Friday, July 11, 2008

Hari Pertama Masuk Sekolah

Nampaknya sekalipun aku sedang belajar menulis dalam bahasa inggris bukan berarti semua tulisanku harus menggunakan bahasa inggris. Aku akan memilih judul-judul tertentu saja.


Aku sedang membaca buku yang berjudul Laskar Pelangi tulisan dari Andrea Hirata. Hmm… sampai dengan Bab III aku melihat alurnya maju. Pemilihan kata juga belum seberapa dan metafora yang dipakai juga menurutku belum terlalu berani, atau kadang terlalu berani sehingga tidak berhasil menangkap hatiku. Namun begitu, kisah yang diangkat membawaku terus penasaran untuk mengikuti novel ini.

Ada satu hal yang menarik yang aku refleksikan kepada diriku sendiri dari cerita di awal buku Laskar Pelangi, yaitu HARI PERTAMA MASUK sekolah. Agak bingung memang, Hirata nampaknya ingat betul akan kejadian hari pertama masuk sekolahnya. Sedangkan aku, hanya sepotong gambaran kecil yang aku ingat, ya satu potong, itu pun kalau benar itu hari pertamaku masuk sekolah.

Aku waktu kecil tidak dimasukan di Taman Kanak-Kanak oleh ibundaku. Tidak tahu kenapa. Terkadang aku sirik juga sih pada masa-masa itu. Saat anak-anak lain bercerita tentang kesenangan di TK, aku hanya bisa diam saja karena tidak pernah menikmati indahnya masa Taman Kanak-Kanak. Aku masuk di sebuah sekolah 200 meter dari rumah yang bernama SDN Inpres Kalibaru 07 Pagi. Masuk di kelas 1B bersama 30 orang lebih murid lainnya. Tidak saling mengenal.

Sekolah itu adalah suatu komplek sekolah, cukup besar dan luas. Apalagi ukuran kami masih kecil-kecil, segala sesuatu terlihat luas dan tinggi-tinggi. Selain SD-ku, di sebelah luar, di bagian yang paling dekat dengan pintu gerbang, adalah SDN 05 Pagi. Dan kalau sudah sore nama tersebut berubah menjadi SDN 06 petang, sementara sekolahku SDN 08 petang. Kakak-kakakku juga semua sekolah di sana. Aku masih hapal mereka masuk SD mana.

Kakak Pertama : SDN 05 Pagi
Kakak Kedua : SDN 07 Pagi
Abang : SDN 07 Pagi
Kakak Ketiga : SDN 08 Petang
Aku : SDN 07 Pagi

Ternyata tidak ada yang masuk SDN 06 Petang dikeluargaku.

Hari pertama masuk sekolah aku sama sekali tidak ingat apa yang terjadi. Yang ku ingat waktu itu memang banyak sekali orang tua yang mengantar anak-anaknya. Aku tidak lagi ingat kegugupanku saat pertama, atau kesenanganku membeli seragam sekolah: topi, dasi dan baju sekolah; aku sama sekali tidak ingat itu semua. Aku bahkan lupa lokasi kelas mana dulu aku pertama kali belajar. Hmm… ingatanku memang payah.

Satu-satunya potongan gambar yang aku ingat adalah:

Saat kelas kami bubar, aku berlari kencang ke arah tengah lapangan, nampaknya ke arah orang tuaku, meninggalkan teman-teman di sekitarku. Sudah. That’s it. Segitu saja yang ku ingat tentang pertama kali masuk sekolah. Tidak ada hal lain yang ku ingat. Siapa Guru yang menerima kami pun aku lupa. Apakah waktu itu guru Agama, atau Ibu Guru yang tua, kurus, keriput di seluruh muka, rambut sebahu, yang selanjutnya menjadi guru kelas 1B satu tahun bersama kami. Aku sudah lupa semuanya. Tidak ada cerita maupun kenangan indah hari pertama masuk sekolah yang ku ingat. Payah!

Namun begitu, aku juga jadi terinspirasi untuk membuat tulisan tentang sahabat-sahabatku sepanjang hidupku sampai sekarang. Orang-orang yang kepadanya aku merasa nyaman untuk berteman. Nantikan saja. Cheers!


2 comments:

Rince said...

Wuahahahaha Sahat, dont worry since u're not alone. i didnt attend a kindergarten either. And bout the book, Andrea collected some stories from many people involved by the time, so it means that he's still a normal human being like us who cannot remember every single thing in the past. Btw, am I included as one of your lifetime friends? ;;) Can't hardly wait for your story ;p

Unknown said...

Maybe people like us, who didn't attend kindergarten, have special bonding. Hahahaha.

Gak lah ce'. You are a lifetime friend of someone else, si ndut. But I do really please to know you both.