Friday, February 29, 2008

29 Februari (Cont.)

Maybe this performance can describe my feeling today, this 29 February.



By the way, I'm stating right now; I'am David Archuleta fan.
Gosh, he just ment to be a star. Awesome. With his young age 17. When I am 17 I was so.. so.. so.. so horrible I think.

However, happy 29 February to you all everybody.

29 Februari

Gak tiap tahun lho kita ketemu tanggal 29 Februari. Tanggal 29 Februari ini cuma muncul 4 tahun sekali. Fenomena ini dikarenakan perputaran bumi terhadap matahari sebenernya gak genap 365 hari dalam satu tahun melainkan 365 1/4 hari. Alhasil 1/4 hari itu ditabung, terus di foya-foya kan pada tahun ke-4. Maka muncullah tanggal 29 februari itu. Kalo gak ada tanggal 29 februari, maka lama kelamaan hari akan terus bergeser sehingga musim tidak lagi jatuh di waktu yang sama. Bisa jadi nanti Natal jatohnya bukan di musim dingin lagi. Bisa-bisa natal jatohnya di musim kemarau. Gak asyik banget itu mah...

Anyway, sebenernya tanggal 29 februari itu cocok banget kalo dijadiin hari yang spesial. Contohnya hari Valentine. Seru banget kan kalo kita ngerayain Valentine tiap 4 tahun sekali. Hmm... jadinya tuh lebih spesial, lebih khusuk, dan lebih khusus. Jadi perasaan cinta dan romantis kita itu, bisa dicurahkan paling dahsyat setelah dikumpulkan 4 tahun lamanya. Hmm... romantis.

Gimana juga kalo tanggal 29 februari itu adalah hari kelahiran kita. Memang notabennya kita tuh ulang tahun bukan ulang hari, tapi gimana mau ngerayainnya kalo tanggalnya aja gak ketemu. Gua punya temen tuh yang lahir tanggal 29 februari 1984. Namanya M.Ridwan. Gua kenal dia waktu kuliah dulu. Kebetulan dia satu kelas ama gua di TPB-ITB, dan gua sejurusan juga ama dia di T.Elektro. Nah, waktu tanggal 29 Februari 2004 dia berulang tahun. Dan itu adalah ulang tahunnya yang ke-5. Muda banget kan. Mungkin bukan umurnya yah yang 5, tapi baru 5 kali ketemu tanggal ulang tahunnya. Gimana yah perasaan dia tiap tahun?? Gua sih bakal ngerasa aneh-aneh geli gitu kalo jadi dia. Hikhikhikhikhik. Yah... gak ketemu hari ulang tahun lagi deh taon ini. Gitu kali yah kira-kira respon gua.

Hmm... atau gimana kalo tanggal 29 Februari di jadiin hari jadi Bumi. Bumi kan belom punya hari jadi tuh. Gimana kalo tanggal itu. Jadi kita ngerayaain bersama. Seluruh penghuni bumi. Yah, karena dia ulang tahun maka kita harus baik-baik lah ama dia di hari itu. Mulai dari tidak membuang sampah, limbah, tidak menebang, dll. yang merusak bumi pada hari itu. Mayan kan untuk bahan refleksi kita untuk menghargai planet tempat kita tinggal tercinta ini.

Atau, gimana juga kalau setiap tanggal 29 Februari kita memperingati hari musik sedunia. Jadi setiap tanggal itu kita harus membunyikan musik di seluruh dunia. Kalo ngomong juga mesti pake nada. Misalnya: Paaaak... do..ku..men itu.. su..dah.. di..kirim.. be.. lom... (susah yah kalo bukan audio). Pasti seru.

Atau misalnya lagi (ini yang paling gua suka), tanggal 29 Februari itu dijadikan hari hug atau pelukan sedunia. Jadi siapapun orang yang kita kenal yang kita temui hari itu kita peluk. Dengan erat. Tanda kita mengasihi dia. Atau minimal pelukan itu berkata engkau tidak sendiri di dunia ini. Alamak hangatnya. Hehe.

Bagaimana dengan idemu? Mau dijadiin apa nih hari?


Wednesday, February 27, 2008

American Idol Judges v.s. Komentator Mamamia Seleb Show

Sejujurnya gua agak bangga juga sih setiap nonton Mamamia terutama yang seleb show, karena pembagian peran dari komentator udah sangat terasa dan terkesan spesifik. Cuma ada beberapa bagian yang menjadi pemikiran gua.

Kenapa output American Idol bisa menjadi sangat bagus gitu ya? Melambung ke dunia Internasional

Kenapa output Mamamia tidak berkualitas Internasional, bahkan dijual dipasar lokal pun gua gak yakin berkembang?

Gua paham bahwa seorang juri dan atau komentator pada acara reality show macam American Idol dan Mamamia berfungsi bukan untuk menentukan, melainkan memberi komentar atas penampilan peserta. Akan menjadi hal yang sangat luar biasa lagi jikalau masing-masing komentator memiliki karakternya tersendiri dalam mengomentari. Itu membuat penjurian atau pengkomentaran menjadi seperti drama. Dan itu benar-benar layak untuk ditonton. Hal ini sudah dapat dirasakan dikedua acara, baik Mamamia super seleb show dan American Idol.

Hanya saja ada satu hal yang kurang dari komentator Mamamia dibanding juri-juri American Idol. Yaitu dalam hal KOMENTAR YANG MENGEDUKASI. Komentar yang mengedukasi ini seyogyanya disampaikan oleh seorang komentator bukan hanya untuk peserta melainkan juga untuk masyarakat awam. Memang dibutuhkan kejujuran di sini, dan itu tidak ada salahnya kan...

Sebagai contoh kita perhatikan komentar Madam Ivan Gunawan. Secara profesional beliau memang ahli di bidang fashion, dan setiap komentar yang beliau berikan masuk akal dan memberi pengetahuan baru. Tapi apakah kita benar-benar mengerti apa yang menjadi hal-hal dasar dalam berpakaian itu? Apakah yang harus diperhatikan dalam berpakaian saat penampilan? Adakah peserta teredukasi? Adakah masyarakat teredukasi?

Sejujurnya, saya tidak teredukasi, dan begitu juga peserta (menurut hemat saya). Hal ini terbukti bahwa peserta sering sekali mengulang kesalahan fashion. Minggu lalu ada kesalahan di sebelah sini, minggu ini kesalahan di sebelah sana, tanpa memberikan hal dasar apa yang perlu diperhatikan. Nah, hal-hal seperti inilah yang perlu diperhatikan oleh seorang komentator. Komentar yang mengedukasi baik peserta dan masyarakat.

Kita lihat contoh di lain pihak. Simon Cowell, dengan kritikan pedasnya selalu mengedukasi peserta dan masyarakat. Salah satu contoh adalah saat tema untuk peserta adalah 60-an maka mereka selalu dikritisi oleh Simon untuk tetap membawa suasana yang baru, yang kekinian, sekalipun lagunya adalah lagu jaman 60-an. Musik mereka harus baru dan tetap berkarakter seperti yang disukai pasar jaman sekarang. Itulah edukasinya. Semua harus berorientasi pasar dan pergerakan jaman.

Ini memang tidak gampang. Perlu orang berkaliber tinggi untuk bisa merangkum suatu komentar yang singkat, padat dan penuh isi. Tapi itulah yang diperlukan oleh masyarakat. Komentar-komentar yang edukatif.

Jimmy Kimmel v.s. Ben Affleck

I laugh to death watching this Video.
Huahahahahahaha...
This video is totally hilarious.

Tuesday, February 26, 2008

Menjadi Seorang Dirijen Paduan Suara

Berikut beberapa wawancara singkat pembuka wawasan ketika gua memutuskan menjadi seorang dirijen di Paduan Suara:


Imam Bambang Kristianto (Dirijen PSM ITB 1997-2004)


Kalo nurut gua yang paling penting menjadi seorang dirijen itu adalah Gesturnya.

Awalnya gua menyepelekan mengenai hal ini. Ternyata ini bener banget dan susah banget. Gestur dari gerakan-gerakan yang kita buat sebagai dirijen seyogyanya dapat membawa paduan suara ke arah yang kita tuju. Susah banget cuy! Kadang gua udah buka tangan selebar-lebarnya mau minta Fortesimo, mereka masih biasa-biasa aja tuh. Giling! Belom lagi detail-detail kecil seperti gua pengen mereka nyanyinya yang satu forte sementara yang lain messo. Piuuuhhh...! Ini penting banget. Gimana juga kalo gua pengen mereka itu nyanyi dengan suara yang sedih (bukan mukanya), pusing bo! Nah, di sinilah kekompakan antara dirijen dan suatu paduan suara dituntut. Kesehatian yang dibangun lewat hubungan sehari-hari. Bayangin aja, kan banyak tuh penyanyi-penyanyi yang gak mau nurut ama dirijennya (yang pada suka sok tahu itu..), nah kalo ada yang kayak gitu gimana?

