Thursday, July 19, 2007

Jakarta Tersenyum


Suatu pagi seperti biasa gua berangkat dari rumah mau ke kantor. Waktu itu gua memang memilih untuk berangkat lebih pagi dari biasanya menghindari kemacetan. Berbekal Full Gasoline, rompi dan jaket jeans yang melekat di kulit, gua menerobos dinginnya pagi itu.


Di jalan Jakarta ternyata masih cukup segar. Berkas-berkas air sisa hujan tadi pagi masih terlihat di mana-mana. Bau khas nya juga masih tercium di sepanjang jalan. Masih sedikit sekali kendaraan yang melaju. Jakarta masih segar, masih hijau. Kalau biasanya macet di mana-mana, pagi itu gak ada. Kalau biasanya banyak sekali anak-anak jalanan yang teramat kasihan, pagi itu tidak terlihat. Kalau biasanya bus-bus dan bajaj-bajaj yang menyebalkan itu udah mengotori Jakarta, pagi itu mereka tertib. Si BUGH juga nampaknya sangat menikmati perjalanan pagi itu bersama gua. Hmm... Jakarta.


Tapi tetep aja nurut gua ada yang kurang dari pagi itu. Sesuatu yang seharusnya membuat Jakarta sempurna pagi itu. Sesuatu itu adalah SENYUM. Selama perjalanan gua melihat tidak ada seorangpun warga Jakarta yang tersenyum pagi itu. Satu-satu gua coba pandangin. Mereka yang ada di bus kota. Mereka yang lagi pada jalan di trotoar. Mereka yang sudah berpakaian rapih diperkantoran gedung-gedung tinggi di Jakarta. Mereka yang sedang mengendarai mobil masing-masing, motor, sepeda, dsb. gak ada yang tersenyum. Kalo pun ada gua melihat senyum itu sepertinya dipaksakan. Senyum seorang tukang parkir yang baru saja selesai melakukan tugasnya membantu sebuah mobil keluar.


Heran!


Kenapa dengan udara sesegar ini, tidak ada orang yang tersenyum. Mereka apa tidak ada yang tahu yah khasiat luar biasa senyum. The great impact of a smile. Orang tuh yah kalo ngeliat senyum pasti luluh hatinya. Semarah apapun dia, hati nuraninya pasti merespon kalau melihat senyum. Se-bete apapun dia, bibirnya pun akan sedikit naik tersungging kalau melihat senyum orang lain. Yah, walaupun emang senyum itu gak menyelesaikan masalah, tapi minimal senyum itu menyegarkan hati. Hehehehe...


Mungkin ada baiknya juga kalo Kang Adang atau Mas Fauzi nanti mengeluarkan Imbauan untuk warga Jakarta, supaya sering tersenyum. Misalnya setiap hari senin warga Jakarta diimbau untuk tersenyum. Dengan sedikit merogoh kocek pasang iklan di Televisi (kalo gak minta yang gratisan gitu ke stasiun-stasiun Televisi), pasti warga Jakarta terpengaruh. Satu hari itu pasti ceria dari awal sampai akhir. Di kantor-kantor, di pasar, di rumah, di mana-mana. Hahahahhahaha...


Pagi itu saat gua liat tidak ada orang yang tersenyum, minimal mulai dari gua, gua memilih untuk tersenyum...



P.s.: ayo yang baru selesai baca blog ini tersenyum dong...

No comments: