Keluarlah dari batasan-batasan diri anda dan bacalah
Sebagaimana saya keluar dari batasan-batasan diri saya dan menulis ini
Some people care about this
Some people don’t
Gak tau kenapa tapi banyak orang yang belum mengetahui pentingnya hal ini dalam menjalani kehidupan. Ada yang sudah tahu. Banyak juga yang sudah tahu tapi memilih tidak tahu, namun sedikit sekali yang memilih tahu dan menjalankan.
Segala sesuatu pasti ada tujuannya kalau diciptakan. Entahpun itu cuma sekedar sebagai penghias, penambah rasa, penambah nilai estetik. dsb. tapi pasti ada gunanya. Sekalipun keberadaannya tidak secara langsung membawa dampak, tapi sebenarnya kalau ditelaah lebih jauh pasti ada gunanya. Misalnya usus buntu. Sampai sekarang bingung juga apa gunanya usus buntu ada di dalam tubuh manusia. Tapi yang pasti ada gunanya. Minimal saat orang terkena penyakit ini, orang itu akan mengingat pada sang ilah dan berserah kepadanya. Atau dengan setelah operasi usus buntu, sang pasien makin menjaga pola hidupnya. Bisa jadi. Mungkin tidak secara langsung, namun ada gunanya.
Demikian pula kita diciptakan. Siapapun manusia, pasti ada tujuannya dicipta. Misalnya saya kalo mencipta lagu, pasti itu ditujukan untuk ketenangan hati gua. Dan siapapun DIA yang di sana yang mencipta kita, gua yakin persis kita diciptakan untuk kepuasanNYA. Kepuasan sang pencipta. Dan apakah itu kepuasan sang pencipta??? Inilah yang harus kita temukan.
Kalau anda belum pernah menyadari hal ini
Sebaiknya anda mulai menanyakan hal ini kepada siapapun yang anda yakin sebagai pencipta anda
Kalau anda pernah menyadari hal ini namun enggan melakukan
Sebaiknya anda mulai menanyakan lagi karena what life could be without knowing this
Kalau anda pernah menyadari hal ini dan telah menjalankannya
Sebaiknya anda terus menanyakan hal ini terus-menerus setiap saat karena hal ini akan terbuka perlahan demi perlahan, tidak sekaligus. Kita harus menyingkap misteri ini sedikit demi sedikit
Mungkin yang menjadi pertanyaan besar adalah apakah manusia itu dicipta untuk kegunaan yang spesifik? Atau itu hanya fungsi general saja.
World peace
misalnya. Gua sih yakin yang mencipta gua tidak mencipta dengan sembarangan. Tidak seperti pabrik rokok yang semuanya diciptakan seragam dan gak ada unik-uniknya satu dengan yang lain dan yang jalan hidupnya semua sama melalui fasa yang sama. Ada kesempatan sih manusia dicipta sebagai begitu (kalau dilihat dari skala yang sangat besar), namun kalau telaah lebih detail, manusia terlalu unik untuk dianalogikan dengan rokok. Dan juga rokok tidak diikuti selama jalan hidupnya oleh penciptanya, kalau manusia, bagaikan program, ditongkrongkin terus tiap hari kalau-kalau perlu ada peng-coding-an ulang secara tiba-tiba kalau ada kerusakan. Dan kalaupun hal ini juga masih membuka celah untuk disanggah, I dare to say, penciptaan manusia jauh lebih dahulu dilakukan ketimbang rokok ataupun program. Jadi kalaupun memang pernyataan gua salah, hal ini karena manusia selalu menganalogikan produksi rokok atau program kemudian dibandingkan dengan jalan kehidupan. Itu tidak adil, kalau perbandingan ini tidak implikasi. Membandingkan hidup manusia dengan hidup rokok adalah salah, kecuali sebaliknya. Yang meniru pasti yang datang belakangan, bukan yang depan.
Apa yang gua percaya adalah, gua dirancang sedemikan rupa. Teramat detail (bagai arsitek sedang membuat rancangannya), sangat detail. Segala sesuatunya diperhitungkan dan segala kumpulan-kumpulan pilihan (sebab hidup adalah soal memilih) telah pencipta gua kuasai. Bagaikan suatu tempat, pencipta gua tidak lagi melihat peta tapi sudah menguasi betul jalan-jalan di tempat itu. Dia sudah tau seluruh kemungkinan gua dan Dia juga tahu jalan keluar dari setiap pilihan yang salah.
Cuma ada satu syaratnya. Bertanya. Sebab dengan bertanya berarti kita percaya, dan kalau kita percaya berarti kita berserah.
Jadi mulailah bertanya.
No comments:
Post a Comment