Tuesday, July 31, 2007

Yuyung-Eyie

No more mbie-eyie...

Kami biasanya memanggil mereka dengan sebutan mbie-eyie. Mereka adalah si kembar; bagian dari HFGM. Kali ini akan ada sebutan baru Yuyung-eyie



Sabtu lalu adalah hari pernikahan kedua teman kami itu. Hmm... seru juga sih melihat satu lagi bagian dari HFGM menikah. Sekarang dengan terpaksa, mbie jadi seorang diri sementara eyie digondol Yuyung ke seb’rang pulau.

Seperti pada pernikahan-pernikahan anggota HFGM sebelumnya, kami yang sudah merasa seperti keluarga, seperti turut memiliki pesta tersebut. Sepertinya kami juga patut diberikan selamat oleh para undangan karena kami memang turut berbahagia. Dan setiap pernikahan itu juga kami akan berbondong-bondong datang dan menyerbu kos-an terdekat untuk mandi dan ganti baju untuk resepsi.




Pastinya hari tersebut akan seruuuuu banget, saat anggota HFGM berkumpul lengkap, ataupun hampir lengkap. Ketawa mulu ampe sakit perut. Dan setiap detik pastinya gak bakal disia-siakan sama HFGM, pasti dipake buat ketawa-tawa.

Satu hal lagi yang pasti akan dilakukan oleh anak HFGM, menyerbu panggung. HFGM bakal menguasai ruangan saat itu. Bakal jadi wedding singer, jadi MC, jadi segalanya, sampai-sampai jadi mempelai juga. Pokoknya diserbu deh itu ruangan. Atmosfer HFGM akan menghantui setiap undangan yang datang. Hahahaha...

Selepas acara gak mungkin juga kita langsung berpisah. Pasti nginep2. Makan2. Makan2 lagi. Ketawa2. Ketawa2. Ketawa2. Ketawa2 terus. Makan2 lagi. Tidur. Kesiangan. Makan2 lagi. Ketawa2. Terus... ampe capek.


Huiiihhh... udah lama juga gak ngumpul2. Pegel, letih segala macem deh kalo udah ngumpul tuh.

Ketika Menulis Tidak Lagi Menjadi Hobi

Gak tau ya tapi belakangan ini keinginan gua untuk menulis hilang...

Entah kenapa.

Emang apa sih yang bisa mampu membunuh hobi?

- Waktu
Apakah waktu yang lama kelamaan dapat membunuh hobi. Perasaan gua nggak. Soalnya, gua ampe sekarang masih hobi nyanyi dari dulu.

- Bosan
Bisa jadi. Gua bosan dengan menulis. Mungkin selama ini gua menulis supaya diperhatikan. Trus gua bosan diperhatikan. Gua tumbuh menjadi orang yang lebih cuek kali ya. Gak usah diperhatiin juga gak papa.

- Sibuk
Bisa jadi ini. Gua terlalu sibuk bahkan untuk merasa diperhatiin ama orang lewat tulisan-tulisan gua. Capek deh.

- Alasan yang salah
Mungkin karena alasan gua salah dalam menulis. Gua pengen banget dapet komentar pada setiap tulisan. Gua pengen blog gua dikunjungin banyak orang, makanya gua pasang active meter makanya begitu selesai bosan. Mungkin gua hanya terlalu sombong. Mungkin gua seharusnya menulis sesuatu "untuk orang lain". Bukan untuk diri sendiri dan supaya gua (atau tulisan gua) diperhatikan. Melainkan supaya orang makin cerdas, mendapatkan keuntungan dari tulisan gua, mendapatkan informasi yang berharga dari tulisan gua. Mungkin sebaiknya gua memang mengganti alasan gua menulis.

Lumayanlah gua nulis ini... minimal bisa mengeluarkan uneg-uneg gua. Dan gua mengisi lagi satu catatan dalam kehidupan gua. Satu goresan lagi dalam kehidupan gua.

Cheers!!

Tuesday, July 24, 2007

THE SQUAD

Jagdgeschwader

Mr. Honest
Always tell the truth; the truth of his heart. Never say know if he doesn’t know. Never steal, even the smallest thing. Never corrupting; corrupting the time.

Mr. Humble
Ask everything, to anyone, to everyone, older or younger, no problem. Hmm… he might gain lot of things with this attitude.

Mr. Fun Guy
Very interesting. Love to laugh. Coloring the days. Very warm and nice. Smart and Intelligence. Full of energy. Shield against harm and discomfortness.

Mr. Nice Guy
A man without neither offense nor defense intention. His heart is warm. No evil there. Even though there’s evil. It’s deeply buried actually.

Mr. Smart
Knows lot of anything. Very logical opinions. Full of experiences. Lot of reading. Like walking encyclopedia.

Mr. Nocturnal
Easy come, easy go. Working at night. Sleeping at noon.

Mr. Cool
A very misterious guy. Cool and full of confident. Nice and warm. Also, no harm intention. Humble.

Mr. Kindly
A very kind person. Willing to help. Willing to teach. Never intend to get angry. Very appreciating someone else, even if it’s only a joke.

Mr. Devil’s Advocate
Very bad. Unworthy. An evil heart. Malevolent. Never agree with else. Rebellious. Willing to change.

New Updates, New Spirit

Update new status

Learning MGw. Read all those files smells like MGw.

Reading Papers. (Partially neglected)

Still serve in church as vocal trainer for vocal group, also for choir. Join committee of Parheheon NHKBP (somekind like annual celebration of us). Play keyboard for Sunday service.

Still dealing as Band Manager (very neglected)

Hmm… still trying to be nice son.

Hmm… lot of talents which God give me. Hmm… I must loyal to work it all.

How about you? Have you already count it all?
Please take a break. Just a tiny times. To realize what you’re doing actually. Then after that, take a deep breath and with new spirit:

Go get them all!!!

Friday, July 20, 2007

Time to Say Good Bye

Too many saying good bye nowadays. Following my best friend now is my friend turn in the office. I don’t know why but I’m quite sad about it. Maybe the feeling of lost that filled me before is still not finish. Yet, this feeling of lost refilled me in my heart. Haha… so melancholic.

Mr. M Erwien Abdurahman, some one that I don’t know much about has been just saying good bye to me. I don’t know how deep he is in my life, but honestly, I sad he was leaving. I remember the first time I’ve been here, it was very hard. My mentor (I owe much also to this person) was in Yogyakarta while I must took care of lot of things which not cleared yet. I was alone. Really. Just using phone as a weapon, calling Mr. Didik in Yogyakarta and ask every detail thing that must I did. Gosh it was so hard.

Suddenly came these two persons, Mr. Erwien and Mr. Arief (yet, from friend I knew that they were good friend). They are really fun guys and really love to laugh. In the middle of my stress these two people helped me out with their jokes and it quite made my work cheerful. Beside that, they also helped me (a lot) to check whether my configuration was okay or not okay. They helped me phone those damn PICs, etc, so that I could hold on to this job.

After that nightmare, they turned to become friends with me. Mr. Erwien himself often chats with me in the YM and conversate all those silly conversation, but fun. Surely, he is fun. He was used to abuse me in those conversations, a really weirdo practical jokes. Also, I didn’t know why, but suddenly I just told him my deepest secret. Hmm, it was fun to chat with him.

Hmm… it’s hard, really, to say good bye. But I hold a great principal of my own every human has his/her own path to follow so they can accomplished the meaning of him/her been created. We can not force some one to be with us forever, but they must follow their heart someday and it will be good to that person. Like my friend for example, he said he move because he has better vision of his life in that new job, and I really appreciate it. Hope he and family will be fine and success.

Maybe we could say like this, since we still live together, fight together for a better life, no one saying good bye, merely saying good luck!

Thursday, July 19, 2007

Jakarta Tersenyum


Suatu pagi seperti biasa gua berangkat dari rumah mau ke kantor. Waktu itu gua memang memilih untuk berangkat lebih pagi dari biasanya menghindari kemacetan. Berbekal Full Gasoline, rompi dan jaket jeans yang melekat di kulit, gua menerobos dinginnya pagi itu.


Di jalan Jakarta ternyata masih cukup segar. Berkas-berkas air sisa hujan tadi pagi masih terlihat di mana-mana. Bau khas nya juga masih tercium di sepanjang jalan. Masih sedikit sekali kendaraan yang melaju. Jakarta masih segar, masih hijau. Kalau biasanya macet di mana-mana, pagi itu gak ada. Kalau biasanya banyak sekali anak-anak jalanan yang teramat kasihan, pagi itu tidak terlihat. Kalau biasanya bus-bus dan bajaj-bajaj yang menyebalkan itu udah mengotori Jakarta, pagi itu mereka tertib. Si BUGH juga nampaknya sangat menikmati perjalanan pagi itu bersama gua. Hmm... Jakarta.


Tapi tetep aja nurut gua ada yang kurang dari pagi itu. Sesuatu yang seharusnya membuat Jakarta sempurna pagi itu. Sesuatu itu adalah SENYUM. Selama perjalanan gua melihat tidak ada seorangpun warga Jakarta yang tersenyum pagi itu. Satu-satu gua coba pandangin. Mereka yang ada di bus kota. Mereka yang lagi pada jalan di trotoar. Mereka yang sudah berpakaian rapih diperkantoran gedung-gedung tinggi di Jakarta. Mereka yang sedang mengendarai mobil masing-masing, motor, sepeda, dsb. gak ada yang tersenyum. Kalo pun ada gua melihat senyum itu sepertinya dipaksakan. Senyum seorang tukang parkir yang baru saja selesai melakukan tugasnya membantu sebuah mobil keluar.


Heran!


Kenapa dengan udara sesegar ini, tidak ada orang yang tersenyum. Mereka apa tidak ada yang tahu yah khasiat luar biasa senyum. The great impact of a smile. Orang tuh yah kalo ngeliat senyum pasti luluh hatinya. Semarah apapun dia, hati nuraninya pasti merespon kalau melihat senyum. Se-bete apapun dia, bibirnya pun akan sedikit naik tersungging kalau melihat senyum orang lain. Yah, walaupun emang senyum itu gak menyelesaikan masalah, tapi minimal senyum itu menyegarkan hati. Hehehehe...


Mungkin ada baiknya juga kalo Kang Adang atau Mas Fauzi nanti mengeluarkan Imbauan untuk warga Jakarta, supaya sering tersenyum. Misalnya setiap hari senin warga Jakarta diimbau untuk tersenyum. Dengan sedikit merogoh kocek pasang iklan di Televisi (kalo gak minta yang gratisan gitu ke stasiun-stasiun Televisi), pasti warga Jakarta terpengaruh. Satu hari itu pasti ceria dari awal sampai akhir. Di kantor-kantor, di pasar, di rumah, di mana-mana. Hahahahhahaha...


Pagi itu saat gua liat tidak ada orang yang tersenyum, minimal mulai dari gua, gua memilih untuk tersenyum...



P.s.: ayo yang baru selesai baca blog ini tersenyum dong...

Tuesday, July 17, 2007

Engkau Gembala Yang Baik

Engkau gembala yang baik
Kau menuntun hidupku
Dan bawaku ke air tenang
Menyegarkan jiwaku
Sekalipun ku berjalan
Dalam lembah kekelaman
Tak akan gentar ku melangkah
S’bab Engkau besertaku

Psalm 23

-Robert & Lea-
Indonesian Gospel Artists

I really love this song, one of my favorite Gospel Song ever. I really like when I sing it alone accompanied by single acoustic guitar. Watch by a bunch of people I knew much, in a small chamber room producing diminutive echo.
I sing it in E flat with thick-deep-smooth voice. Only me with that brown strumming guitar, together, praise the heaven above. I don’t know, I just love that song very much. Sing it flatly without so much improvisation, merely talking—with graceful melodic notes—the truth.
Those melancholic notes, tones and scripts; I don’t know; they are just like harmonized together and creating a very strange sensation which asks you to cry; which ask you to rememorize all you have been through; which ask you to believe that you are here in this time, it’s only by grace.
For me habitually, only by listening to the notes written, I already know that God is so good to us. He is too much for us. He is full of love; never give up training His children to be a better people, for worth life. His love is never fail, always accomplished. Indeed, He is love. He is the truth.

Actually there is English version for this song, but I don’t know, I just like Indonesian version better.. Surely will take all chances—if present—to sing this song.

Thursday, July 12, 2007

OFDM

Udah lama banget gak baca-baca paper. Kayaknya gagal deh rencana gua 1 paper 1 hari. Mungkin 1 paper 1 minggu kali ya...

However, begitu gua mulai lagi baca, koq gua ngerasa tumpul yah... Rasanya semua pengetahuan yang selama ini gua miliki hilang sudah. Gua mesti konsentrasi banget dan prosesor di kepala gua mesti bekerja keras mencari lokasi memori-memori semua pengetahuan itu yang sepertinya sudah berdebu karena jarang digunakan, dan selain itu harus menyatukan semuanya itu menjadi suatu jalinan ingatan dengan sinkronisasi yang sesuai. Kalo nggak... nggak bakal ngerti deh gua. Mungkin karena selama ini gua bekerja banyakan repetisinya, sehingga tumpul deh otak gua.

Adalah namanya OFDM, sebelumnya gua emang udah pernah mendengar kata ini. Dulu, waktu seminar 4G di kampus. Waktu itu gua mewakili PT CMI tercinta menghadiri seminar itu. OFDM atau kependekan dari Orthogonal Frequency Division Multiplexing adalah teknik modulasi pengembangan dari FDM (Frequency Division Multiplexing). FDM berbicara mengenai pengiriman sinyal-sinyal (dengan frekuensi yang unik masing-masing) melewati satu jalur transmisi. Misalnya kabel atau nirkabel. Tiap sinyal tersebut ditransmisikan lewat jalur-jalur itu dengan menggunakan carrier nya masing-masing dan dimodulasi sama data (teks, suara, video atau data). Nah, kalo OFDM spasi antar carrier itu tertentu teratur dan rapih. Nah, pen-spasian itu harusssss mengikuti aturan "Ortogonalitas" supaya demodulator gak salah nerjemahin nanti kalo sinyalnya udah nyampe. Dengan ortogonalitas tersebut, demodulator hanya mampu mengenali sinyalnya sendiri. Gua lupa, waktu kuliah S1 ada tuh rumus Ortogonalitas sinyal. Pusing deh bacanya. Tapi kalo gak salah harus "apa" gitu gua lupa. Hahhahahahahha... gak penting!!

OFDM ini; seperti yang gua bilang; sangat berguna. Selain digunakan sebagai teknik modulasi untuk TV dijital, OFDM ini juga dipercaya sebagai angin segar yang baru buat next generation telecommunication technology, 4G. Tapi gak tau deh, itu baru proposal atau udah dijadikan standar. Tapi yang pasti OFDM udah jadi standar buat broadcasting dijital teresterial ama high-data rate-nya WLAN. OFDM memiliki efisiensi penggunaan spektral yang tinggi, secara OFDM mengizinkan penumpukan Daya Spektrum dari subcarrier yang berdekatan, jadinya menghemat bandwith. Udah gitu, OFDM juga nggak terlalu sensi ama multipath fading (musuh besar teknologi modulasi dikanal nirkabel). Kenapa? Soalnya penjaga atau bahasa kerennya guard interval disisipkan pada tiap simbol OFDM untuk menghapus interferensi (baik inter-symbol interference, maupun inter-subcarrier interference) yang disebabkan multipath fading tadi. OFDM juga mampu mengatasi kondisi kanal transmisi yang buruk. Contohnya atenuasi pada frekuensi tinggi pada kabel tembaga yang panjang.

Hahahahaha... sotoy banget deh gua... hahahahahahaha...

Abis itu gua udah gak ngerti paper ini ngomong apa. Bahasa matematika semua. Pusyiiiinnngggg gua. Tapi kayaknya gua harus ngerti deh. Pelan-pelan. Nanti kan kalo gua S2, hidup gua akan berkisar itu terus. Mematematisasi semuanya.

Performance Evaluation of Terminal-Side Array Antenna Systems

Shinsuke Hara, Masataka Umeda
Graduate School of Engineering,
Osaka
University, Osaka, Japan

Yuuta Nakaya, Takeshi Toda, Yasuyuki Oishi
Future Mobile Phones Development Dept.,
Mobile Phones Group, Fujitsu
Limited., Kanagawa, Japan

Hmm... kayaknya pengertian gua tentang OFDM ini belum terlalu komprehensif. Rasa-rasanya gua harus menggali subjek ini lebih dalam lagi. Tapi itulah enaknya punya proceedings, paper-papernya udah disusun berdekatan tentang satu subjek. Asyiiikkk... jadi baca lagi aja...

Wednesday, July 11, 2007

Relaxation

Yesterday I went with my friend to his apartment. Actually it is not his; it is his uncle’s apartment which lended to him. Last night is his last time for him in that apartment. He pays his own room in such kind of boarding house near his office.



Before we packed his stuff I spend a couple of time in the lobby seeking a part of Jakarta’s city view. It was 20th floor and Jakarta looked amazing from that spot. We were talking about living in Jakarta. We were talking about the long trip to office, the comparation between living in apartment and in the cost, the noisy bajaj, etc. I felt so much relax on that windy night. Hmm… for such busy days, suddenly I felt so free. I tasted the win touched my skin, looked at those various lamps, and have a small talk with my friend. It was rests. While we were talking, suddenly fire works happened on the right side of us. Hohoho, apparently it was not just relaxation, but also celebration.




An amusing thing adds my relaxing night yesterday. My friend, Victor, who I helped for moving to his own room near the office, looked very worry about living alone. He never lives alone before. For these 23 years he always stays in house together with his family. Now is his time, to choose his own choices (not every choice but lot of ones). That kind of nervous I ever found it also in me when my 1st year college. I was out of house and living alone in my own room. Now I get use to it. It was so funny to remember all those things when my 1st year in Bandung. And suddenly I looked at my reflection, which is my friend, facing the same problem.

Huuaaah… what a night. Before I go to bed, I messaged my friend-AW-asks about how is he doing. Hmm… from his reply I could conclude he needs relaxation too. He seems to busy and stressful with his Job. So I told him to get relax sometimes.

It is needed by everyone. A time when you just put those minds out from our head and get relax for a while. I also remember why God creates Sunday. It is for relaxation and for rests so we can get near to Him. Imagine if there’s no Sunday or relaxation. I bet human will die in just few years. Hahahahaha…

Monday, July 09, 2007

Penggunaan Yang Salah pada Lampu Sen

Berikut adalah kesalahan-kesalahan yang sering terjadi pada penggunaan lampu sen oleh pengendara. Diikuti oleh komentar gua biasanya pada saat itu.

Membelok atau bergeser terlebih dahulu baru menyalakan lampu sen
Kejadian ini sering banget gua alami. Ceritanya mobil/motor di depan gua pengen membelok atau menggeser ke kanan/kiri. Tapi tiba-tiba aja tanpa memberi tanda mereka bergeser atau membelok. Begitu udah belok or bergeser, baru nyalain sen. Aneh! Untung gua sigap dan masih sempet ngerem atau nurunin kecepatan. Coba kalo lagi ngebut-ngebut, wah bisa berabe.
Biasanya komen gua dalam hati: “maksud loe?!!”

Tidak menyalakan lampu sen, malahan gak menyalakan lampu sama sekali
Ini nih paling weirdo. Biasanya malem-malem kejadiannya. Dan biasanya penyakit kayak begini paling banyak pada motor. Gak tau entah dari mana datengnya tiba-tiba ada motor aja depan gua. Samar-samar. Gak ada lampu yang nyala, cuma keliatan aja bajunya ama gua. Hampir aja gua seruduk.
Biasanya komen gua dalam hati: “nyalain lampu atuh mas!”

Lupa mematikan lampu sen ketika habis tindakan
Ini nih juga sering terjadi. Abis belok lupa dimatiin. Jadi sering bingung juga sih.
Biasanya komentar gua dalam hati: ”serius nih pak mau belok lagi?? Nubruk dong!!


Menyalakan lampu sen yang satu tapi membelok/bergeser ke arah sebaliknya
Ini aneh banget. Yang begini ini akan membuat trauma buat orang-orang yang pernah kejadian. Orang tersebut akan was-was senantiasa setiap ada lampu sen yang nyala. Dia akan menerka-nerka ke mana sebenarnya kendaraan di depan akan bergerak. Secara, kejadian sebelumnya ngasih lampu sen kiri tapi belok ke kanan.
Biasanya komentar gua dalam hati: “weirdo!”

Penggunaan Yang Benar
Jadi penggunaan yang benar gimana sich?
Penggunaan yang benar kira-kira begini:
- Lampu kendaraan harus selalu dinyalakan. Setelah itu baru boleh memikirkan penggunaan lampu sen
- Lampu sen harus dinyalakan beberapa waktu sebelum membelok ataupun bergeser. Jadi jangan maen geser aja dong! Kasih peringatan dulu gitu.
- Kalo yang gak punya lampu “hati-hati” (itu lho, lampu sen dua-duanya kanan-kiri nyala), waktu berhenti, nyalain dong lampu di sisi mana kita merapat. Kalo di sisi kiri ya nyalain sen kiri. Kalo di sisi kanan, ya nyalain sen kanan. Jangan kebalik!
- Kalo lampu sen mati sehingga membuat kericuhan, sebaiknya gunakan anggota tubuh kali ya untuk membuat isyarat. Pake tangan kan bisa tuh. Tapi hati-hati juga. Nanti tangannya bisa ke libas. Hahaha…
- Nah, kalo masih belum paham juga. Ambil les lagi aja kali ya. Gua juga gak terlalu ngerti berkendara soalnya. Seadanya aja.

Congratulation to B 8537 ES. The driver is the winner of this day. He did very right about using the lamp. In every single details, he was very right.
Cheers…!

Friday, July 06, 2007

Fun Office English Class

Since a couple of weeks ago we (core network guys) have an opportunity to study English class. Our Head Department affords these classes in order to improve our ability in English conversation and also grammar. I am desirably always waiting for the next class each day. I do much like this class. Plenty of things I get from this class. Not just English lessons and conversation lessons but also the real characters of every single person in class (or may I can say my seniors and managers; it’s important for the new guy like me), the cultures comparison between Indonesia and other country, the fun in class which can make us forget the hectic day for a while.

Jeff Maling, the director of the class, the person who fully in charge for the class, is the name of our teacher. Every Indonesian people must laugh at him every time they hear his name for the 1st time. But don’t get it wrong, his profession is far a way from his name. Indeed, he has PhD. background; research background in Mechanical Engineering. I found it in small talks with him. He likes to travel everywhere and one of his dreams is living in Asia-something that he already live in now. I definitely agree with him. When we talk about language, we also talk about the culture of the nation. It will help so much. I’m not sure enough actually what the connection between those two things is, but I believe they are pretty close. I like the way his teaching. He tells us a lot about the culture, the differences and also particular things that we don’t understand before. And he has a strong basic to tell all this, he likes to travel everywhere.

We often play games in class. In spite of studying grammar or those writing things the teacher focus us to practice our Indonesian tongue to speak English. I can feel it. It works for me. Hopefully in the end of the session, I have lot of improvement in English. And the most enjoyable thing is we laugh together every time. No boundaries of seniority, experiences, positions. It’s all about game and having fun. For a while we can forget all of our busy days. We drawn together in some dreamlike world and we thank you for that.

I believe when our head department and our manager thought about English class, they never think this far. The price we pay for a class must be very inexpensive considering all of those things we could have.

Wednesday, July 04, 2007

Bo's Farewell Party

Perfecto Grande...
(Untuk kalangan tertentu)


Kali ini acaranya bertempat di Café Atmosfer Bandung. Gak tau gua ngerasa aja kalo tempat itu adalah tempat yang paling cocok untuk perpisahan kali ini. Gua ngebayangin banget di sana kami akan bermain-main di Saung yang ditengah danau kecil sambil duduk-duduk menikmati malam. Puji Tuhan tempat itu tersedia. Kelompok orang yang memakainya baru saja pulang begitu kami datang. Haih… seneng banget deh. Seperti biasa, tempat sudah disediakan oleh Tuhan. Enaknya punya Tuhan…

Acara dimulai dengan memesan makanan dan of course makan-makan. Katanya Nita dan Bo udah laper banget. Lagi hari juga udah terlalu malam untuk makan malam. Kalau ditunda lagi pasti pada terlambat makan malamnya. Setelah makanan datang, tentu saja kami akan bertukar makanan. Kali ini mangkok dan piring tetap ditempat, kami yang bergeser-geser sana-sini untuk bertukar makanan. Emang tempatnya mendukung banget juga sih. Saung itu seperti dunia yang hanya milik kami untuk sesaat. Kami rajanya, kami rakyatnya, kami yang mengatur.
Abis makan the party is begun. Dimulai dari mandok hata satu-satu orang buat Bo. Mulai dari Nita yang lucu banget gaya ngomongnya, intinya dia bilang terima kasih buat Bo. Abis itu gua, dan beneran, gua speechless, gak tau mau ngomong apa. Kalo mau tau pendapat gua baca aja kali ya Blog gua, udah gua tuangkan semua. Males banget ngulang lagi. Tapi gua disuruh nyanyi Tanah Air buat Bo. Dalam hati gua aneh banget tanah air. Yang agak rohani dikit gitu kek biar memberkati. Tapi ternyata lagu itu juga menyentuh Bo banget (dia ampe nangis lho… sensitif banget deh). Lanjut ke Buret yang baca puisi tentang La'mitie romantis banget. Lanjut ke Virgonia yang mengisahkan kekesalan hatinya atas pacar sahabatnya dilanjutkan dengan kebanggaan hatinya atas pacar sahabatnya.

Kami mau ngasih kado buat Bo, tapi, dia harus menjawab pertanyaan kami dengan benar. Kalo salah ada hadiahnya juga, tapi hadiah yang ini, hehehe, harus diterima apa adanya. Hahahahaha…

Pertanyaan pertama
Vanny : “berapakah jari di belakang punggung saya saat ini?”
Bo : “empat”
Vanny : “salah” (kayaknya apapun jawabannya bakal tetep salah deh)
Langsung kami memberikan hadiah kepada si Bo berupa:















Pertanyaan kedua
Vanny : ???
Bo : “bla.. bla.. bla…”
Vanny : “Salah…” (Hahahaha… salah terusss)
Hadiah kedua:














Sumpah gua ngakak setengah mati ngeliatin ini… Hahahahahha…. Kocak banget… Bravo Vanny yang nyiapin ini semua… Huahahahaha…

Pertanyaan ketiga:
Vanny : ???
Bo : !!!
Vanny : “Salah… hhahahahahaha” (Penuh kepuasan gitu)
Hadiah ke tiga:















Huahahahahahha… kocak banget. Kayaknya dari pada Panda si Bo lebih mirip Zorro deh… Huahahahaha…

Pertanyaan keempat
Buret : ???
Bo : !!!
Buret : “Benar”
Others: : “Koq benar?? Gimana sich…”
Hadiah ke empat:








Hmmm… hadiah ini benar-benar menguras dompet kami. Mahal banget. Isinya Digital Voice Recorder yang didoakan bisa membantu Bo dalam perkuliahannya. Kan beberapa mata kuliahnya menggunakan bahasa Jerman, jadi bisa dia rekam untuk belajar lagi di rumah.

Pertanyaan kelima
“salah”…
Hadiah kelima:
…maaf gak ada gambarnya… (abis idung-idungannya gak muat di hidung Bo. Hahahahha… kocak banget). Tapi gambar yang dia makan daun ada koq. Nih:


Gua ngakak… ngakak… se ngakak… ngakak… nya. Kayaknya semenjak kerja di Ericsson gua gak pernah deh ketawa sepuas itu.

Mandok hata lanjut:
Lanjut ke Vanny yang biasa ‘abstrak’ banget dan dia senang banget bisa ketemu Bo dan semuanya. Lanjut ke Dini yang sedih karena mesti pisah lagi. Dan dia menganggap ini adalah-lagi-lagi-ujian buat hubungan dia ama Bo. Dan ditutup sama Pindy yang mengeluarkan semua isi hatinya dengan mengatakan Bo adalah My Hero.

Aiiihhh… luar biasalah emang Bo itu.

Ada satu hadiah lagi yang mau kami kasih ke Bo:
52 bintang. Bintang ini bukan bintang biasa. Tapi berisi tulisan-tulisan kami tentang Bo. Tentang momen-momen paling berkesan, kekonyolan si Bo dan harapan-harapan kami buat Bo. Jumlahnya 52 karena satu tahun ada 52 minggu dan kami berharap tiap minggu Bo membuka satu bintang tersebut untuk membuat dia tersenyum di awal minggu. Awal-awal gua yakin dia rajin. Tapi kesananya gua yakin dia bakal sibuk banget dan mungkin lupa membukanya.


