Friday, May 23, 2008

Turut Berduka

Untuk seorang kawanku di sana, yang aku tak tahu kondisinya bagaimana sekarang
Seorang ksatria wanita yang gagah perkasa dan lemah lembut bersamaan
Kiranya Tuhan menguatkan dirimu dan menguasai engkau di masa berduka ini

Setelah kehilangan kedua orang tuanya, kini giliran kakaknya harus mendahului dia ke Surga. Tidak memiliki kedua orang tua saja sudah sulit, bagaimana dengan kehilangan lagi seorang kakak. Hmm...

Aku biasa melihat dia sangat kuat. Ia adalah seorang wanita yang memang tegar, sangat mandiri dan tak bergantung serta tidak manja. Nampaknya Ia sudah membiasakan diri dengan kehidupannya.

Kali ini, aku tak tahu apa yang sedang ada dibenaknya. Namun, sore tadi, aku berpikir, bisa saja kali ini imannya runtuh. Mengapa tidak. Bisa saja kali ini ia berteriak kepada Tuhan:

MENGAPA TUHAN?!! MENGAPA!!

Aku benar-benar tidak tahu kondisinya sekarang. Hal ini luput dari pengamatanku. Itu semua karena kesibukan yang tidak berguna itu. Jikalau saja saat ini aku sedang bersamanya, mungkin akan kutanyakan hal ini langsung kepadanya.

Aku tahu juga, aku tidak bisa menghibur dia. Hanya Tuhan sendiri yang bisa berkata-kata dan menusuk ke dalam hati pada masa berduka seperti ini. Dan itu adalah lebih baik. Aku akan berdoa kepada Tuhan, agar Ia terus menjagai temanku itu. Di kala duka seperti ini, agar Ia tetap percaya dan berserah kepada Tuhan.

Hah... bobroknya diriku. Bukannya memberikan porsi lebih kepada hal-hal penghiburan seperti ini, aku malah menikmati kesibukanku yang sebenarnya palsu dan dibuat-buat itu. Menghibur teman adalah lebih nyata, lebih riil dibanding kesibukan pelayanan itu. Ah, bodohnya aku tidak memberikan waktu lebih.

Setidaknya aku akan menghaturkan doaku kepadaNya malam ini. Saat semua mungkin sudah tertidur, aku berdoa agar Tuhan membisikan rahmatNya kepada temanku. Agar saat ia terbangun esok pagi, ada suatu harapan yang besar yang dia peroleh.

Ya Tuhan...
Engkaulah yang empunya segala sesuatu
Engkau juga yang empunya kami.
Engkau yang menawan hati kami,
Engkau juga yang menguasai kami.
Di sana Bapa, seorang teman, mungkin sedang terbaring lengah imannya.
Aku berdoa Tuhan, supaya Engkau tidak melupakan dia.
Kuatkan dia selalu dalam masa seperti ini.
Hanya Engkau yang mampu menghibur dia, biarkanlah Ia mendengarkan Engkau senantiasa.
Juga kesehatan dia dan keluarganya,
agar jangan mereka sendiri lupa untuk menjaga dirinya di kala berduka.
Amin.



No comments: