Tadi malam seorang teman bercerita mengenai pengalaman hidupnya. Semenjak kematian Ayahanda tercinta, perekonomian keluarga mereka merosot drastis. Kata dia sih hal ini disebabkan kurang piawainya anggota keluarga mengatur keuangan keluarga. Alhasil mereka harus berpindah dari rumah aslinya ke rumah kontrakan yang lebih kecil, sementara rumah asli mereka itu dikontrakan ke orang lain. Demi mendapatkan uang tambahan.
Saat itu teman saya ini adalah seorang siswa SMA. Hmm... kebayang betapa terpukulnya dia. Saat masuk bangku kuliah, teman saya itu dibantu oleh Bapak Uda (paman) nya untuk memenuhi biaya kuliah. Akhirnya teman saya ini dan adiknya lulus kuliah. Dan mereka sekarang sudah bekerja. Kondisi ekonomi keluarga mereka sekarang sudah membaik, dan mereka akan kembali ke rumah asli mereka bulan depan.
Hmm... nice story.
Yang menarik perhatian gua adalah Bapak Uda-nya dia ini. Mungkin karena belas kasihan dia tergerak untuk membantu keluarga teman gua ini. Bisa dibayangkan sih, waktu Ayah dari teman gua ini hidup, mungkin aja mereka jarang banget berkomunikasi. Tentulah, mereka sibuk dengan keluarga masing-masing. Namun, begitu salah satu keluarga terkena musibah, tiba-tiba dia merasa bertanggung jawab atas keluarga peninggalan adiknya itu.
Buat gua sih itu keren. Gak semua orang lho mau peduli. Dan gak semua orang mau membantu. Namun melalui pelajaran ini gua jadi mengerti. Pada dasarnya setiap orang, saat dia sadar orang lain terdesak, ia pasti akan membantu. Karena memang pada dasarnya semua orang adalah baik. Gua yakin akan hal itu. Makanya mau membantu.
So... jangan tolak kodrat, karena setiap manusia memang diciptakan untuk kebaikan.
No comments:
Post a Comment