Terakhir Bo angkat bicara. Gua merekamnya…
Terima kasih buat eh temen-temen semua. Saudari-saudari ku.
Ya… apa ya…
Terima kasih buat… eh *&#$
Buat pertemanan
Buat segala hal yang bisa kita lalui gitu…
Kalo aku mengingat-ingat semuanya itu
Gak tau kayak
Kayak
Akankah aku bisa menemukan hal seperti ini lagi
Dan… kalau me&%$#$#^@ (isak tangis)
Malam-malam aku berdoa…
Aku s#%7^*&*# (isak tangis)
Aku membayangkan (*&*#% (isak tangis) dingin
Tapi aku melihat
Aku percaya
Memakai apa yang boleh kita lalui bersama-sama
Dan akan terus membuat kita maju gitu ya…
Sepertinya mungkin selama ini mungkin jadinya…

Terus gua mematikan recorder gua. Hal yang begini gak boleh direkam di alat dijital. Hal yang begini itu harus direkam di hati. Bo ngelanjutin omongannya… tapi gua gak bisa mendengarnya. Gua hanya bisa ketawa-ketawa puas aja dalam hati ngeliat Bo nangis. Sayang masih di dalam kostum. Gua belom pernah seumur hidup ngeliat Bo nangis soalnya. Hihihihihi… (Tapi koq gua jadi merinding yah kalo dengerin rekaman itu lagi)

Omongan Bo mulai beralih ke nada yang riang. Kami mulai tertawa-tawa lagi dan pembicaraaan pun makin segar. Hmmh… the sad part udah lewat. Kami pun bersiap-siap pulang. Tapi pada ke kamar mandi dulu.

Gua tadinya mau nutup dengan doa. Mau doain Bo. Tapi koq gua lupa ya. Akhirnya kami pulang aja. Koq bisa lupa ya… emang bukan waktunya kali.

Kami pun pulang. Mau istirahat besok ke gereja. Ngantar Dini, Nia dan Pindy dulu ke Sulanjana abis itu melaju ke Ujung Dunia belok Kanan.

Waktu nutup pintu Bo sempat berterima kasih ke gua. I knew he meant it. Tapi posisinya gak tepat aja. Gua udah jauh meninggalkan dia. I just could reply: “thanks to you bro’”, and went straight to sleep.

Paginya kami gereja bareng dan perasaan sedih menghantui gua. Gua gak bisa sepenuhnya berkonsentrasi. Gua membayangkan gua mesti berpisah siang itu ama Bo, orang yang deket banget ama gua selama ini. Dan juga bareng anak-anak. Aduh… gak deh gak mau. Sedih juga ya berpisah dengan orang yang disayang. Yang ada selama kebaktian gua kadang konsen kadang nggak gitu. Weirdo!

Abis itu kami sempetin makan siang bareng di Dapur Cobek dan maen How Close You Are cuman grup. Dan grup gua menang dong. Hihihihi…

Mulai deh farewell satu-satu. Mulai dari Dini dan Nia yang naek D-Trans berlokasi tepat di depan Dapur Cobek. Lucunya mesti banget mobil mereka muter dua kali, weirdo. Dah…
Dilanjutkan dengan perpisahan Buret dan Nita yang di-drop di stasiun. Daah…
Abis itu giliran gua ama Pindy yang bakal di-drop di terminal bus Leuwi Panjang. No Daah… (Why??????????). Soalnya gua dengan nakalnya memutuskan untuk gak mau pulang. Terlalu sedih. Gua juga ngerasa itu adalah bukan waktu yang tepat untuk berpisah. Indera ke-11 gua merasakannya. Hahahahha… kocak banget.

Langsung deh si Bo membanting setirnya kembali ke arah Dago, ujung dunia belok kanan, rumah dia. Sementara gua masih merasa sebagai orang yang paling nakal sedunia. Kan ada lagunya juga oleh Megi Z:
Aku merasa orang ter-nakal di dunia…
Enggan tuk pulang…
Padahal besok bekerja…
Hahahaha… koq gua jadi dangdut banget sih belakangan ini.

Langsung deh kami tidur siang waktu itu. Mengumpulkan energi buat jalan malem-malem. Gua masih ngerasa orang ternakal. Gua tidur ama Bo di lantai 2, sementara Pindy tidur ama Vanny di lantai yang sama. Yang ada bukannya tidur malah ketawa-ketiwi. Gua ngobrol2 ama Bo yang selalu takut ama orang lain (I still wondering, what would he afraid of me?, gua doang gitu lho…), sementara di kamar seberang Pindy dan Vanny ketawa-ketiwi walopun agak sedikit ditahan.

Gua bisa tidur sebentar. Dua detik doang. Terbangun gara-gara ada yang menggunakan kamar mandi. Bo sih bisa tidur dengan pulasnya. Nampaknya cewe-cewe juga udah tidur. Pikiran gua melayang-layang me-review akan semua yang udah kami lalui bersama. Gua sayang banget ama mereka.

