Kalau dipikir-pikir, sudah lama sekali terakhir berkirim surat. Kapan yah, kalau tidak salah waktu SD deh. Habis bagaimana, jaman sudah makin canggih. Sudah ada E-mail, SMS, Telepon genggam, dan banyak teknologi lainnya yang membuat komunikasi menjadi sangat praktis. Tapi menurutku surat itu malah lebih personal. Penuh dengan sentuhan kasih sayang.
Namun, rasanya kurang bagaimana gitu. Dengan mengirim surat, aku akan menulis kata-kata itu, kalimat-kalimat itu dengan tulisan tangan sendiri. Aku akan berpikir dan berangan-angan sedikit (sambil menggigit-gigit pena yang ku gunakan) tentang apa yang akan ku tulis. Ada sedikit coret-coretan kecil di halaman, karena biasanya aku suka terbalik menyusun SPOK. Hehehe.
Kalau jaman sekarang berkirim surat nampaknya menjadi hal yang sangat menarik. Mungkin isinya kira-kira begini:
"Hai teman, apa kabarmu di sana? Aku baik-baik saja di sini. Hmm... nampaknya sudah lama sekali yah kita tidak berkomunikasi. Ada begitu banyak hal nih dalam surat ini yang akan ku ceritakan. Mulai dari beratnya pekerjaanku, bla bla bla bla bla, bla bla bla bla bla, dan bla bla bla bla bla.
Kamu gimana?"
Kalimat terakhir adalah kalimat ampuh untuk memaksa si pembaca surat membalas surat.
Surat itu menurutku suatu seni. Seni berkomunikasi satu arah yang seharusnya tidak membosankan. Dengan wangi kertas surat yang harum, sedikit berwarna-warni, tulisan yang sangat akrab, basa-basi, curhat, dan segala macam hal yang ada dibenak kita, kita tuangkan dalam bentuk tulisan. (This is the best part) Dan kita yakin pembaca di seberang sana, membaca surat kita dengan penuh antusias.
Nampaknya kebiasaan korespondensi surat-menyurat ini harus dikembalikan di dunia yang serba instan ini. Kembali pada kebiasaan relaksasi yang sangat menenangkan jiwa. Membaca Surat.
Mau kirim surat kepadaku? Kirim saja ke:
Jl. Kalibaru Barat IV No. 26, RT 02/07, Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara. 14110. Indonesia.
Kalau kamu tertarik untuk kukirimi surat, tinggalkan saja alamatmu di sini. Jikalau waktunya tepat, nanti aku coba kirim surat. Hehehehe.
Sunday, April 18, 2010
Tuesday, April 13, 2010
Aku Teringat (1)
Aku teringat: Sewaktu sedang menyetir di daerah Depok. Sedang macet-macetnya. Aku pasang musik agak keras, mengambil Handphone (sebagai pengganti microphone), dan mulai bernyanyi mengikuti musik sambil memejamkan mata, mengangkat-angkat tangan dan sedikit menyunggingkan dagu (Bak Sedang Konser). Dan ketika aku membuka mata: Para penumpang di angkot depan sedang melihat ku; terbelalak. Voila!! Rasanya malu luarrrrrr biasa.
Terjadi momen paling bersejarah dalam hidupku. Satu detik yang sangat berharga. Satu detik keputusan yang sangat penting. AKU TAK TAU HARUS BERBUAT APA. Malu sekali rasanya.
Kemudian dengan sangat cepat aku kembali bernyani, kali ini lebih "Hot" dan menjijikkan. (Entah apa yang mereka pikirkan).
Pesan moril: Pilihlah lagu-lagu instrumen di Tape mobil anda. Niscaya tidak akan pernah kejadian naas seperti yang ku alami.
He3x.
Terjadi momen paling bersejarah dalam hidupku. Satu detik yang sangat berharga. Satu detik keputusan yang sangat penting. AKU TAK TAU HARUS BERBUAT APA. Malu sekali rasanya.
Kemudian dengan sangat cepat aku kembali bernyani, kali ini lebih "Hot" dan menjijikkan. (Entah apa yang mereka pikirkan).
Pesan moril: Pilihlah lagu-lagu instrumen di Tape mobil anda. Niscaya tidak akan pernah kejadian naas seperti yang ku alami.
He3x.
Tuesday, April 06, 2010
Menulis Lagi
Setelah akhirnya sedikit bosan dengan Facebook, dan kembali membaca begitu banyak blog, akhirnya memutuskan untuk menulis lagi.
Hmm.. wondering how I start this again.
Mungkin dengan sekedar mengatakan, apa kabar? Atau dengan menulis How I feel sekarang. Benar, mungkin lebih baik dengan menuliskan apa yang kurasakan sekarang.
Saat ini, aku sedang merasakan seperti seorang diri. Pada kenyataannya memang seperti itu. Nampaknya aku terlalu membatasi diri dari orang-orang disekitarku. Aku lebih memilih membangun jarak, sehingga alhasil aku sendiri tidak bisa seenaknya melewati tembok yang sudah ku bangun tinggi-tinggi itu.
Jadilah aku bengong-bengong sepanjang perjalanan Pondok Indah - Cilincing, setiap perjalanan pulang dari Kantor. Kembali mereka-reka, kenapa yah, aku memilih untuk mengisolasi diri. Akhirnya aku seperti merasa sendiri dan kesepian.
Tapi gak apalah, biasanya perasaan seperti itu datang dan pergi.
Kalau tidak salah, saya pernah membuat satu blog lagi. Suatu blog rahasia yang pernah saya buat setiap saat emosi ku sedang labil. Aku bisa menulis seenaknya di sana. Karena hanya aku, blog itu dan Tuhan yang tahu. Hmm... nampaknya perlu mencari blog itu lagi.
Hmm.. wondering how I start this again.
Mungkin dengan sekedar mengatakan, apa kabar? Atau dengan menulis How I feel sekarang. Benar, mungkin lebih baik dengan menuliskan apa yang kurasakan sekarang.
Saat ini, aku sedang merasakan seperti seorang diri. Pada kenyataannya memang seperti itu. Nampaknya aku terlalu membatasi diri dari orang-orang disekitarku. Aku lebih memilih membangun jarak, sehingga alhasil aku sendiri tidak bisa seenaknya melewati tembok yang sudah ku bangun tinggi-tinggi itu.
Jadilah aku bengong-bengong sepanjang perjalanan Pondok Indah - Cilincing, setiap perjalanan pulang dari Kantor. Kembali mereka-reka, kenapa yah, aku memilih untuk mengisolasi diri. Akhirnya aku seperti merasa sendiri dan kesepian.
Tapi gak apalah, biasanya perasaan seperti itu datang dan pergi.
Kalau tidak salah, saya pernah membuat satu blog lagi. Suatu blog rahasia yang pernah saya buat setiap saat emosi ku sedang labil. Aku bisa menulis seenaknya di sana. Karena hanya aku, blog itu dan Tuhan yang tahu. Hmm... nampaknya perlu mencari blog itu lagi.
Subscribe to:
Posts (Atom)