Sunday, April 08, 2007

What will I really miss about Bandung

Bo’s

They are my heaven. My place to run when God seems so far. They always remind me about Him and his love. It was beautiful, even just have a chat with them for couple of hours. I feel filled. I dare to say that I am full of love with them.

Bo: dia dengan segala kerendahan hatinya. Dia dengan segala caranya yang luar biasa mengasihi, menyayangi orang. Dia yang selalu menjadi proyeksi gua dalam menerjemahkan kasih Kristus. Dia dengan segala tingkah anehnya yang weirdo abis, dibalik itu, dia dengan kedewasaannya yang luar biasa. Dia yang selalu memikirkan untuk memenuhi visi Tuhan dalam hidupnya, furthermore menghidupinya. Dia dengan sisi menakutkannya, hiiii… serem juga lho, but again, he is too honest to hide it. Dia yang mungkin tanpa dia sadari, dia telah memberkati gua sepanjang gua kenal dia. Dia dengan segala erangan-erangan anehnya yang sepintas terlihat bodoh, namun segar. Dia yang sering tertawa sendiri tiba-tiba jika mengingat sesuatu yang lucu, ataupun yang paling parah, tertawa karena ingin ketawa aja tanpa alasan (gila). Dia yang, gak tau dengan dia, tapi di hati gua dia mendapat predikat best friend. Dia yang kalopun gua berkeluarga nanti, gua akan menjalin persahabatan dengan keluarga dia nanti. Apalagi kalo nti ternyata gua merit ama “dia” (you know who), pasti jadi base camp kali ya rumah gua. Asyik. Hahaha… Dia yang mempengaruhi gua akan banyak hal. Dan yang paling penting dia yang ngjarin gua manggil “Bo”. Hahahahaha…

Bo: Dia dengan segala kepintarannya. Dia dengan segala pemikirannya yang brilian. Dia dengan segala kemalasannya. Dia dengan segala kebolehannya. Dia dengan segala tingkah lakunya yang tidak ketebak. Dia yang selalu berbicara mengenai cowo kecengannya yang baru, yang gak jauh-jauh dari Teknik Kendali. Hahahaha. Dia dengan segala kepribadian dan kepintaran yang mahal. Dia dengan segala ke-incridible-annya. Dia dengan segala kasihnya yang tulus. Dia dengan segala kejujuran hatinya. Dia yang sepertinya tidak sadar kalau dia adalah wanita yang luar biasa, yang seharusnya para pria Teknik Kendali itu yang mengejar dia. Dia yang sering kali gua temukan begitu desperate akan seorang pria, padahal mah gua pikir gak perlu, secara gitu lho, pasti bakal pada ngantri. Dia yang gua yakin akan mendapatkan orang yang tepat. Dia yang kedepannya gua yakin akan menjadi orang yang sukses, minimal jadi penulis terkenal. Dia yang gua saksikan sendiri perubahannya akibat love. Dia yang baru-baru ini masakkin kami Bubur Kacang Ijo, ya walaupun kurang mateng tapi dia membuatnya dengan cinta. Oh, dia yang selalu jadi sasaran empuk kalo lagi ulang tahun. Tapi ya gitu, dia terlalu pintar untuk ditipu. Dia yang HARUS nyelesaiin sekolahnya atau akan gua makan dia kalo ga. Dia yang adalah seorang malaikat penenang tanpa bekas. Dia yang adalah seorang wanita yang hebat.

Bo: Dia dengan segala kesetiaannya. Dia dengan segala keindahannya. Dia dengan segala kebaikannya. Dia yang masih tetap berdiri menyokong gua saat kesesakkan gua. Saat sepertinya semua orang berhenti mengasihi, dia gak pernah berhenti nge-sms, dengan kasihnya. Dia dengan segala kerapihannya, gak bisa liat debu dikit aja, kamarnya aja paling rapih. Dia yang kadang gak konsen dan membuat kami selalu tertawa terbahak-bahak. Dia yang suka miskol-miskol ga jelas. Dia dengan segala percaya dirinya, selalu mengambil keputusan-keputusan yang gak bisa lagi sama sekali digugat. Dia dengan kemisteriusannya. Dia yang entah dengan jurus apa dia melakukannya, walaupun sepertinya dia tidak secacat yang lain, kami bisa tetap mengasihi dia. Dia yang paling sering dipakai jembatan anak-anak untuk berkomunikasi, terutama waktu pengen pada jalan. Oh iya, dia yang paling sering ngingetin gua makan, ngingetin gua minum obat, nge-list hal-hal yang harus gua lakukan kalo gua lagi ada occasion. Dia yang gak ngerti apa-apa tentang elektro, komputer, dan telekmomunikasi. Dia yang dari ceritanya gua menyimpulkan kalo dia memiliki keluarga yang amat sempurna dalam Tuham. Dia yang ternyata eh ternyata menjadi inceran banyak pria, aiih.. Dia yang selalu menggunakan azas “gunakan segala sesuatu yang ada dan murah untuk berkreasi”, beda banget ama gua yang selalu pake azas “tepat guna”. Dia yang selalu konsisten dengan prinsipnya. Dia yang paling suka ngajak kami jalan. Dia yang paling normal di antara kami.

Cmi

Untuk satu setengah tahun gua kerja di sini gua banyak banget belajar banyak hal. Banyak mengerti tentang apa kerja itu sebenarnya. Banyak diajarin hal-hal mendasar lainnya dalam bekerja selain mencari duit. Banyak juga dajarin modal utama dalam bekerja dan menjual diri di dunia ini. Banyak bertemu orang-orang yang aneh bin ajaib cuman pinter-pinter. Ada juga orang-orang yang asyik-asyik banget. Banyak belajar juga tentang mencintai dan menghidupi pekerjaan. Banyak belajar hal-hal kecil pada jaringan. Banyak ketemu sama orang-orang aneh bin ajaib.

Adalah namanya Bu Oke yang cacatnya luar biasa. Ceria tiada akhir kalo ada dia. Hobinya bilang: “naon sih sahat?”. Atau juga ada Pak Iman nan rajin, juara #1 dia mah. Ada juga Pak Nengah dan Pak Taufik, great supervisors, they taught me a lot. Ada juga Mr. Duddy yang gayanya cool abis, kontras ama Pak Budi yang melan dan perhatian banget dan kocak. Ada lagi Pak Adam, Pak Hardadi, Pak Iwan, dsb. yang asyik-asyik. Ada juga jajaran Direksi yang pinter-pinter banget. Pak Rahardjo yang kharismatik, Pak Atmadji yang sistematis abis, Pak Nyoman sang Arsitek, dan Pak Benawi (was) yang ulet. Pernah nih rapat ama bapak-bapak ini, kerjaannya ketawa-ketiwi aja. Hehe.

Sementara di kalangan anak muda new kids on the block, ada geng Salendro. Erfan, pria sentimentil yang selalu menyegarkan. Purwoko, yang punya banyak nama dan blog walker sejati dan elektro banget. Tommi yang enak banget diajak bercanda. Dan Yusuf, pria yang baik hati tapi baru keliatan belakangan, selama ini kemana aja dia. Dulu ada Yeni yang super mandiri. Kalo tambah Cindra jadi deh geng Varindo nan gaul. Ada pula Iya, cewe lucu yang suka baca dan banyak pengetahuannya. Ada sekretaris Muhajir dan sohibnya Aris. Ada pula Tommy yg udah duluan ke Jakarta sebelum gua.

Favourit Places

Bandung gitu lho. Suasananya bersahabat banget dan udaranya seger banget. Tempat refreshing banget lah. Apalagi tinggal di sana. Hmmm… seger tiap hari.

Sabuga@The Morning.

Sejak gua tingkat 3 gua udah rutin mengunjungi tempat ini. Biasanya gua jogging bareng Bo di pagi hari. Hmmm… gua masih bisa mencium bau segar di pagi hari di lapangan Sabuga. Segerrrrr… banget. Udah mendarah daging lah buat gua untuk lari di pagi hari jadinya. Biasanya lari itu sabtu dan salah satu hari kerja. Kalo sabtu banyak banget orang jadi kurang begitu segar. Riweuh… Kalo hari kerja dikit orangnya. Segar… Abis lari biasanya duduk-duduk. Bayangin, sambil melenturkan otot, sambil ngehirup udara segar, sambil ngeliat orang jogging (kebetulan orang-orang bandung trendy-trendy, jadi enak dilihat), sambil ngobrol-ngobrol atau nyanyi-nyanyi. Hmm… Gosh it’s really good.

Jl. Taman Sari antara ITB & Kebun Binatang@night

Gak tau yah kenapa gua suka banget lewat tempat ini. Apa sugesti gua doang atau apa yah, tapi pokoknya gua suka tempat ini. Spot yang satu ini biasanya gua lewati bareng temen-temen. Momen yang paling gua suka ngelewatin tempat ini, waktu ngelewatinnya jam 22 ke atas, terus sepi, duduk di mobil temen di samping kursi supir dan berkabut. Misterius banget rasanya. Kerenlah.

Bubur mang Oyo di Dago.

Seringnya bubur ini menyelamatkan hidup gua. Ketika maag gua kambuh dan parah banget, bubur ini sering banget melepaskan gua dari jerat asam itu. Menu yang paling gua suka:

Bubur ½, buburnya dipisah ama cakue, ayam, emping, kerupuk, dll. Pas. Gak terlalu banyak, gak terlalu dikit.

Seluruh tempat makan yang ada city view­-nya

Kebetulan salah satu temen gua paling suka makan di tempat-tempat kayak gini. The Peak, The View, The Cellar, Kampung Daun, and many more. Gua suka dinginnya tempat-tempat itu. Pula gua suka suasananya, apalagi kalau dihabiskan bersama orang-orang terkasih. Gua suka foto-foto juga di tempat-tempat macam ini.

Chill Out, Horizon, Kamar Gua di Mess, Tropez.

Ada kenangan yang mendalam banget yang tergores di hati gua di tempat-tempat ini. It meant so much for me.

GBI Graha Manggala Siliwangi & ITB

Gua banyak banget diajarin tentang Tuhan di tempat ini. Gua suka banget gua ditempatin di Bandung. Gosh, kalo gua gak di tempatin di Bandung mungkin gua gak semengerti ini akan Tuhan kali ya. Gua bersyukur banget udah diajarin Tuhan banyak hal.

ITb Choir

Gua udah gabung ama kawanan ini sejak tahun 2004. Udah pernah ke Jerman and Perancis bareng tim ini. Tahun 2006 lalu juga ke China bareng tim ini. Ada dua sahabat paling deket ama gua di tempat ini. Namanya Eldi ama Mas Iman. Mereka berdua ini cacatnya luar biasa. Apalagi kalo kita udah nginep bertiga di suatu kamar. Kocak deh ketawa mulu. Ada juga Mas Indra yang super duper luper guper muter gutter puker kulker keren abis. Mulai dari cara ngajar ampe talenta-talenta yang dia punya. Kocak dan rendah hati pula. Asistennya Mas Indra ada Kak Rino. Doktor yang satu ini pinter banget. Wah banyak belajarlah dari dia. Ada juga Mas Benar dengan segala keperfeksionisannya. Mas Jodi dengan kebaikannya. Melly yang asyik banget. Kak Kia yang kakak banget. Bang Wenk dan Isterinya yang sakinah dan mawadah, Jimbong partner Bass gua, credo teman sekamar, alfie si jalang (hahahaha), jukie (si energik), stella, asta, dll. Serulah mereka semua.

Tapi rasanya gua gak meninggalkan Choir ini koq. Cuman kerasa agak jauh aja. Semuanya juga gitu siy sebenarnya.

HFGM gank

Sebenernya udah agak lama sih kita gak ngumpul sering-sering. Seems like we’re already aparted anyway. Tapi biar bagaimanapun ini kota tempat kami bersatu, jadi ya tetap aja kerasa peninggalannya. Di keluarga ini ada Roncun yang udah ke medan; Vq, Harvey, si kembar, Daniel, juju, maya, Andre, Hanwin, Boma dan Arma yang masih di Bandung. Dan yang udah di Jkt ada gua, nanda, olip, anton dan togar. Hmm… menanti-nantikan deh kapan bisa pada ngumpul lagi.

Dan seperti yang gua bilang tadi. Yang paling bikin gua sedih meninggalkan Bandung adalah berarti masa gua di kota itu udah habis. Pengenalan gua akan Tuhan di tempat itu berakhir. Gua suka banget kota itu. Dalam kemandirian gua diajarin untuk memiliki hubungan bersama Tuhan secara pribadi. Benar-benar pribadi.

No comments: