru kemaren-kemaren bisa ketemu.

Lintang.

Anak dari salah seorang rekan kerja di kantor. Selama ini mengenal dia dari site ini aja. Kirain orangnya tuh si 'ndut nan egois. Biasa kan anak kecil gendut pada mau-maunya aja. Ternyata gak!! Orangnya baik banget. Lucu. Pemalu. Hihihihi. Sangking pemalunya, mau foto bareng ama gua aja takut banget. Ngumpet terus di belakang Papanya.

Cerita ini berawal dari kunjungan kami, para MGw Engineer - Cinca, ke rumah salah seorang Project Manager kami, keluarga Widi Utama. Kunjungan ini juga sekalian nengokin anak kedua pasangan ini yang barus saja mendarat ke Bumi. Selamat datang kalau gitu kami ucapkan ke de' Rara (panggilan sayang Mas Lintang ke adik barunya).

Lumayan, kedatangan kami disambut makanan dan minuman yang segar. Habis makan mau foto-foto sama Lintang, eh.. Lintangnya nolak. Akhirnya dengan sedikit pemaksaan dapat deh foto berikut:


Yang berhasil foto dengan Mas Lintang namanya Ekho. MGw engineer paling serem di kalangan kami. Mukanya paling sangar, tinggi besar, tapi tenang aja hatinya lembuuuuuuuuuutttt banget. Hahaha. Bisa dilihat kan Mas Lintang lagi nangis gara-gara dipaksa foto sama kami-kami. Hahaha. Pokoknya nge-fans abis.

Lepas makan-makan, lihat-lihat anggrek, sempet ngitarin komplek dan ngobrol-ngobrol sama Papanya Lintang tentang Tips mencari rumah. Mantab ilmunya. Lintang juga ikutan sama kami jalan-jalan. Emang dia tuh gak bisa jauh dari Papanya. Di akhir perjalanan, akhirnya gua memberanikan diri nanya ke Mas Lintang

Gua: Mas Lintang kenapa gak mau foto sama Om? Padahal katanya dari tadi nanya in, "mana temennya Papah? Koq gak dateng-dateng?" Eh, pas ketemu koq gak mau foto.

Lintang: Gak mau ah, orangnya gak manis.

OH MY GOD...! Baru sekali seumur hidup gua menerima hal seperti ini.

Gua: Emangnya siapa yang manis?

Lintang: Mama.

Gue: **&^*$$!*&(*&0

Hahahaha... Dasar Lintang. Awas yah kalo udah gede, kita foto an lagi. Hahahaha.

Tuesday, March 10, 2009

Tukang Servis (Again??!!)

Pagi ini waktu ngisi bensin,

Tukang Pom Bensin : Kerjanya servis yah Pak?
Gua : Hah?
Tukang Pom Bensis : Kerjanya nyervis yah Pak? Soalnya tasnya Ericsson
Gua : Oh...

Kayaknya ini udah sejuta kalinya deh kalo kerjaan gua bukan:
1. Jualan Handphone
2. Nyervis Handphone
3. Jual pulsa
4. Dsb.

Tapi gak papa. Lucu juga tuh Bapak Tukan Pom Bensin. Setidaknya dia mencoba ramah. Dan, gua cukup terhibur juga dengan usaha ramah dan senyum dia pagi ini.

Selamat Pagi Dunia!
Chayo...

Friday, March 06, 2009

Presentasi

Pagi ini tadi presentasi di depan rekan-rekan satu tim.
Hmm... gimana yah?

Sekilas, kembali teringat waktu zaman Tugas Akhir dulu.
Waktu itu tetap maksain presentasi, padahal gua bener-bener gak ngerti apa yang gua omongin.
Alhasil benar-benar stressssss.

Kemaren juga sebenarnya belum terlalu mengerti apa yang pengen gua bagiin. Sampai akhirnya, cresss.. terbersit ide apa yang akan dipresentasikan. Hmm.. pelan-pelan dikerjakan idenya, akhirnya selesai juga.

Karena ide sendiri, jadinya sedikit mengerti apa yang harus dibagikan. Kemudian, sisakan waktu 1 hari untuk belajar dan menggali. Hmm.. hasilnya lumayan. Dan akhirnya berhasil juga mengalahkan trauma Tugas Akhir. Hehehe..

Ciayo...

Tuesday, March 03, 2009

rehat bentar

agak capek kerja...

lumayan banyak juga yang baru dilakukan.
hmmh...
nge-blog bentar. Rehat.
Mengistirahatkan pikiran.
Kalau udah.

lanjut lagi...

Thursday, February 26, 2009

Ternyata Selama Ini

Gua baru sadar.

Ternyata selama ini. Dia adalah shampoo dan bukan sabun. Pantes koq setiap gua pake busanya susah bener ilangnya. Mesti dibilas ratusan kali baru lekang busanya.

Eh, tadi pagi gua baca, ternyata Lifebuoy Shampoo. Culun.

Hahahaha... langsung ganti sabun yang sebenarnya deh. Hahahaha.. serius kocak banget.

Wednesday, February 25, 2009

Sahabat

Pernahkah anda memiliki seorang Sahabat?

Seseorang yang sangat mengasihi anda?

Yang selalu setia mendampingi anda?

Di kala susah, Ia tidak lupa memberikan dukungan? Mengunjungi anda?

Atau kala anda berada di kantor polisi, dan dengan tidak segan-segan ia meninggalkan kesibukannya dan turut menyelesaikan permasalahan anda?

Atau, hanya sesederhana bercerita tentang wanita pujaan yang tersembunyi dari siapapun kecuali anda?

Jika ada,

Tanyakan apakah sahabat anda itu rela memberikan nyawanya untuk anda?

Jika "Ya",

Saya bisa pastikan, itulah kasih yang paling besar.

Saya memiliki Sahabat yang seperti itu.

Tuesday, February 24, 2009

This Feeling

This is a very strange feeling...
But, really I can not refuse it.

I really miss u...
But, of course I can not say it.

Let me just save it in my heart. Alone.

Monday, February 23, 2009

Moody

Baru aja ketawa-ketiwi dengan teman-teman, tetapi tiba-tiba gua langsung berubah drastis pendiam dan silence. Emang aneh banget deh gua. Dan sejujurnya, gua gak tahu apa yang membuat gua seperti itu. Beneran, gak ada yang gua tutup-tutupi, emang gua gak tahu kenapa gua tiba-tiba gak mood.

Apa emang hati gua udah rusak banget yah dan perlu di-refresh. Tentu aja sih, udah jarang juga makan FirTu. Mungkin itu masalahnya. Hal-hal rohani nan kekal pada masa-masa ini menjadi kurang favorit dalam hidup gua. Masalah besar banget nih gua.

Gua rasa ini masalah utama kenapa gua makin aneh banget jadi orang. Setidaknya menurut gua sendiri gua aneh. Soalnya beberapa orang bilang gua makin asyik. Tapi malahan gua makin ngerasa salah. Hmmhh.. emang hidup gak segampang yang dipikirkan sih ya.

Hanya iman deh rasanya yang bisa memberikan pengharapan. Dan hanya kasih yang membuat hidup.

Sunday, February 22, 2009

On The Second Thought

Ada beberapa hal, yang setelah gua pikir-pikir ulang, gua gak seharusnya melakukan itu.
"Bukan gitu kali, seharusnya seperti ini (sambil merebut keyboard dan mulai mencontohkan apa yang dia pertanyakan)."
Kejadiannya teman gua sedang minta diajari sesuatu. Instead of membantu, gua malah menyombongkan kemampuan gua itu kepada dia. On the second thought, dia juga kan punya kemampuan teknis lain yang gua nggak tahu. Dan emang sebenarnya pengetahuan adalah seperti itu: untuk dinformasikan, diteruskan, bukan untuk disombong-sombongkan dan merasa lebih. Sama sekali tidak! Pengetahuan hanyalah masalah kegigihan mencari informasi.
"Gak ah, mendingan hari rabu aja. Soalnya gini.. gini.. gini.. gini.. gini.. gini.. gini.."
Perihal membuat janji dengan teman-teman di hari senin yang gua gak bisa. Jadi mulai deh menghasut-hasut sana sini dengan memberikan analisa-analisa dan argumen-argumen yang membuat hari Rabu adalah hari yang paling oke. On the second thought, mendingan gua jujur aja waktu itu, gua gak bisa hari Senin karena sudah ada janji dengan yang lain. Kan gak semua acara juga mesti gua ikutin.
"Yah ini mah masih lumayan lah..."
Ceritanya teman gua bertanya perihal paduan suara yang sedang tampil di depan kami. On the second thought, harusnya gua bilang aja "gak tau". Karena waktu itu gua juga belum punya pandangan yang objektif dan komprehensif tentang bagus atau tidaknya kualitas suatu paduan suara. Cuman gua terlalu lame untuk mengakui itu. Hiks.

Dan, sebenarnya masih banyak lagi hal-hal yang seharusnya dapat kita respon dengan lebih positif, jikalau kita mau melepas ego kesombongan kita, atau ketidakjujuran kita.

Hmmhh.. manusia. Kita memang harus terus belajar menjadi lebih baik.

Tuesday, February 17, 2009

Yang Paling Gua Suka di Facebook

Yang paling gua suka di facebook adalah fitur "tag" foto. Buat gua itu fitur andalan banget.

Secara dengan nge-tag foto, kita secara otomatis membuat personal-personal yang kita tag, menjadikan foto itu juga milik dia. Gua sendiri sudah memiliki 80 foto, padahal belom pernah sekalipun nge-upload foto. Temen-temen gua aja yang dengan baik nge-tag gua difoto-foto tersebut.