Indra Listianto (Dirijen ITB Choir, Magnificat Choir-Bandung)

Menjadi dirijen is all about determination!

Pertama gua denger ini gua gak ngerti maksud nih Bapak. Begitu beliau me-launching kata ini yang diotak gua malah ada pelajaran Matematika waktu SMA tentang determinasi. Hehe. Ya gimana, orang bahasa inggris gua gak bagus-bagus banget. Namun setelah beberapa bulan gua terjun menjadi dirijen, that determination finally i could understood. Ketekunan yang berorientasi pada tujuan (Mak... bahasa gue). Ini betul, dan susah banget. Ini tantangan yang sangat berat untuk seorang dirijen. Bagaimana kalau kita udah ajarin berulang-ulang nih orang nyanyinya masih salah juga, ampe butek gak berubah-ubah, belom lagi sikapnya yang ketus dan sok tahu, maaak... susah kali. Di situlah determination dibutuhkan. Ketekunan. Terus mengeksplor dan mencari cara untuk memperbaiki paduan suara yang kita pimpin. Dengan terus belajar dari perkembangan dunia paduan suara tentunya (baiknya sih internasional. hahahahah).

Gue sendiri (Dirijen cabutan NHKBP Tj. Priok Timur)

Dirijen adalah seseorang yang berimajinasi tinggi dan dapat menciptakan musiknya sendiri

Ilmu gua sih belom terlalu tinggi baru segitu. Gua baru nyampe tahap di mana seorang dirijen itu harus berani bereksperimen, berani mengambil resiko dan berani berimajinasi. Hehe. Mantap kan!

PS: Buat kamu-kamu yang mengerti akan topik ini, kasih masukan dong niscaya deh akan gua pertimbangkan dan mungkin akan gua praktekan di PS yang gua pimpin.


Ramai-ramai sesepuh Blogger

Sesepuh blogger Indonesia lagi pada bersitegang. Gua seneng banget bacanya. Membuat gua semangat menulis lagi. Hehehehehe...

Asyik... asyik...

Listening (lesson from film Sydney White)

As you all know, good thing can be gained from film right? Right!

This time, I had just finished Sydney White.

From so many Hollywood film I’ve watched I might got the predicate of “Ouwh… it’s just such a girl film”. But I do not care. I like that kind of film. Easy with less contain and can make me smile through all the play hours.

Back to this film, Sydney White is telling us about being frankly a very-such-never-built-society. But I like the idea, that every one actually is a dork, and through the life we always work how to fit in. So this is Sydney started her political practice. She beat Rachel by touch even grab the most little society in her campus.

She touch the Jewish entity, Students-Army entity, Drum band entity, Nerd entity, and many else and she hold it very tight. In this film, she delivered to create a very perfect campus society by telling all of them is a dork. I do believe it.

But the greatest lesson from this film is come from the setting where Sydney and all of her colleagues were attending a role-play by a person. Actually this one maybe is the lowest level society here in Indonesia. The person is she-male. This person was performing a Poem 12 chapter made by I-don’t-know, and at the end of his (or her I don’t know) poem Sydney and all of her friends were giving applause to this person.

It was just about 5 seconds appearance, but this 5 seconds succeeded to remind me of Listening some one else. Except Sydney and her 7-dork-friends (very much like a fairy tale huh?), only few people attended that play. I don’t know if it is a good play or not, but

Imagine… if you have prepared of something and people give you huge appreciation about that, will you be feel appreciated? You must huh? I do. Preferably, when I prepare for my song if I choose as a Singer, or my announcement if I choose as Announcer, etc. I believe the feeling that happened for the Poem Reader is the happiness of being listened, of being noticed of else.

Oh be honest, we want a fit society for us to live right? We want our own heaven right?

People need to be listened. People need to be heard.

Answer this question honestly; which part of your body is the most important organ of your life?

If you answer heart, or brain you did the wrong thing as I did.

The most important part of our body is:

Shoulder, to cry on

Ears, to listen

I little bit sorry for my self for it such a long time I never heard else again. Yeah I do listen to them, but as the wind blows, as the story gone by from my memories.

So, start your day by listening. For example: your friend who is in the big trouble maybe. Or just message him/her to ask about that big problem. They maybe will not answer it openly, but at least you try to hear some one else.

Monday, February 25, 2008

East-West Connection



Secara kecelakaan gua nonton acara ini. Gelaran yang diadakan oleh Metro TV, minggu siang ini ternyata berhasil menggugah hati gua juga untuk peduli akan masalah global di dunia sekarang ini.

Alkisah Metro TV mengadakan talk show yang dihadiri Amien Rais dan (Satu lagi lupa, kurang kenal) membahas mengenai hubungan antara barat dan timur.

Gak tau kenapa, tiba-tiba diskusi mengkerucut ke pembahasan mengenai hubungan antara Muslim dan Amerika.

What?!

Tapi gua suka banget pembahasannya. Bener-bener terbuka. Memang ada serangan-serangan atau sindiran-sindiran tersembunyi di situ, tapi, you tell me, gua gak bisa dibohongin gitu lho. Lucunya, koq ditengah-tengah malah bukannya kedua pihak membahas solusinya, pihak Indonesia bersikap sangat ofensif dan seperti sedang mengkritik pihak Amerika. Pihak Amerika sendiri, yang dalam acara ini, di wakili oleh stasiun TV (lupa lagi... maklum nonton baru ditengah-tengah), yang berada di Washington DC, seperti sedikit membela diri. Alhasil jadi seperti orang kesel dengan orang lain.

Acara ini memang tergolong canggih, dan tentu saja menggunakan teknologi yang canggih. Gak tanggung-tanggung, video conference digunakan pada acara ini. Jadi dari studio di Jakarta langsung berbicara ke studio di Washington.

Di awal acara semua berbicara mengenai demokrasi. Tentang demokrasi di US dan demokrasi Pancasila di Indonesia. Mereka membahasnya dan kedua pihak meyakini demokrasi cocok untuk kedua pihak. Kemudian bahasan meluas sedikit mengenai pihak-pihak yang tidak bisa menyambut datangnya modernisasi. Tidak mampu menyesuaikan diri sehingga terjadi perseteruan baik itu berupa perang dingin maupun perang terbuka.

Di sisi Jakarta dihadiri banyak mahasiswa, pejabat-pejabat, tokoh-tokoh terkenal, dll. Di sisi Washington ada Prof. (lupa lagi...) yang mengepalai asosiasi hubungan dengan SouthEast-Asia, dan mantan pejabat teras Washington DC.

Hmm... seru! Abis! Semua pendapatnya berbobot.

Pak Amien Rais bersikeras kalau ini semua salah Presiden US George W Bush, kalau diganti nanti pasti kebijakan luar negeri AS berubah juga gak kayak sekarang. Sementara di sisi sebelah sana tuh malah gak yakin. Sepertinya di sisi Washington menyatakan kalau pengambilan kebijakan itu oleh Amerika, bukan oleh Presiden semata. Sehingga mereka menanyakan, apa lagi yang bisa diperbuat selain mengganti Presiden? Kalau-kalau udah diganti tapi tetap gak berubah kebijakan politiknya.

Kemudian bahasan mulai melebar menjadi Muslim v.s. Amerika. Kali ini tidak hanya muslim di Indonesia, melainkan di Middle East dan sekitarnya. Amerika mengklaim dirinya untuk membantu, sementara tidak semua pihak muslim itu menerima bantuan Amerika. Amerika bertanya, mengapa setiap kegiatan positif kami seperti di Rwanda dan Nigeria tidak diperhitungkan? Mengapa semua hanya berfokus pada Irak?

Man... it was a great discussion. A little debate there. But, it's truly containable.

Pembahasan dilanjutkan dengan perkataan jujur bagaimana Indonesia melihat Amerika dan sebaliknya. Di sini mulai terlihat sisi terang. Keduanya mulai berkata jujur dan sepertinya di sini didapatkan titik temu. Amerika melihat Indonesia sebagai negara Teroris, terkait dengan bom Bali dan negara miskin penuh bencana (sebenernya betul juga sih). Sementara Indonesia mengklaim bahwa AS adalah negara adidaya yang semena-mena yang kebijakan politik luar negerinya memang disengaja memberatkan masyarakat muslim dunia. Ternyata keduanya belum saling mengenal. Semuanya pun sepakat kalau masalah kebencian antar umat manusia Islam dan Amerika itu adalah sebuah masalah yang harus dipecahkan. Ini tidak untuk dipendam dan dinikmati melainkan untuk diselesaikan. Lihat ke depan 40 sampai 50 tahun mendatang, apakah anak-anak kita harus menghadapi perang yang sama??? What a nice question. Kalau bisa kita selesaikan sekarang-sekarang ini kenapa tidak diselesaikan, supaya anak-anak kita nanti bisa berfokus kepada hal yang lain yang lebih membangun umat manusia. What a nice thought.

Sehingga setiap sisi bisa menerima dirinya masing-masing dan bisa menerima sisi yang lain.

Hmm... great discussion. And full with honesty.

Memang dimasa-masa ini, kejujuran sangat dibutuhkan. Apa yang ada dihati, memang sudah sepatutnya dikatakan. Untuk kebaikan bersama, bukan untuk menyerang.

Friday, February 22, 2008

I Am Afraid of Being Alone

Every time I have out town assignment, I feel awful. I don't know why. Maybe it's because I can't hanging out with my friends, my family, and it means I must be alone in the city where I should go.
Hmm... but not this time. This time I assign to Surabaya for, I don't know how long, unpredictable. It's weird for me. It makes me can not plan my other life rather than my Job. But this time, instead of feeling lonely in this bright city, I choose to enjoy my loneliness. Not every chance I have a situation like this. I can explore a city, I can meet my friends here, I can have an adventure with new city and its food. And yet, I will meet my family and my friends again later in Jakarta. Why should not I feel patient about that.

But it's true. I kinda guy who can not live alone. Of course I will marry someday, but I haven't think about that so far. I assume I am a kind of having fun person. I addict about having fun, about hanging out. The funny thing is, I might be just calm and stay still, not talk to much when I already hang with my friends. Something wrong about that. I miss my family and my friends here in my loneliness, but when I am with them I will feel usual like nothing happen.

Why I can't say that I love them, that I miss them when I apart? It's been weird. I shall conquer that. Yes it's true that I kind of person who can not express the emotion, but actually I don't wanna be like that. I want to be a person that can show love to all that I loved.

It's important to show love everyday. The world is getting bitter day after day. Every one needs love. Need to hear love.

I love you
Aku sayang kamu
Aku mengasihimu
Engkau teman yang baik
Thanks for being my friend

All that words, will recover bitterness day by day.

And you know what, people forget. So they all shall be spoken every day.


Wednesday, February 20, 2008

I Will Be Here

As Request by Ladyday, this is the sample of my own house-studio-recording.
You can hear it here.


Tomorrow mornin' if you wake up
And the sun does not appear
I...I will be here

If in the dark we lose sight of love
Hold my hand and have no fear
'Cause I...I will be here

I will be here...
When you feel like bein' quiet
When you need to speak your mind
I will listen
And I will be here
When the laughter turns to cryin'
Through the winnin' and losin' and tryin'
We'll be together
'Cause I will be here

Tomorrow mornin' if you wake up
And the future is unclear
I...I'll be here

Just as sure as seasons are made for change
Our lifetimes are made for years
I...I will be here

I will be here....
You can cry on my shoulder
When the mirror tells us we're older
I will hold you

And I will be here
To watch you grow in beauty
And tell you all the things you are to me
I will be here

I will be true
To the promise I have made
To you and to the
One who gave you to me

I...I will be here

And just as sure as seasons are made for change
Our lifetimes are made for years
'Cause I...
I will be here....
We'll be together

'Cause I will be here

Draft of Sudah Selesai (Cont.)

Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.
Only God can said such like this thing to human. So this part must be very grande as God talk to human. The cord must be very major and of course there are heaven touch in the end of the part. So the beauty of heaven revealed in this part. I already try it in my strings. Gosh, it must be as grande as possible.

