Ia orang yang sangat berbeda denganku. Aku seorang yang sangat teratur, sangat rapih, tepat waktu, sangat sistematis dan sangat-sangat memerdulikan masalah kesantunan. Sedangkan Ia; Ia berbeda 180 derajat dari ku. Ia sangat tak acuh, selalu terlambat, hidup seenaknya, pergi seenaknya, pulang seenaknya. Seperti tidak ada yang menjadi beban dalam hidupnya. Ade mulai berpikir menimbang-nimbang dalam pikirannya. Ia termasuk orang yang menganut paham pengaruh hormon di dalam darah menentukan karakter dari orang tersebut. Ia mengaku dan sangat menyelami dirinya seorang Melankolis.
Ini pasti namanya Cinta. Pikir Ade. Sebagai seorang wanita dewasa berumur 27 tahun Ia tidak ingin lagi bermain-main dalam hal yang selalu dibicarakan teman-teman sebayanya saat ini, cinta dan keluarga. Ade tidak lagi mau merepotkan rasa di hatinya dengan perihal-perihal tak jelas nan mengambang di dalam hati, yang membuat Ia kelabakan selama merasakannya, cinta. Dahulu mungkin Ade berpikir seperti itu. Namun kini ketika seluruh keluarga mendesak, satu demi satu teman sebayanya menikah, bahkan telah memiliki anak; target Ade jelas. Cinta dan Keluarga. Titik. Tidak ada kesempatan untuk yang lain-lain.
Apa yah maksud perkataan Dia tadi? Kenapa Ia tadi tiba-tiba memanggil dirinya dengan sebutan aku. Biasanya Ia menggunakan kata gua. Akh, tapi tadi seharian Ia menggunakan kata yang sama ke semua orang. Kata Aku. Lantas kenapa diksinya menjadi sangat sopan kepadaku. Akh.. sudahlah, letih memikirkannya. Ade mulai dihantui dengan perasaan itu. Perasaan yang bergejolak. Suatu tanda tanya, yang selalu dipikirkan satu insan. Apakah saat ini dia sedang memikirkan aku juga?
**********************************************
No comments:
Post a Comment