Bo bangun setengah jam kemudian. Gua yang bangunin. Tapi nampaknya dia udah bangun dari tadi. Terus dia mandi soalnya mau ngejar janji ama Bang David-abang PA-nya-dan Erwin-saudara PA-nya. Kebetulan waktu itu gua laper banget. Jadi sekalian gua juga turun mau makan. Yummmieee… mendoan buatan mbak Is' enak banget (gua berasa lagi nulis novel. Gua kenal dengan seseorang dan sering banget ke rumah itu, terus sering memakan makanan buatan maid-nya temen gua itu. Weirdo!)

Yang buat gua seneng si Bo sangat riang banget sore itu. Gua tahu, dia tuh riang gara-gara Gua ama Pindy memilih pulang lebih lama. Gua yakin banget akan hal itu. Gua bisa merasakan ‘aura’-nya. Hahahha… keyakinan sepihak itu membuat gua puas akan keputusan gua. Gua gak lagi merasa nakal banget. Toh gua udah ngasih tau nyokap gua di rumah. Hehehhe…

Sementara Bo memenuhi janjinya gua lanjut tidur. Pindy dan Vanny ya emang gak bangun-bangun. Pulas banget tidurnya ampe 4 jam berikutnya. Gara-gara di-miskol Pindy makanya gua bangun. Gua gak sepenuhnya tidur sih. Pikiran gua masih bermelan ria membayangkan segala yang sudah kami lakukan. Hmmhh… letih banget gua padahal udah. Letih hati dan fisik. Capek banget…

Farewell Party Part 2
Begitu Bo pulang, kami memang udah siap mau berangkat. Rencananya mau jalan kaki ke gerbang, tapi si Bo katanya mau “kencing” (pemilihan bahasanya… dari dulu tuh sampe sekarang). Ya udah kami abis itu kami jalan. Tadinya mau ke atas, mau liat city view, tapi gak tau kenapa tiba-tiba kami udah dibawah lagi. Waktu itu gua emang sibuk ditelpon ama AW. Jadinya kami ke Madtari. Makan roti dan Indomie goreng. Kami kayak anak bayi lho berempat, semuanya minum susu sebelum tidur. Huahahahahaha… aneh. Seperti biasa kami ngbrol, bertengkar, ngalor-ngidul gak jelas. Tapi ya puas. Si Bo sempat sedih banget malem itu. Gua bisa merasakan auranya. Tapi dia nggak ngasih tau kenapa. Kami sempat toast juga malam itu. For the good life. Gosh, I’m so in love with them. Bener juga kata Bo. Ini farewell party yang keren banget. Gak direncanakan dan kami banget. Yang selalu begitu. Keren!


Gua butuh tidur banget. Gua capek mental dan fisik. Tapi tetep malam itu gua gak bisa tidur. Pikiran gua tetap melayang-layang. Pusing gua. Entah kenapa gua jadi melan banget gini…
Pagi itu gua bangun in a rush dibangunin Pindy. Walaupun sebenernya gua emang gak tertidur. Mandi, gosok gigi, terus bangunin Bo minta dianterin. Sampai titik itu pun gua masih bingung mau naek Travel atau Bus. Langsung deh telpon sana-telpon sini. Namun akhirnya gua memutuskan naek bus aja apapun risikonya. Soalnya gua mau se arah ama Pindy. Mau mendapatkan perpisahan yang sempurna pagi itu. Jam 4 pagi di terminal bus Leuwi Panjang. Ada satu yang gua kejar pada setiap Farewell Party, yakni Farewell Hugs. Dan pagi itu gua pengen mendapatkannya sempurna. Alangkah baiknya Tuhan. Keinginan yang satu itu pun terpenuhi. Sampai saat ini, gua masih bisa merasakan hangatnya pelukan masing-masing dari mereka. It’s so warm. Quietly warm. God, thank you for them.

Seminggu itu sebenernya gua udah stress kalau-kalau gua gak bisa ikut. Secara kerjaan gua meminta gua standby all the time. Bahkan sampai 2 jam sebelum keberangkatan gua masih gak jelas bisa ikut apa nggak. Waktu itu gua gak mood banget juga. Udah capek bingung pula. Hiks. Gak taunya Puji Tuhan!! Semuanya beres dan lancar. Bahkan semuanya sesuai dengan apa yang gua bayangkan.
Ada gelak tawa…
Ada canda…
Ada Tangisan…
Ada pelukan…
Kayaknya gua emang sutradara yang hebat deh. Dan DIA adalah sutradara yang sebenarnya.

Di Bus gua beneran gak bisa tidur. Their loves menggerayangi pikiran gua. Padahal gua bakal menghadapi hari yang panjang hari itu. Sangking gak tahannya gua sms aja mereka dengan sms yang super melan. Abis itu, baru gua bisa tidur tenang. Calm, safe and sound.