Ya Bapa, ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.
It is a pray. Or it is a conversation of God to Him self. Jesus know, God must be so angry His only Son was abused by human. As really, God could be just to vanished all the world that time. But, Jesus was remembering God, that human don't understand anything about this. About sacrifice.
I remember Adam and Eve. They were felt in sin. They are knew they naked. They ashamed of their selves. God did something. He sacrificed a lamb. To cover Adam and Eve body. The lamb was innocent, it has no sin. Adam and Eve never thought to cover their body. They are busy pitying themselves in sin. But God, and only God, think about sacrifice. So, it is not human act. It 100% God act, 100% God idea to sacrifice.
So that is Jesus, replace the lamb for sacrifice, to cover all ashame for all people ever lived.
I will leave solo Tenor to do this part. Maybe with low companion from SATB.

"Eli, Eli, lama sabakhtani?" Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?
This is it. This is the peak of the song. The peak of this choral works. Soprano must achieve a very high notes with half screaming. It must be so true that some one left here.
I will leave soprano screaming only the hebrew language, while others sing in Bahasa.

Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.
This part is the decrement of previous part. While the previous part was so screamy, this part will much of loose of breath. Will be very low and will be very weak.

Sudah Selesai.
In English said that "it's finished". Yes, all task given for a savior was done by his death at the cross. It must be very pleasure to know that. All of His part was done to save people lives. And yet, he succeeded.
This part must be so big actually. Must be very major. As all of the good news undertaken. But, I'm not sure about this part. Maybe firstly will be quite big and it's concatenate will be slowly but sure fade.


Until this time, I only create for two part. I must chase it fast, as I don't have many times anymore. The good Friday is coming next month. Only several weeks left. I must be quick. Hope I can make it before easter.

Wednesday, February 13, 2008

Draft of Sudah Selesai

As I did some research last night, here it is maybe the basic mind of music SUDAH SELESAI.

Aku haus...
In English it says I'm thirsty. I believe it is the mortal side of God that said this. After a very mean punishment and a long journey to brought the cross he might be very tired and thirsty. Of course He was.
Last time I felt very thirsty was when I had the Medical Check Up test for Indosat employee. It was so exhausted. I ran for 1,6 Km for about 6 minutes. I was the 1st one actually that day who touch the finish line. Whatsoever, that time I felt thirsty so much. One thing that I thought that time is to drink a water. And as I walked from the finish line to the rest place I couldn't think any thing else. Just drink and drink. And as I arrived at the rest place, I grabbed the bottle of water and drank it so much indeed.
And so that I will create this part. I will take a few fasting time from drinking. Then I create the composition. I must be very thirsty for this. As I will know what is the feeling of Jesus that time.

Ibu inilah anakmu. Inilah Ibumu...
Lady this is your son. This is your mother. of course I will mix this two phrases as one part. This two phrases actually in the same condition. That time Jesus as God, touched by the tears of a mother. So that, He (as God) give her another son to love. It is John. And the vice versa, John, was pointed by Jesus (As God) to take care of Maria. So this part actually is about gift. God may did it accidentally, I don't know I can't explain, but it is sure, this part prove His love to all who love Him much.

I will continue other part later.

My problem is I'm not sure I chord of voices can bring this requirements. I'm afraid if the music fail to bring up the image. I hope it will be succeeded. I hope He will do it by His self for this works.


Tuesday, February 12, 2008

Want to Create A Composition

It was all started when I decided to create my own album. Yes I'd created some songs, four songs, as I told before in my previous blog, but I believe it must be not enough for an album. I imagined my album must consist of eight (8) songs, yes eight songs. The album is a sacred album.

Then I asked several of my friends to create me songs. One of my friend told me that he wanted to created a song which its lyric taken from Seven Jesus' Phrases at the Cross. I asked him twice about that, I thought it was a really good idea. I even encourage him to create choral composition for that. But, actually he didn't really make it. He just inspired.

However, that idea also inspired me to create a composition. I know. I'm not really good about the choral works. But, let's see it in good way, it's nice isn't it to create your own composition. One must be able to envy other choral works, even the simplest one, if he/she ever made his/her own composition. That's my basic mind so I dare to create.

And also, I want to give something to God this Good Friday. Special for him. I pray as Holy Spirit gives me wisdom so I can create the scores, which can blessed others.

Here are the 7 Phrases in Bahasa (I'll create the song in Bahasa)

+ "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?

+ Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.

+ Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.


+ Ibu, inilah, anakmu! Inilah ibumu!

+ Ya Bapa, ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.

+ Aku haus!

+ Sudah selesai.

Hmm... gak tau deh bakal jadi kayak apa komposisinya. Tapi yang pasti harus menggambarkan keadaan di sana deh kayaknya.

