Tuesday, August 26, 2008

Janganlah Menahan Kasih

Dunia saat ini sedang sekarat. Perang di mana-mana, kemiskinan, kelaparan, saling membenci, dendam, kemarahan, semua menodai atmosfer bumi belakangan ini.

Coba tilik kembali anak-anak di luar sana, di negeri yang jauh dari tempat kediaman kita, yang sama sekali tidak pernah terlintas di depan kita. Hari lepas hari mereka habiskan dengan perut kelaparan. Atau, mereka yang menghabiskan waktunya menangisi kedua orang tuanya yang hancur tubuhnya akibat ledakan mendadak dari bom yang dipasang saudaranya sesama manusia. Atau, tilik juga, mereka-mereka yang hari lepas hari mereka habiskan dengan mencemaskan ayahnya, atau suaminya berperang di negeri yang amat jauh.

I must say:
Terlalu banyak kebencian, kecemasan, ketakutan, ketidakadilan, di muka bumi ini.
Dan percayalah, hanya ada satu yang bisa menutupi semua itu.
Kasih, Cinta, Sayang
Sungguhpun kita enggan mengatakannya, katakanlah, bahwa aku mengasihimu, aku menyayangimu, aku mencintaimu. Dan psssttt... aku punya suatu rahasia. Katakanlah itu berulang kali, karena MANUSIA LUPA.

Memang tidak sedikit orang yang memilih untuk menjalani kadar emosi yang normal dari pada emosi yang meluap-luap dan meledak-ledak. Di dunia kerja hal ini sangat diterima. Hal ini sejalan dengan suatu prinsip bodoh yang bernama Profesionalisme. Sejujurnya, aku pun seperti itu. Aku memilih keadaan emosi yang tidak ekstrim, tidak meluap-luap dan tidak gegabah.

Namun, nampaknya hal itu harus ku ubah dengan perlahan, dengan bijak. Aku harus bisa mengungkapkan kasihku, cintaku, sayangku. Bukannya apa-apa, ini terjadi hanya karena satu hal:
Dunia membutuhkannya.
Perang itu sedang berlangsung. Saat hari demi hari udara di Bumi dipenuhi dengan pengkhianatan, kebencian, kecemburuan, segala hal yang berbau busuk. Harus ada yang menetralisasi hal ini. Bahkan kalau bisa melampauinya.

Setiap saat, ketika aku membagi cinta untuk orang lain, membagi kasih untuk sesama, dan membagi sayang untuk saudaraku, aku percaya aku pula sedang ikut berperang melawan kebencian itu di seluruh dunia. Mungkin efeknya tidak langsung diterima oleh orang-orang/anak-anak yang berada nun jauh di negeri seberang sana, tapi aku percaya
Kasih Menular.
Siapapun yang terkena kasih, pasti tidak dapat menahannya. Ia pun akan meluapkan kasih itu ke orang lain di sekitarnya. Kasih menular, teknologi informasi sudah sangat canggih. Apa lagi yang kurang untuk menyebarkan cinta itu ke seluruh dunia.

Mari bergabung bersama... katakan cinta, kasih, sayang kepada anak anda, pasangan anda, orang tua anda, orang-orang di sekitar anda, semuanya ekspresikan itu, terserah kita caranya.

Sekali lagi, jangan tahan kasih itu. Orang-orang di luar sana membutuhkannya.

No comments: