Friday, September 28, 2007

Garuda Meraih Untung


Beberapa waktu yang lalu gua baca di majalah Garuda (majalah intern Garuda Indonesia) kalau Garuda meraih untung hampir sebesar Rp.150,- miliar tahun ini. Padahal tahun-tahun sebelumnya Garuda Indonesia selalu mengalami defisit. Hmm… mendengar hal ini gua sebagai penumpang setia Garuda, dan sebagai bangsa Indonesia, merasa bangga.

Kesan gua sendiri (bukannya promosi lho…) terhadap maskapai ini adalah, kalau katanya Garuda
Gagah di Angkasa
ternyata ada benernya juga. Setiap gua naik Garuda kesannya gagah gitu lho. No offense to other airlines. Walopun gua sendiri gak memungkiri kualitas keselamatan penerbangan Indonesia memang masih rendah. Tapi setelah gua membaca artikel penelitian seorang dosen ITB, yang mengatakan pemeliharaan pesawat-pesawat Garuda paling baik di tanah air, membuat gua sedikit percaya sama penerbangan ini. Kebetulan ada temen gua juga yang kerja di GMF (Garuda Maintenance Facilities), dan orangnya pintar, muda dan cantik, plus suaranya bagus (hehe) jadi gua makin percaya sama Garuda.

Kalo gak salah juga waktu gua kuliah Manajemen Industri tahun 2005 lalu, dosennya adalah salah satu auditor dari kinerja Garuda Indonesia. Waktu itu tim tersebut, yang diketuai dosen gua itu (lupa gua namanya), mengatakan bahwa Garuda perlu memotong jalur-jalurnya terutama jalur-jalur ke Eropa yang memang sedikit penumpang. Padahal pada jaman itu Garuda terkenal dengan satu-satunya maskapai penerbangan nasional yang menjelajah ke seluruh bumi. Tapi ya dari pada Garuda Indonesia gulung tikar?? Ternyata bapak itu benar juga. Setelah 2 (dua) tahun berlalu akhirnya kerasa juga efeknya. Garuda Indonesia meraih untung. Seneng deh gua kalo perusahaan nasional bangkit.

Cuma gua ada sedikit kritik buat Garuda. Waktu itu gua naik penerbangan malam Jakarta-Surabaya, pramugari/a-nya kemeja dan jas-nya sudah agak kotor. Gak terlalu lecek sih. Udah gitu senyumnya kelihatan capek banget, terkesan dipaksakan. Gua bisa mengerti sih kalo mungkin pramugari/a itu udah bekerja seharian untuk melayani penumpang, cuma ya kalo Garuda mau naik dan gagah di angkasa lebih lagi ya berarti Garuda Indonesia harus menutup semua kemungkinan kegagalan, menutup semua pintu-pintu kompromi kekalahan. Garuda Indonesia harus lebih detail lagi dalam mengoreksi dirinya sendiri dalam melayani. Dan ini berlaku di semua aspek pelayanan yang dilakukan. Lagi gua iseng banget merhatiin aja. Haha.
Sayang Garuda juga terkena dampak embargo penerbangan tanah air oleh Uni Eropa. Jadinya kan gak bisa ke Frankfurt naik Garuda nih...

Ayo para pekerja Garuda yang membaca ini lebih semangat lagi membangun penerbangan kita tercinta itu.

Viva to Garuda, thanks for your service
Viva to Indonesia

Thursday, September 13, 2007

Tujuan Anda Diciptakan

Keluarlah dari batasan-batasan diri anda dan bacalah
Sebagaimana saya keluar dari batasan-batasan diri saya dan menulis ini

Some people care about this
Some people don’t

Gak tau kenapa tapi banyak orang yang belum mengetahui pentingnya hal ini dalam menjalani kehidupan. Ada yang sudah tahu. Banyak juga yang sudah tahu tapi memilih tidak tahu, namun sedikit sekali yang memilih tahu dan menjalankan.

Segala sesuatu pasti ada tujuannya kalau diciptakan. Entahpun itu cuma sekedar sebagai penghias, penambah rasa, penambah nilai estetik. dsb. tapi pasti ada gunanya. Sekalipun keberadaannya tidak secara langsung membawa dampak, tapi sebenarnya kalau ditelaah lebih jauh pasti ada gunanya. Misalnya usus buntu. Sampai sekarang bingung juga apa gunanya usus buntu ada di dalam tubuh manusia. Tapi yang pasti ada gunanya. Minimal saat orang terkena penyakit ini, orang itu akan mengingat pada sang ilah dan berserah kepadanya. Atau dengan setelah operasi usus buntu, sang pasien makin menjaga pola hidupnya. Bisa jadi. Mungkin tidak secara langsung, namun ada gunanya.