Hopefully it will be good.


Pemkot Jakarta Nggak Adil!

Secara gua adalah pengendara motor dengan jarak tempuh yang sangat jauh, secara juga perjalanan gua menempuh hampir seluruh Jakarta, dan secara juga gua dalam perjalanan tersebut mampu mengamati jalan-jalan di kota Jakarta dan perubahannya, maka gua mengambil kesimpulan:

PEMKOT JAKARTA GAK ADIL!

Bayangin aja, gua tuh melakukan perjalanan mulai dari rumah di Cilincing, Jakarta Utara, so pasti gua melewati Jl. Cilincing Raya. Di sana jalannya, alamaaaaaaaaakkkk, lubang semua. Parah banget. Udah gitu ketutupan air kalau hujan, udah deh yang ada seluruh kendaraan berjalan sangat pelan dan gak jarang juga nyemplung tuh ke lubang. Jangan salah yah lubangnya bukan segede bola tenis or sebagainya. Lubangnya itu udah kayak kolam ikan, dan dalem, dan berdiameter sekitar 1,5 meter. Gila apa. Kenapa gak sekalian aja pada suruh mandi di sana. Dan itu gak cuma satu yah. Besar lubangnya macem-macem dan banyak banget. Beneran. Hampir tiap 20 meter ada kali.

Terus gua lanjut ke Jl. Yos Sudarso (dulu dikenal dengan nama By Pass). Alamak. Macet berat. Mau tau kenapa. Lubang. Lubang. Dan Lubang. Udah gitu banyak truk ber-container lagi di sana. Maakkk... makin hari makin banyak lubangnya. Makin dalam dan makin besar.

Sama halnya dengan Sunter. Tapi di sana gua gak nemuin yang parah banget. Cuman ada satu lubang di sana. Mungkin karena gak terlalu banyak juga mobil berat yang lewat sana.

Begitu udah masuk lingkungan Jakarta Pusat, terutama Monas dsb. lubang udah mulai gak ada. Di Sudirman juga gitu. Anti lubang. Di Radio dalam juga gak ada. Dan yang paling keselnya di depan mall Pondok Indah juga gak ada lagi. Padahal, beberapa waktu yang lalu, sekitar 3 minggu lalu ada lubang di tempat itu. Sekarang udah mulusssss. Wacchaaa... Sebelnya rek'. Kalo di Selatan aja, begitu ada lubang, umurnya mingguan. Kalo di Jakarta Utara, umurnya bulanan. Dasar gak adil.

Udah gitu, udah tau ada kendaraan berat lewat sana, kualitas jalannya tuh gak pernah diperbaiki. Heran gua. Harusnya kalau Pemkot mau adil, yah, jalan-jalan di Jakarta Utara dibuat 3x lebih kuat dong. La wong yang lewat juga kendaraan-kendaraan monster. Buat jalan yang tahan hujan. Yang kalau air mengalir tidak terabrasi, tererosi, terkaprasi atau terurbanisasi bahkan (Hehe. Sangking keselnya tuh).

Yang adil dong jadi Pemkot. Masa gak adil sih. Gak keren banget. Weirdo!

Tapi gua yakinlah mereka pasti udah memikirkan itu. Semoga bukan hanya dipikirkan melainkan direalisasikan.

Maju terus Indonesia! Hahaha...


Monday, February 11, 2008

Soundforge 8.0

Punya mainan baru di rumah. Di laptop sih tepatnya. Namanya Soundforge 8.0.

Menurut gua ini software powerful abis. Apalagi buat gua yang super duper narsis ama suara sendiri.
Jumat lalu setelah gagal ikut Toefl, gua jalan ama Jimmy ke Glodok. Niatnya mau cari TV tuner. Tapi setelah mengetahui harganya mahal banget, gua jadi males. Kebetulan sempet liat software SF8 itu. Ya langsung beli. Abis itu gak lupa beli Microphone. Wuiss... lengkap deh peralatan.

Keren.

Abis itu gua cobain di rumah. Gua cobain ngerekam suara gua tanpa microphone. Eh, ternyata bisa. Kayaknya laptop gua udah ada mic internalnya. Lumayan, suara yang dihasilkan juga keras dan bersih. Senang mendengarnya.