Yang paling keren lagi adalah, kita dapat dengan mudah memberikan suatu komentar di bawah foto tersebut. Alhasil, makin banyak yang di-tag, makin banyak pembahasan dan makin banyak yang lucu-lucu. Contohnya adalah foto gua yang di sini. Serius kocak banget yang ini. Hehehehe.

Anyway btw busway on the way. Satu hal lagi yang lucu dengan facebook adalah: status facebook. Dengan mudah setiap orang bisa memberikan komentar di status itu. Makanya setiap gua membuat status tertentu langsung aja berjuta komentar menyerang. Makanya, gak jarang gua harus mengganti status gua di facebook.

Kesimpulannya: "facebook seru juga".

Friday, February 06, 2009

Have Another Blog

Since this blog has too many readers, so I decided to create another blog. Place where I can write everything. Surely, everything. Hmm... I supposed only me, the blog and God who follow this blog. It's fine, sometimes I just need to write for my self. My truly self.

Therefore, I'm not gonna share this blog to you readers, and I'm sorry for that. It's just too private. And also, I use anonymous for every detail profiles in that blog.

Yet, that is the base purpose of a blog anyway, so a person can reread his/her life someday in the future, and take a lessons from there. Do you reread your blog often? I do. And I use to remind, what was the lesson in it.

What I'm trying to say is: it's really nice to have a blog, who just me to read it. Even a very secret thing I can wrote it down there. I just like the sensation. My secrets, it's actually out there. People read it. But, they never know who is written it.

Wednesday, January 28, 2009

Pelajaran Dari Para Driver

Notabennya Departemen yang gua huni saat ini memiliki 5 armada mobil pengantar + 5 orang pengemudi (driver) nya. Terkadang kalau pekerjaan lagi penat, driver-driver ini adalah orang-orang yang asyik banget diajak ngobrol. Tentang banyak hal. Sambil menikmati indahnya Jakarta di malam hari, ngborol-ngobrol nglalur ngidul dan banyak sekali mendapatkan hal berharga. Berikut beberapa hal yang menurut gua inspiring banget belakangan.
Gue: Males banget kali pak gue..
Driver: Gue juga males kali bos. Tapi kalo gak dipaksain yah gak akan pernah bisa sih.
Pembicaraan kali itu perihal kemalasan gua nyuci mobil. Sebenarnya pernyataan dia itu cukup menjawab pertanyaan besar gua selama ini:
Gimana caranya mengatasi kemalasan?
sebab, biasanya kalau alasannya udah males pasti gua menyerah. Hmm.. nice answer dari pak driver yang satu itu.

Pada kesempatan lain.
Gue: Siapa Pak yang nelpon?
Driver: Temen, dia kuncinya hilang. Tadi sih duduk di situ, di tempat bos duduk. Baca koran.
Gue: Oh... gak ada tuh.
waktu berlalu beberapa detik.
Driver: Bos, maaf bos, coba tolong lihat dong bos di bawah sana. Kesian.
Spontan gua kaget banget mendengar kata itu: "Kesian." Udah lama banget gua gak mengerti akan hal tersebut. Mungkin karena udah kelamaan tinggal di kota Jakarta yang penat ini, membuat kasih gua menjadi luntur dan pendek. Udah lama juga gua gak mencurahkan kasih gua ke orang lain dengan total seperti itu. Setidaknya kasih yang mengharuskan gua sedikit berusaha. Biasanya gua akan langsung bilang gak bisa or gak ada. Atau, itu kan urusan loe. Hmm.. kali ini gua diingatkan. Entah dari mana pengaruh yang membuat kasih gua putus dan pendek seperti itu. Tapi nampaknya gua harus kembali berubah seperti dulu. Tulus membantu orang dan mau membantu orang.

Beberapa saat gua mencari sekeliling bangku di samping bangku kemudi yang sedang gua duduki. Dan ternyata memang kuncinya berada di situ. Akhirnya, kunci ketemu dan dikembalikan kepada driver lain yang membutuhkan itu. Gila, ketidakpedulian gua itu parah ternyata.

Terima kasih kepada para bapak-bapak driver, yang selalu setia menemani dan mengajar-ajari anak muda yang satu ini. Semoga bapak-bapak sekalian beserta keluarga diberkati Tuhan. Amin.

Thursday, January 22, 2009

Nampaknya Nyokap Tertipu

Saat sedang berada di kantor klien kemarin, tiba-tiba abang ipar gua telpon ke nomor gua. Dikarenakan nyokap paginya kurang sehat jadi gua agak sedikit cemas dan telpon balik ke nomor tersebut tapi sibuk terus. Akhirnya gua menghubungi rumah, dan ada Kakak gua yang angkat. Katanya Nyokap lagi di Cempaka Mas dia dapet undian berhadiah.

Zaman gini... ada undian berhadiah yang terlintas di otak gua adalah penipuan, penipuan dan penipuan. Kemudian mulailah gua bertanya-tanya ke Nyokap:

Gue: Kenapa mih?
Nyokap: Iya, dari tadi saya ditelponin terus. Terus menerus, jadinya saya ke sini. Ini lho, tadi ada undian gosoknya. Saya gosok, saya dapat Platinum. Kalau platinum katanya dapat potongan 75%. Jadi beli barangnya 1/4 harga. Ini dapat 4 barang:
1. Air Cooler, harganya 5 juta-an
2. DVD Home Theatre, harganya 5 juta-an
3. Accupunture Massager, harganya 5 juta-an

Jadi harusnya total 16 juta, nyokap bisa dapet ketiganya dengan harga 4 juta. Selain itu juga dapat hadiah langsung berupa distiller air minum dan termos.

Begitu udah tau seperti itu, spontan gua tahu itu penipuan. Jadi gua udah bilang ke nyokap. Gak usah diambil.

Eh, begitu gua nyampe rumah pulang dari kantor, ternyata barang-barang tersebut udah ada di rumah. Wadoh.. berabe banget deh ini. Mana nyokap pake kartu kredit gua lagi bayarnya. Langsung gua cek-cek deh barang tersebut:
1. Kartu garansi. Tulisan garansi 1 tahun, dicoret menjadi garansi servis gratis 2 tahun.
2. Gak ada Barcode pada 4 item. Yang ada hanya pada distiller air minum, Barcode-nya menandakan barang tersebut dari Malaysia.
3. Gua cek website g8-great www.g8-great.com yang tertera, tulisannya: this website is currently closed.
Terus gua bandingin harganya dengan produk-produk merk lain, dan memang harganya cuman sekitar 1 jutaan per item. Gak terlalu rugi juga. Tapi yah, salah beli menurut gua. Seharusnya bulan ini kan beli:
1. Lemari Es
2. Pompa air otomatis
3. Sofa
Jadi ditunda berbulan-bulan deh gara-gara ini.

Nyokap sih bilangnya dia di hipnotis. Hmm... gua agak gak percaya sih sama begituan. Setelah ini nampaknya gua tidak akan memberikan kartu kredit gua lagi ke Nyokap. Dia setuju. Dia akan memberikan penggantian uang barang yang Dia beli ke gua.

Dan karena trauma, Nyokap males liat barang-barang itu di sana. Alhasil, bakal dikasiin deh ke anak-anaknya satu-satu. Hahahaha.. pas juga sih. Ada 5 anak, ada 5 barang. Yang ditipu nyokap, yang untung anak-anaknya.

Ada-ada saja...

Btw, kejadian yang sama juga menimpa keluarga lain. Bisa dibaca di sini. Kalau sudah begini, hmm.. biar Tuhan saja yang menjadi Hakim. Gua sih suka-suka aja punya barang baru.

Tuesday, January 20, 2009

Bugh vs Jazzy

Bugh itu adalah motor gua B 6271 UGH, sementara Jazzy adalah mobil gua B 1410 JZ. Gua sih cinta mati ama mereka berdua, sebenarnya lebih ke si Bugh si selama ini. Secara gua lebih suka sesuatu yang cepat, ringkas, padat.

Gua suka si Bugh karena:
- Dia itu cepat, efisien dan efektif di tengah kemacetan Jakarta
- Mesinnya halus
- Bisa di ajak ngebut

Sementara gua suka si Jazzy karena:
- Nyaman
- Bisa sambil dengerin musik + Karaoke (ini nilainya tinggi banget)

Baru aja tadi gua menemukan lagi Album Closer-Josh Groban di mobil gua. Itu artinya, sampai beberapa saat ini, kayaknya gua prefer Jazzy deh.

Bayangkan, sambil mendengarkan alunan musik nan indah, melihat pemandangan lingkar luar Jakarta nan cerah, gak pake macet, meluncur dengan kecepatan stabil dan santai. Iya banget deh si Jazzy belakangan ini. Udah gitu Premium turun lagi. Jadi untuk sementara.. Bye.. bye.. Bugh. Tetep gua pakai koq untuk jarak pendek. Hehehe..

Love them both.

Friday, January 16, 2009

Will Never Break the Law Anymore

Jumat, 19 Desember 2008, Hukum bertindak tegas terhadap gua.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah hidup gua, gua berada di posisi tepat 1 meter di depan seorang hakim. Pasalnya, 2 minggu sebelum itu gua dengan santainya (dan biasanya juga gitu) berputar di U turn ke arah yang berlawanan. Ditemani dengan si Bugh, Supra kesayangan gua, gua membelok dan tepat berhadapan dengan sebuah truk kontainer besar.

Sebenarnya waktu itu ada beberapa motor yang membelok, sialnya, hanya gua yang terjebak paling dalam ke papasan dengan kontainer. Sejujurnya, sedikit lagi gua terjepit oleh kontainer itu. Tapi yah namanya pengendara motor, semua juga dijadiin jalan.

Dan tiba-tiba, muncullah, seseorang berseragam polisi, lengkap dengan kacamata raybend, menutup kedua matanya. Gua tertangkap basah. Dia menilang gua dan gua gak bisa berkata apa-apa lagi. Secara gua sukanya sesuatu yang instan, jadi gua tawarkanlah berdamai di tempat. Tapi ditolak tuh... Mungkin dia udah kesel banget kali yah, karena untuk menangkap gua dia mesti berlari-lari berdampingan dengan kontainer itu. Hihihihi... Olah raga juga tuh Pak Polisi.

However, gua langsung panik. Seumur hidup gua, gua baru 2 (dua) kali di tilang naik motor, dan semuanya itu berlangsung dengan damai dan cepat. Gak pake sidang-sidangan. Kali ini gua mesti sidang. Dan itu, somehow, membuat gua afraid.

Jadilah gua bertanya-tanya ke semua mantan-mantan pelaku pelanggaran itu. Mereka semua merespon dengan:
"tenang aja... semua itu gampang diatur"
sementara gua sendiri mengumpat dalam hati:
"gimana bisa tenang orang gua bentar lagi di sidang"
Sialnya lagi, jadwal sidang gua tersebut bertepatan dengan rencana jadwal gua untuk presentasi Knowledge Sharing di kantor. Dan karena gua panik, gua lebih memilih sidang.

Ternyata sidang itu berlangsung sangat cepat dan efektif. Kecuali, ada satu bagian yang bikin bete banget. Kira-kira begini runut persidangannya:

1. Datang ke Pengadilan yang dituju, alamatnya ada di Surat Tilang yang diberi Polantas.
2. Cari nomor tilang dan kemudian catat nomor sidang.
3. Serahkan surat tilang tersebut ke petugas yang berada di depan sebelah kiri Hakim, kemudian tunggu sampai nama dan alamat disebutkan.
4. Begitu nama anda dipanggil, anda akan berhadapan langsung dengan Hakim
5. Anda akan diminta menyebutkan kesalahan anda, jawablah dengan jujur
6. Denda yang dikenakan akan dibacakan + 1000 rupiah biaya administrasi
7. Pergi ke Kasir pembayaran denda (di sinilah terdapat banyak calo yang menyelak). Kasir tersebut terdapat dua petugas. Satu petugas khusus melayani para calo, sementara satu lagi melayani orang-orang yang ditilang. Petugas tersebut suaranya sangat kecil. Sementara ia diharuskan menyebut nama orang satu persatu. Ditambah, yang sangat menyebalkan, suara para calo itu yang sangat keras-keras bersenda gurau, membuat suara petugas sama sekali tidak terdengar.
8. Bayar denda dan ambilah SIM anda.

Demikian prosesnya. Sangat mudah diikuti dan berlangsung sangat cepat. Kurang dari satu jam.

Tapi untuk itu pula, gua udah males kalo disuruh balik lagi ke sana. Udah cukuplah pengalaman gua. Makanya gua berjanji will never break the law anymore. Hope I can do it.

Wednesday, January 14, 2009

Cinca

Kata baru di dunia per-engineer-an MGW Indosat. Kata ini diperuntukan kepada seluruh MGW Engineer Ericsson yang memegang project Indosat. Tidak tanggung-tanggung, kata ini sudah mulai merabah ke dunia peremailan internal Project Indosat Ericsson. Nampaknya hal ini membuat para manajer bingung juga.

Belakangan, mahluk paling Macho di kalangan para MGW Engineer Project Indosat, Andhi Ekho Ariawan, akhirnya menyerah juga dan bersedia disebut dengan panggilan Cinca. Walaupun, rasanya "ngga banget", tetapi keadilan tetap harus ditegakkan, nama depan untuk kami berlaku untuk semuanya. Ketika dilangsir ke mahluk bersangkutan, beliau menjawab:

"cinca-cincalah... cinca balsem..."

Dilain pihak panggilan baru ini memang menimbulkan beberapa efek negatif. Satu diantaranya adalah lidah dan bibir para MGW Engineer sekarang mulai mengsong. Dikarenakan selain menggunakan panggilan Cinca, bahasa yang digunakan pada percakapan biasa juga mengikuti lafalan cinca tersebyut. (Tyuh khan.. gua cadhi ikhyut-ikhutyan... .Red)

Tuesday, January 13, 2009

Biarkan Hanya Aku dan Tuhanku yang Tahu

Kemarin lampu padam di rumahku. Mungkin petugas PLN mengalami kesulitan karena hujan yang sangat deras dan angin yang sangat kencang. Maghrib sudah datang, dan sang surya sudah tenggelam. Warna kemerahan di langit juga sudah hilang.

Aku menyalakan tiga batang lilin. Masing-masing di ruang tamu, ruang keluarga dan ruang makan. Seraya mengambil makanan ke piring ku, aku berbicara kepada Tuhanku. Ditemani derasnya hujan dan kencangnya angin aku berbicara kepada penciptaku. Pembicaraan itu sangat pribadi. Tidak pernah ada yang tahu selain aku dan Tuhanku.

Suatu topik yang sangat karib antara aku dan Dia. Aku menumpahkan segalanya. Semuanya. Aku tahu Dia mendengar. Sampai muncullah tiga pertanyaan kepada diriku sendiri. Aku tak mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.

Pun begitu, lilin itu menjadi saksi percakapanku denganNya. Lilin itu mendengar segalanya. Begitu pula dengan dinding-dinding itu. Aku berharap bunyi deras hujan membuat samar kata-kataku.

Dan untuk segala sesuatu yang ku katakan malam itu, biarkan hanya aku dan Tuhanku yang Tahu.

Sunday, January 04, 2009

Ketika...

Ketika Lebah tidak lagi menghisap madu pada bunga
Ketika rumput tidak lagi bergoyang diterpa angin
Ketika Kumbang memilih untuk diam
dan Ketika Nirwana memilih untuk ditutupi awan

Biarkan aku menatapmu dari kejauhan
Biarkan saja lubuk ini sengsara bak gurun durjana
Biarkan saja kelopak ini ternganga dan mencurahkan air suci
Dan biarkan aku menikmati kesendirianku

Aku akan belajar
hidup tanpa hadirmu
Aku akan belajar
hidup dalam lintasan benang merah kehidupan

Ketika diam menjadi pemecah batu karang nan kokoh
Baiklah, aku akan terdiam dan menatapmu
hanya menatapmu
dari kejauhan

Saturday, January 03, 2009

Mencintai Seorang Psikopat

Sony: Satu hal yang harus engkau ingat, kau adalah milikku!
Kiara: Tapi apakah kau milikku?
Sony: Bukan! Dan jangan pernah berharap.
Sony membentak Kiara dengan keras. Ini bukanlah pertama kali mereka membahas hal ini. Dan memang selalu berakhir seperti ini. Ironis memang, tetapi nampaknya mereka saling menerima keadaan ini.

Sony bukanlah orang yang jahat, bahkan tidak sama sekali. Ia juga bukan tipe orang yang suka mempermainkan wanita. Bahkan bisa dikatakan Ia adalah tipe yang setia. Hanya saja, cinta mereka adalah cinta yang terlarang. Setidaknya begitu bagi Sony.

Ade: Ngapain sih loe masih mempertahankan hubungan yang kayak begitu sama Sony? Bikin hati lu tersiksa aja.
Kiara: Biarin sih 'de, toh gua kan masih muda, gua cuma maen-maen ama dia. Gua sih asyik-asyik aja kayak begitu.
Ade: ya terserah lu sih, cuman gua risih aja ngeliat loe tersiksa terus kayak begini. Bentar-bentar nangis, bentar-bentar sedih, keganggu semua deh kegiatan lu!
Kiara: Kan itu gunanya sahabat. Gua selalu bisa dateng ke lu. Hihihihi...
Ade: Yee... terserah loe deh...

Kiara memang selalu datang ke sohib karibnya sejak kecil jika suatu pukulan keras mendarat di hati Kiara. Terutama jikalau menyangkut hubungan Kiara dengan Sony.

Ade: Lagian kalo emang si Sony bilang "lu milik dia" kenapa kalian gak jadian aja sih?
Kiara: Nggak tau juga gua 'de. Setiap gua tanya baik-baik, waktu hati dia senang, dia langsung marah. Dia bilang "itu bukan urusan kamu! Yang penting kamu adalah milikku". Gua sih setiap Dia bilang kayak gitu langsung terbang. Ya emang gua cukup puas sih 'de walau cuman sebatas itu aja.
Ade: Trus, kalau tiba-tiba lu kangen ama Dia dan pengen ketemu gimana? Sementara, setiap Dia pengen ketemu lu; lu langsung ada buat Dia.
Kiara: Ya... gua menghayal aja kisah-kisah romantis gua bersama Dia. Kalo gak, ya gua inget-inget masa-masa indah gua buat Dia.
Ade: Yee.. emang loe yang gila kalo gitu mah.

Kiara dan Ade adalah sohib sejak kecil. Mereka berdiri di bangku Sekolah Dasar yang sama, SMP yang sama bahkan SMA yang sama. Kedua sohib ini berpisah ketika berkuliah. Ade memilih kuliah di luar kota, sementara Kiara tetap tinggal di Kota kelahiran mereka. Kini mereka sudah kembali berkumpul di kota yang sama. Hanya saja tempat pekerjaan mereka berbeda. Kiara yang adalah seorang pegawai di sebuah Event Organizer ternama memang orang yang sangat cerdas dan cekatan. Sementara Ade bekerja di sebuah Bank Nasional dan memiliki hidup yang lebih santai. Kiara berkenalan dengan Sony di Event Organizer tersebut.

Ade: Emang Orang Tuanya gak setuju sama hubunga kalian?
Kiara: Harusnya sih nggak. Agama sama, ortunya juga gak ada masalah sama suku atau latar belakang gitu. Malahan gua kompak koq sama nyokapnya. Seru malah ngobrol ama beliau.
Ade: Dia punya penyakit kali, yang buat umur Dia tinggal sejengkal lagi.
Kiara: Huss.. ngawur loe. Jangan mengada-ada. Tapi gua pernah nanya ama Nyokapnya sih tentang hal itu. Jangan-jangan bener Dia punya penyakit parah. Tapi kata Nyokapnya nggak tuh. Dia mah seger-seger aja.
Ade: Lantas, kenapa dong Dia menganggap rasa sayang kalian berdua tuh terlarang?
Kiara: Nggak tau tuh. Palingan Dia emang mau cari yang lebih baik lagi aja kali dari gua.
Ade: Gila lu 'ra! Lu tuh cantik tau. Bisa dandan. Kelihatan menarik. Pinter dan cerdas pula. Bisa menempatkan diri. Brilian. Lu di atas rata-rata tau. Sementara Dia siapa coba. Gak ada bagus-bagusnya. Penampilan biasa aja. Gak tajir-tajir amat juga. Pas-pas-an. Kere malah. Heran gua lu bisa bilang begitu.
Kiara: Tapi Dia baik banget 'de. Kayaknya emang cuma Dia deh yang bisa ngerti gua. Semua orang tuh nganggep gua musuh. Dia doang yang mau coba mengerti gua.
Ade: Iya sih.. gua ngakuin itu. Lu emang resistan banget orangnya. Emang udah bawaan Orok kali. Terang aja emang susah orang masuk ama lu. Hahahahaa. Ya sudahlah terserah lu. Kalau lu emang nganggep itu buat seneng-seneng aja, gua cuma nyaranin, jangan sampai terlalu dalam, sakitnya bakal gak ketolongan. Udah ah... gua mo tidur dulu, besok kerja. Lu tahu sendiri gua harus tidur 8 jam. Besok siang gua telpon lagi deh. HP lu aktif yah..
Kiara memang orang yang sangat jujur terhadap dirinya sendiri. Dia tidak bisa menyembunyikan perasaannya. Untung saja Kiara adalah orang yang fleksibel, sehingga sakit hatinya tidak terlalu berlebihan. Tuntutan kerja Kiara mengajari dia bersifat seperti itu. Walaupun sebenarnya Kiara sangat menyayangi Sony. Bahkan Kiara merasa Sony adalah pelabuhan akhir hatinya. Kiara rela jikalau harus menghabiskan hidupnya berdua dengan Sony. Namun, setiap saat pikiran itu muncul, Kiara hanya melambungkannya ke suatu khayalan cerita dongeng dipikiran Kiara. Dia tidak kuasa untuk meminta hal itu menjadi nyata kepada Sony. Ia hanya pasrah.

Friday, January 02, 2009

Mencintai Seorang Psikopat (2)

"Waduh, hujan deras banget nih, mending gua naik taksi aja lah biar aman", Kiara berbisik di hatinya sambil mengangkat telepon genggamnya dan menelpon perusahaan Taksi langganannya. Dan ketika Taksi yang dipesannya datang, Kiara sudah setengah basah kuyup. Maklum selain hujan deras angin juga bertiup sangat kencang.

Tiba-tiba telepon genggam Kiara berdering.

Kriiing.. kriiing.. Kriing.. kriing..

Kiara: Hei...
Nada Kiara sedikit melemah dan memanja, Sony menelpon.
Sony: Di mana?
Kiara: Di Taksi
Sony: Hujan deras, koq gak minta dijemput?
Kiara: Ehmm.. terakhir minta dijemput dibilang manja, emangnya gua Tukang Ojek pribadi lu apa? Jadi yah lebih baik naik Taksi. Lagi lebih enak jadi gak terkena hujan.
Sony: Kan, mahal. Lain kali kalau ada apa-apa telepon aja.

Hah? Please deh...
Kiara tahu betul itu hanya bual belaka. Palingan juga Sony gak akan pernah menjemput Kiara. Mustahil hal itu terjadi. Palsu.

Kiara: Iya, nanti kalau ada kesulitan pasti telpon.
Tuut.. tuut.. tuut.. tiba-tiba telepon putus. Kiara mencoba menelpon balik tetapi tidak berhasil. Untuk kedua kalinya Kiara mencoba tetap tidak berhasil. Hmmh... mungkin baterainya habis. Kiara meyakinkan dirinya sendiri. Kemudian Ia menatap ke luar jendela dan mulai berimajinasi di kepalanya. Hal favoritnya adalah, menciptakan suatu skenario-skenario khusus tentang Ia dan Sony. Ia paling suka melakukan itu, apalagi ditemani bunyi deras hujan. Ia juga percaya seluruh orang di dunia sangat senang melakukan hal yang sama. Ia tidak merasa teralienasi karenanya.

Sebentar Ia mengingat perkataan Sony di telepon tadi,

Lain kali kalau ada apa-apa telepon saja.

Hmm... Dia sebenarnya serius nggak sih ngomong gitu? Kiara bertanya dalam hatinya sendiri. Kemudian Ia jauh-jauh membuang pikiran itu dari dirinya. Bukan sekali atau dua kali Kiara dikecewakan akan janji-janji dan omongan manis Sony. Melainkan kerap kali. Tidak lagi bisa terhitung. Dan setiap Sony meminta maaf akan hal tersebut, Kiara hanya akan marah beberapa hari dan kemudian mengharapkan lagi cinta kasih dari Sony. Kiara terlalu candu terhadap Sony. Terlalu dalam.

Kiara menikmati sekali kasih sayangnya kepada Sony. Dan setiap tetesan balasan kasih dari Sony, Kiara menganggap itu sudah cukup untuk memuaskan dahaga kerinduannya. Jemari lentiknya yang putih mulai menyentuh kaca jendela. Kiara mengingat itu, momen paling indah dalam hidupnya, ketika kedua tangan Sony mendekap erat dirinya. Kedua tangan itu muncul dari belakang. Tidak pernah di duga-duga oleh Kiara. Kedua tangan itu kemudian mendekap tubuh Kiara dengan sangat hangat dan sebuah kata-kata melantun di telinga Kiara:
Aku sangat menyayangimu...
Itu saja. Itu yang membuat Kiara bisa bertahan. Dengan semua perlakuan Sony terhadap dirinya.

Suatu waktu, Kiara yang telah 3 jam lamanya menunggu kedatangan Sony di suatu titik temu, kemudian dibatalkan begitu saja oleh Sony. Belakangan Kiara tahu bahwa Sony membatalkan janji tersebut karena Ia pergi dengan teman-temannya. Pernah pula, Kiara meng-cancel semua janji hari tersebut karena Sony memintanya pergi bersama, namun dengan mudah Sony membatalkannya karena alasan ketiduran. Atau ketika, Kiara telah menolak niat baik Ayahnya yang ingin menjemput Kiara di Bandara, ketika Ia pulang dari Spanyol. Kala itu Ia sangat rindu kepada Sony, dan dengan mudah Sony menjawab.
"Hah? Memangnya ada yang janji mau jemput? Gua nggak ngerasa ah..."
Padahal, waktu dan tempat sudah disepakati mereka berdua. Akhirnya Supir Taksi yang terus diuntungkan setiap kali Sony menyakiti Kiara dengan janji-janjinya.

Juruselamat

Beribu-ribu tahun yang lalu, manusia pada zaman itu menanti-nantikan lahirnya Sang Juruselamat. Beberapa teks pada zaman itu menyuratkan tentang lahirnya Sang Juruselamat yang akan memperbaiki kehidupan umat manusia. Mereka semua menantikan dengan seksama tanda-tanda lahirnya Sang Juruselamat. Malangnya, banyak yang keburu meninggal padahal sang Juruselamat tersebut belum juga lahir.

Cerita tinggalah cerita...

Cerita menjadi legenda..

Legenda menjadi lelucon...

Akhirnya manusia berhenti menanti, sampai akhirnya kedatangan Sang Juruselamat itu tidak lagi menjadi topik favorit.

Namun begitu, kelahiran Sang Juruselamat bukanlah tentang manusia, melainkan tentang Sang Juruselamat itu sendiri.

Lihatlah...

seluruh surga merayakan kelahiranNya. Semesta bernyanyi dan dunia bersukacita, karena Sang Juruselamat yang akan menyelamatkan manusia sepanjang abad telah lahir. Sekali untuk selamanya.

Beberapa tahun lalu, ketika musim gembala menggembalakan domba-dombanya, ketika Bintang Terang terbit di ufuk timur, barisan tentara surgawi bernyanyi menyambut kelahiran Sang Juru Selamat. Ia telah lahir ke dunia, dan tugasNya telah selesai di kayu salib.

Tinggallah kita manusia, apakah kita ingin Sang Juruselamat tersebut lahir di hati kita. Suatu waktu, suatu saat, ketika kita membiarkan Sang Juruselamat lahir di hati kita, ketika itu juga hidup kita diselamatkan. Hidup akan sangat drastis berubah. Hidup bukan lagi tentang kita, tetapi tentang Dia yang telah menyelamatkan kita.

Selamat Natal 2008 & Tahun Baru 2009.