Demikian pula kita diciptakan. Siapapun manusia, pasti ada tujuannya dicipta. Misalnya saya kalo mencipta lagu, pasti itu ditujukan untuk ketenangan hati gua. Dan siapapun DIA yang di sana yang mencipta kita, gua yakin persis kita diciptakan untuk kepuasanNYA. Kepuasan sang pencipta. Dan apakah itu kepuasan sang pencipta??? Inilah yang harus kita temukan.

Kalau anda belum pernah menyadari hal ini
Sebaiknya anda mulai menanyakan hal ini kepada siapapun yang anda yakin sebagai pencipta anda
Kalau anda pernah menyadari hal ini namun enggan melakukan
Sebaiknya anda mulai menanyakan lagi karena what life could be without knowing this
Kalau anda pernah menyadari hal ini dan telah menjalankannya
Sebaiknya anda terus menanyakan hal ini terus-menerus setiap saat karena hal ini akan terbuka perlahan demi perlahan, tidak sekaligus. Kita harus menyingkap misteri ini sedikit demi sedikit

Mungkin yang menjadi pertanyaan besar adalah apakah manusia itu dicipta untuk kegunaan yang spesifik? Atau itu hanya fungsi general saja.
World peace
misalnya. Gua sih yakin yang mencipta gua tidak mencipta dengan sembarangan. Tidak seperti pabrik rokok yang semuanya diciptakan seragam dan gak ada unik-uniknya satu dengan yang lain dan yang jalan hidupnya semua sama melalui fasa yang sama. Ada kesempatan sih manusia dicipta sebagai begitu (kalau dilihat dari skala yang sangat besar), namun kalau telaah lebih detail, manusia terlalu unik untuk dianalogikan dengan rokok. Dan juga rokok tidak diikuti selama jalan hidupnya oleh penciptanya, kalau manusia, bagaikan program, ditongkrongkin terus tiap hari kalau-kalau perlu ada peng-coding-an ulang secara tiba-tiba kalau ada kerusakan. Dan kalaupun hal ini juga masih membuka celah untuk disanggah, I dare to say, penciptaan manusia jauh lebih dahulu dilakukan ketimbang rokok ataupun program. Jadi kalaupun memang pernyataan gua salah, hal ini karena manusia selalu menganalogikan produksi rokok atau program kemudian dibandingkan dengan jalan kehidupan. Itu tidak adil, kalau perbandingan ini tidak implikasi. Membandingkan hidup manusia dengan hidup rokok adalah salah, kecuali sebaliknya. Yang meniru pasti yang datang belakangan, bukan yang depan.

Apa yang gua percaya adalah, gua dirancang sedemikan rupa. Teramat detail (bagai arsitek sedang membuat rancangannya), sangat detail. Segala sesuatunya diperhitungkan dan segala kumpulan-kumpulan pilihan (sebab hidup adalah soal memilih) telah pencipta gua kuasai. Bagaikan suatu tempat, pencipta gua tidak lagi melihat peta tapi sudah menguasi betul jalan-jalan di tempat itu. Dia sudah tau seluruh kemungkinan gua dan Dia juga tahu jalan keluar dari setiap pilihan yang salah.

Cuma ada satu syaratnya. Bertanya. Sebab dengan bertanya berarti kita percaya, dan kalau kita percaya berarti kita berserah.

Jadi mulailah bertanya.

Gimana Sih Caranya Agar Suka Membaca?

Gimana sih caranya agar suka membaca?

Gua ternyata punya kebiasaan buruk. Gua kalau baca cuma selintas lalu aja. Banyak hal-hal yang gua lewatkan. Gak tau kenapa. Rasanya malas untuk membaca sesuatu itu dengan seksama. Bener-bener dimengerti maksud detail dari seorang penulis memilih kata atau kalimat itu. Cara baca gua cuma membaca garis besar atau ide utama dari tulisan aja. Rasanya itu kurang baik deh nurut gua. Gua lebih suka ama yang baca dengan detail sebenernya, walopun gua gak tau kenapa gua jadi begini kalo baca.


Padahal kan kalo gak suka baca, kata Tantowi Yahya, dekat dengan kebodohan, dekat dengan kemisikinan.


Gua juga emang lahir di tengah keluarga yang bukan pecinta membaca. Palingan gua ama Kakak gua yang kedua yang suka baca. Itu pun novel (ternyata baik juga yah baca novel itu, minimal suka baca). Informasinya kadang kurang. Iyalah, yang dibaca Wiro Sableng gitu lho... Hehe.


Gua tuh pengen banget bisa membaca yang cepat, mengerti detail, dan ini yang terpenting, gak cepat bosan. Soalnya kalo bosan biasaya langsung gua lewatin aja. Hiks.


Gimana yah caranya?


Dijadwalin Ke Malaysia

Bulan depan gua dijadwalin ke Malaysia. Tapi sejujurnya gua agak kuatir juga sih. Selama beberapa hari nanti gua di sana gua bakal baik-baik saja nggak yah. Mengingat kejadian wasit karate yang baru-baru ini dipukuli di sana.

Gua sih kalo boleh memilih di Thailand or tetep di Indonesia aja sekalian, dari pada di Malay. Tapi enak juga sih ya... sekalian pelatihan sekalian jalan-jalan juga. Penyegaran jiwalah dari kesibukan kantor.

Mungkin sebaiknya dari pada gua fokus kekuatiran gua itu lebih baik gua fokus sama materi pelatihan gua. Supaya begitu di sana gua udah punya bayangan apa yang akan dilakukan. Ya, kayaknya itu lebih baik.

Mungkin untuk mengatasi ketakutan gua selama di sana gua akan bawa paspor terus deh. Dari pada kenapa-kenapa.

Sedia payung sebelum hujan, sedia paspor sebelum ditanya-tanya

Hehehe...

Emang Susah Kondisi Negara Ini

Emang susah kondisi negara ini. Setelah gua membandingkan antara sistem di Multinational Company yang sekarang gua tinggal dan Local Industry sebelum perusahaan gua yang sekarang ini, emang keliatan banget ada jarak yang sangat jauh antara keduanya.

Dari sistem keteraturan jangan ditanya deh. Di MNC tuh rapih teratur banget. Sumber daya manusia yang berani dibayar juga gak tanggung-tanggung. Pelatihan-pelatihan yang dikasih ke pegawai juga banyak. Belom lagi biaya riset yang wuiddiiihhhh gak kehitung.

Sementara kalo di Industri lokal, hiks. Terseok-seok. Berusaha serapih mungkin, seteratur mungkin, namun sulit. Berusaha meningkatkan biaya riset, mentok di modal. Wuiiihhh... emang sulit. Mana industri lokal di negara ini satu demi satu berguguran lagi. Dan herannya, gak semua orang menyadari ini. Bahkan, pemuda-pemuda pilihan bangsa pun sepertinya sudah lupa sama sekali akan hal ini. Banyak yang terlena dengan bayaran dan gaji tinggi yang ditawarkan MNC. "Ya iyalah, dari pada hidup miskin melarat terus kerja diperusahaan lokal, mending cari yang gajinya tinggi." Giling segitunya kebutuhan manusia akan uang.
Tapi bukannya mustahil. Hal seperti ini hanya membutuhkan ketekunan aja. Siapa yang memilih tekun pasti berhasil.

Gua sendiri pengen banget mengambil langkah aktif meningkatkan devisa negara (walaupun kecil banget) lewat industri dalam negeri. Kira-kira industri apa yah??? Belom punya modal, belom punya pengetahuan. Mungkin sebaiknya gua lakukan apa yang terbaik dari apa yang gua punya sekarang dulu aja. Nti kalau ada kesempatan, akan gua usahakan sekuat tenaga gua. Gua yakinlah, kalau untuk tujuan mulia, pasti dibantu Tuhan.

Viva to Indonesia.

Monday, September 10, 2007

Gigi Geraham Belakang Tumbuh

Gigi geraham belakang gua tumbuh. Sakit banget. Gua juga heran kenapa baru tumbuh. Banyak yang bilang tumbuhnya geraham belakang terkait dengan mulai dewasanya seseorang.

Kalo mengikuti pernyataan tersebut, kondisi gua saat gigi gua mulai tumbuh adalah, saat gua sedang sangat stress. Testing & Commissioning my first RNC, alone. Parah banget deh. Masih banyak ketakutan-ketakutan gitu. Tapi harus tetap dicoba. Dari pada nggak sama sekali.

Jadi bisa disimpulkan:
Gigi geraham tandanya kedewasaan
Kedewasaan tandanya stress berat
jadi Gigi Geraham Belakang tumbuh karena stress berat.

Induksi kalimat yang aneh...

Tapi hal itu memang terjadi, setidaknya pada gua. Gua yakin pengalaman orang mirip-mirip.
Kalau anda gimana?? Mirip-miripkan??

Friday, September 07, 2007

I really miss those affections

Affectionate...

In this really heavy works time, I don't know why, but somehow my need of affection grow very high. May be it's because the tension of works clasp me. Every time I end my day at dawn I become very melancholic. I am forced by my own mind to remember all those happy moments, all those affection moments. I permitt my own heart, my own mind, my own soul to do that. I need it.

In this kind of heavy lot, I admitt I need more love. I can not resist it. I just need it. Honestly, I start to dig my history and I create my own fantasies, with my own scenarios, just to gratify my soul and my heart. I correct the past with my own stories, and I create things in the future as if I am God.

I wonder, lot of people fall down in this kind of moment. The time catch the need of affection with high pace, so that, some people use short cut to fullfil their needs. They choose drugs, they choose sex, they choose gun, they can choose anything. I also choose. My choice is to meet people I love. My family, my best friends, my partners.

Hmm... I admit, once again. I'm in the really stressfull moment. I need those affection. I ask God to fullfil it for me. I know HE will answer. For I believe, HE is my best friend.

RNSBY02

This thing suddenly made my life crazy. I became brainsick and forgot to eat.

This thing is my first real work in my new company. I used to work with my senior in my first RNC. Actually, this is my second one.

During this lunatic time, I kept wondering, gosh it might be glad if Pak Didik, or Pak Erwien, or Pak Arief, or Hardwin were there with me. Things might be better. Things might be fresher by their jokes.

But it wasn’t. I need to do it alone. Of course with accompany via phone. But still, I was alone, alone with a thousand questions in my mind about this equipment.

Thanks to all Telkomsel team (Pak Yudi and Prima, Ridwan) that gave me the support. It was very glad they were there.

Panic moment ever came up, chased by the deadline. I pray to God to help me. HE did helped me.

Monday, September 03, 2007

Wild Wet Core - Department Outing

Things will never be the same again from now

Bali, week 35, we altogether out for Bali and spent 3 nights there. It was such a great time. Absolutely fun. Extreme sports and also beautiful views.

Bali, still, will never disappoint its tourists. Always satisfying. The name is Bali.

The same atmosphere, mystique atmosphere, I could felt there. So many mysteries around there. In the ground, in the air, in the water, in the sky. They altogether shaped Bali to be a really nice place.

Local people around there are not really warm. It was just average. The beauty of Bali has no connection with them. Bali creates itself to be good place. It’s just the nature.

Imagine, a vacation, in Bali, in a big group, 53 persons together. We usually placed in one small cubical room, but then we were in the jungle, we were in the river, we were on the bay, we were in the nature. Things will never be the same again from there. We knew much each other from there. We laugh together. The very real person came up one by one. We all better than we are in the office. We all actually are fun people. It’s good to know that.

Office will never be the same place again.

Imagine, you are on the river, big ripple river. And you are sitting there, on a boat without safety belt, tight you to the boat. You just have a rope circling the boat to hold.
Yes, I’ve been there. I had the accident. Felt into the river together with my friend. Wet, but without fear at all. It’s all just fun.

Imagine, you are 10-20 meters high from ground. You jump from one rope to another with just 2 safety ropes. You walk in just one single rope and hold to the parallel rope. You walk like a spider at net, but 10 meters high from ground. You jump from one step to another, very high. Extreme sport. Or you swing from one tree to another just by one rope.
It was beyond my limit. Out from my limit.
I never imagine I could ever do that. I’ll try the more extreme one next time.

It was Bali, which unites us. It was its air. It was its sceneries. It was its flowers. It was its green. It was Bali.



Untung pergi ke Bali:

- Bisa mengenal anak-anak core. Jadi lebih enak nih di kantor
- Bisa liat cewek bule yang seksi-seksi. Ah...
- Bisa menikmati indahnya Bali. Fabolous.
- Jalan-jalan dibayarin. Enak banget kan yah.
- Banyak dapet hadiah, walopun gua gak dapet satupun.
- Diceng-ceng-in ama sekretaris baru yang cantik. Cuit.. cuit..
- Jadi gak norak. Hahahaha...
- Tambah gemuk. Banyak makan.
- Banyak diskusi masalah pekerjaan di sana. Nambah banyak ilmu. Keren.
- dll

Rugi ke Bali:

- Duit gua habis.. bis.. bis.. bis.. bis.. bis.. bis.. bis.. bis.. gara-gara beliin oleh-oleh untuk orang-orang. Wuiiihhh...


Wild Wet Core
Core, Transport, Netman
Department Outing
Bali
29th August - 1st Sept
2007