Wednesday, July 30, 2008

Biaya Kuliah

Gua baru menemukan di sini, setelah gua secara tetap bergaul dengan penghuni-penghuni Priok Jakarta Utara, bahwa ternyata gua itu sangat beruntung bisa berkuliah. Gua baru menemukan di sini teman-teman gua bahwa ada beberapa, bahkan mungkin, banyak orang yang tidak berkuliah karena orang tua mereka tidak mampu membiayai.

Maklum aja, sekalipun gua selama ini berkuliah di Priok, Cilincing tepatnya, tapi kehidupan gua tidak sepenuhnya berada di Priok sana. Gua lebih banyak menghabiskan waktu gua di luar daerah ini bersama dengan teman-teman gua. Okelah waktu SD dan SMP emang gaulan gua sekitaran Kalibaru-Cilincing-Priok, tentu aja lah secara masih SD dan SMP emang belom terlalu ngerti apa itu bersekolah. Puji Tuhan setelah itu gua bisa masuk ke SMU Negeri 13 Jakarta Utara, SMA Negeri paling top di Jakarta Utara. Nah, mulai dari situ, gua gak terlalu banyak gaul lagi dengan teman-teman dari Cilincing. Para siswa dari sekolah itu juga ternyata memiliki orang tua yang rata-rata menengah ke atas. Bisa dikatakan orang beradalah, gak ada yang sampe miskin-miskin banget. Kalaupun ada itu cuma beberapa. Dan itu pun mereka pada akhirnya semua berkuliah.

Pun begitu waktu masuk kampus. Malahan gua menemukan teman-teman gua yang super tajir banget setelah masuk kampus. Sekalipun kampus yang gua masukin notabennya adalah kampus negeri, tetapi yang gua perhatikan bahwa orang-orang yang bersekolah di sana bukanlah orang-orang yang tidak mampu. Sehingga pada kesimpulannya, wacana seseorang tidak berkuliah karena tidak punya biaya hampir-hampir tidak terdengar di telinga gua.

Agak anomali memang hal ini. Padahal gua tinggal di daerah yang hitungannya kumuh di Jakarta. Namanya Tanah Merdeka, Kalibaru, Cilincing, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Tapi memang dari lima orang bersaudara di Keluarga gua semuanya berkuliah. Herannya lagi gua gak nyadar, bener-bener sama sekali gak nyadar, kalo lingkungan gua itu sedikit sekali yang berpendidikan sampai jenjang kuliah.

Dulu waktu gua berkuliah, gua sama sekali tidak pernah berprasangka kalau bisa-bisa aja sebenernya gua berhenti kuliah karena gak ada biaya. Gak tau tuh, dulu gua santai-santai aja. Gua yakin banget kalo orang tua gua mesti bisa aja nyediain. Akhirnya gua nganggep remeh gitu. Gua jadi gak bersyukur dan gak belajar dengan SANGAT GIAT. Coba kalau gua mengerti akan hal ini terlebih dahulu, mungkin gua bisa lebih berusaha dengan kuliah gua, dan lebih menghargai perjuangan orang tua. Ya Tuhan, semoga anak gua tidak mengulangi kesalahan gua ini.

Dulu sebelum mengerti akan hal ini, gua tuh sebenernya tidak terlalu bersyukur juga, karena Orang Tua gua itu sepertinya sudah menetapkan jalan hidup gua tanpa gua bebas memilih. SD, terus SMP, terus SMA, terus Kuliah. Kan bisa aja gua memilih masuk STM. Atau gua memilih masuk kuliah musik, dsb. Tapi, setelah gua menyadari akan hal ini. Gua langsung bereluh:"Waduh, ternyata udah untung gua bisa kuliah, meni milih-milih". Thanks Pop and Mom.

Hmm... jadi buat kita-kita yang berkuliah, sudah sepatutnya kita bersyukur kalau kita dilahirkan dari orang tua yang berada. Pula kita bisa berkuliah dengan sehat selalu. Pun, walaupun kita tidak sempat berkuliah, jangan kecil hati karena orang tua kita. Karena di Keluarga manapun kita ditempatkan oleh Tuhan itu adalah keluarga yang terbaik untuk kita. Percayalah akan hal ini!

Pun, setelah gua sampai sini, ternyata kepintaran pendidikan formal tidak sepenuhnya terpakai, yang terpenting adalah pengalaman hidup. Jadi banyak-banyak berdoalah kita untuk kemajuan hidup kita masing-masing.

No comments: