"Bukan gitu kali, seharusnya seperti ini (sambil merebut keyboard dan mulai mencontohkan apa yang dia pertanyakan)."Kejadiannya teman gua sedang minta diajari sesuatu. Instead of membantu, gua malah menyombongkan kemampuan gua itu kepada dia. On the second thought, dia juga kan punya kemampuan teknis lain yang gua nggak tahu. Dan emang sebenarnya pengetahuan adalah seperti itu: untuk dinformasikan, diteruskan, bukan untuk disombong-sombongkan dan merasa lebih. Sama sekali tidak! Pengetahuan hanyalah masalah kegigihan mencari informasi.
"Gak ah, mendingan hari rabu aja. Soalnya gini.. gini.. gini.. gini.. gini.. gini.. gini.."Perihal membuat janji dengan teman-teman di hari senin yang gua gak bisa. Jadi mulai deh menghasut-hasut sana sini dengan memberikan analisa-analisa dan argumen-argumen yang membuat hari Rabu adalah hari yang paling oke. On the second thought, mendingan gua jujur aja waktu itu, gua gak bisa hari Senin karena sudah ada janji dengan yang lain. Kan gak semua acara juga mesti gua ikutin.
"Yah ini mah masih lumayan lah..."Ceritanya teman gua bertanya perihal paduan suara yang sedang tampil di depan kami. On the second thought, harusnya gua bilang aja "gak tau". Karena waktu itu gua juga belum punya pandangan yang objektif dan komprehensif tentang bagus atau tidaknya kualitas suatu paduan suara. Cuman gua terlalu lame untuk mengakui itu. Hiks.
Dan, sebenarnya masih banyak lagi hal-hal yang seharusnya dapat kita respon dengan lebih positif, jikalau kita mau melepas ego kesombongan kita, atau ketidakjujuran kita.
Hmmhh.. manusia. Kita memang harus terus belajar menjadi lebih baik.
No comments:
Post a Comment