Terus gua cobain satu lagu gua Rain in The Doom. Gua rekam gitarnya dulu. Terus vokalnya. Abis itu gua rekam backingvocal-nya. All by me. Keren deh hasilnya. Gua juga gak nyangka ternyata suara gua bisa sebagus itu. Abis itu file-filenya di-mix, digabungin. Ih, gak nyangka ternyata bagus juga.

Cuma ada satu yang kurang. Yaitu efek accoustic-nya. Kalau ada mungkin terdengar lebih bagus rekamannya.

Keren deh pokoknya. Seperti punya studio sendiri di rumah.

Hehehehe...

Blog ini pun Terbengkalai

Kalau blog ini terbengkalai berarti:

GUA UDAH MULAI SUKA AMA PEKERJAAN GUA.

Hihihihii...

Soalnya biasanya kalo gua udah gak ngerti sama pekerjaan gua, gua larinya langsung nge-blog. Dari pada pusing gua pikir. Nah, kalau sekarang makin getol aja nih ama pekerjaan. Alhasil blog ini jadi gak pernah dijamah.

Atau nggak ya emang gua lagi sibuk banget sampe-sampe gak bisa nyentuh nih blog sama sekali.

Kasihan kau blog. Hihihihi...

Wednesday, February 06, 2008

Denyut Rasa Hati

Denyut itu selalu menggangguku. Setiap saat.
Tiba-tiba dia menyerang dan aku terlena.
Dia muncul hanya sesaat lamanya kemudian hilang.
Denyut itu memberikan sensasi yang luar biasa.
Sensasi sesaat akan rasa sayang di hatiku.
Kadang juga rasa marah dan rasa kesal.
Denyut itu bukan denyut biasa. Itu berisi emosi yang luar biasa.
Malangnya, denyut itu di luar sadarku. Ia datang dan pergi sesuka hatinya.
Aku tak dapat mengendalikannya.

Ah... aku tahu,
Ia hanya berani pada kesendirianku.
Saat aku sibuk, saat aku dengan teman-temanku ia pasti tak berani menyerang.
Namun, dalam lamunanku aku tak kuasa menahannya.
Aku suka dengan denyut itu, tapi aku tak tahu apa efeknya terhadap diriku.
Akh... andai saja aku bisa selalu sibuk dan bisa selalu bersama orang lain, pasti denyut itu tak mampu menyerangku.

Tapi aku suka diserang denyut itu.
Kenapa pula aku mesti menghindar darinya.
Kenapa pula aku mesti menolaknya.
Aku suka denyut itu.
Aku bahkan menantikannya.
Mungkinkah dia berbahaya?
Atau aku hanya takut sesuatu yang emosionil.
Kenapa harus takut? Bukankah aku harus menghadapinya? Bukankah aku harus selalu mengeluarkannya. Emosi itu.

Hmm... Denyut itu.
Aku menyukainya.
Aku menakutinya juga.

Aneh.

Monday, February 04, 2008

Active Meter vs Comment

Buat gua untuk mengukur laju pengunjung di blog ini ada dua (2) cara.
1. Pakai Active Meter
2. Banyaknya Comment

Active meter ini adalah counter gratisan yang bisa menghitung setiap pengunjung yang mengakses halaman di blog gua. Hari demi hari counter itu tambah terus dan memperlihatkan sudah seberapa banyak halaman gua diakses orang. Posisi saat ini sekitar 7000-an pengunjung. Selain itu juga ada beberapa fitur yang lain yang menarik. Misalnya halaman yang paling laris dikunjungi, atau juga negara-negara atau kota asal pengunjung. Pokoknya lengkap deh datanya.

Kalau comment udah jelas. Komentar pengunjung. Sebenarnya gua lebih suka komentar yang banyak dari pengunjung, karena itu membuktikan tulisan gua menarik untuk dibaca. Sayangnya, gua tuh sekarang udah puas dulu melihat pengunjung yang banyak. Alhasil gua kurang terpacu membuat tulisan yang berkualitas. Yang paling parah, gua bahkan puas melihat rate blog gua naik tanpa gua perlu menulis lagi. Makanya makin terlantar aja nih blog. Dan emang gua lagi agak sibuk juga.

Pastinya sih, kalo emang gua pengen menjadi penulis beneran nantinya, gua mesti memproduksi tulisan-tulisan nan berkualitas, nan menarik ataupun mengulur (naon sih...) secara konsisten.

Hopefully.