Monday, August 04, 2008

Ketika Sang Putri Kembali Menjadi Kurcaci

Ah... aku tidak mampu menemukan metafora itu Suatu kata-kata pembanding yang penuh hiasan untuk mengutarakan perasaanku
Yang aku tahu
Aku adalah Kurcaci...
Ya, hanya seorang Kurcaci
atau mungkin seekor Kurcaci
Ketika Sang Putri tidak lagi menjadi Putri
Ketika Ia harus kembali menjadi kurcaci dimataku
Jiwaku kosong Tidak berisi
Ketika Sang Putri kembali menjadi Kurcaci
sepertiku
Genggamannya berubah menjadi rangkulan dipundakku
Ah... andai saja aku bisa lebih menikmatinya.
Ternyata tidak
Dan ketika Sang Putri harus kembali menjadi Kurcaci
Aku berharap Tuhan agar kurcaci lain akhirnya bisa melihat keindahanmu
Sepertiku
Dahulu...
Bahkan jauh ditempat pelarianku
Aku tetap tak bisa menahan guncangan itu
Namun harus sekarang, atau duri itu akan semakin sakit menusukku
Jiwaku sakit, dan makin sakit
Racun itu semakin menyebar dan semakin membunuhku
Aku harus bisa membuang potongan hatiku itu

Atau aku akan mati karena racun itu
Dan juga Ia
Dan Sang Putri
Yang selalu membaca surat hidupku
Jawablah dalam hatimu
Maafkan aku...